~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 56) ~

jembatan-barelang-img.jpg<br

Wanita itu berlalu dariku dengan mimik sedikit kesal lantaran diriku nggak mau menanggapinya dengan serius. Aku pun melanjutkan pekerjaan dengan pikiran yang sedikit rancu. (episode 55 yang lalu).

Peluh sudah membasahi tubuhku hingga gerah kurasakan. Ya, ruangan tempat kami bekerja terasa gerah sekali karena ac yang terpasang sedari tadi mati. Entahlah, sebenarnya ada beberapa orang maintenant yang aku lihat memperbaiki ac-nya, tapi sampai menjelang siang itu pendingin ruangan belum juga kelar dikerjakan.
Aku menoleh ke arah pekerja wanita yang sedang sibuk dengan barang produksi. Kulihat wanita itu menoleh kearahku, nggak ingin dianggap mencuri perhatian, aku langsung memalingkan pandangan.

Tak terasa bell istirahat sudah terdengar, kutinggalkan ruangan kerja untuk selanjutnya mengambil botol air minum yang tersimpan di locker.
"Hei mas, jadikan nanti ketemu dia?"
"Maksud mbak?"
"Ehmmm, nanti kita ketemu di kantin saja, jam makan siang, ok?"
Wanita tadi langsung meninggalkan diriku dengan terlebih dulu menyenggol bahuku sebelah kiri.
"Ada-ada saja itu si mbak. Ah biarlah,"
Aku kembali lagi ke tempat semula dimana diriku sedang mengecek barang-barang produksi. Jam istirahat yang hanya 10 menit itu sangat terasa kurang buat kami yang sudah kelelahan karena gerah dalam ruangan. Namun begitu kami harus meneruskan pekerjaan dengan sebenarnya jika tak ingin mendapat teguran sang atasan.

'Klotak!' Aku menoleh, sepertinya ada yang sengaja melemparku dengan sesuatu. Aku mencari asal lemparan itu. Di seberang mesin kulihat dua wanita cekikian seperti sedang menertawakan diriku.
"Mereka kah yang melempari aku? Ah biarlah,"
Aku membiarkan apa yang mereka lakukan sengan melempari diriku, jika diriku menanggapinya bisa jadi nanti ketahuan leader dan dapat teguran keras, maklum... peraturan kerja di tempat tersebut sangatlah ketat. Namun begitu sering aku merasa heran, aku lihat beberapa karyawati yang cekikian dan mereka biasa-biasa saja, nggak takut dimarahi atasan.

"Hei, ngalamun saja!"
"Ah nggak. Ada apa mbak Sulis, eh mbak Lusi.
Eh, nama mbak yang benar mana, Sulis apa Lusi sih?!"
"Sama aja mas, mau Lusi, Sulis, terpenting nanti kamu temui itu Silvi, ok?!"
Aku terbengong saat karyawati itu kembali berlalu dari hadapanku dengan begitu cepat. Aku nggak habis pikir kenapa ia selalu bilang begitu agar diriku menemui Silvi? Siapa Silvi itu sebenarnya? Ah entahlah, aku melanjutkan pekerjaanku segera karena kulihat langkah pak Wiguna sudah mendekati pintu ruang produksi yang saat itu terbuka. (*)

(bersambung ke episode 57).

3 Responses to "~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 56) ~"

  1. мαdυмσє вlσg16 Agustus 2016 pukul 13.16

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/novel-cintaku-merintih-di-pulau-batam-e-28.xhtml

    BalasHapus
  2. Hiraukan mereka yang seperti itu,mereka bangga padahal status sama :evil:

    BalasHapus
  3. waduh sudah episode saya ketinggalan jauh nih

    BalasHapus