Cerpen: Jika Cinta Menuntut Keperawanan

Jika Cinta Menuntut Keperawanan

"Kenapa menangis Dil?"

"Tidak apa-apa, Bu," Jawabnya dengan mengusap air mata saat sang bunda menanyai. Gadis tersebut sesungukan, dia menatap lantai rumah dengan tatapan kosong. Batinnya merana, hatinya terisis. Sakit yang ia rasakan teramat sangat setelah lelaki itu meninggalkan dirinya. Cinta yang telah lama terjalin pun kandas di tengah jalan. Impan menikah yang sebentar lagi rasanya terwujud pun terbang bersama dusta laki-laki itu. Kini Dila menelan getir sendiri dalam kekalutan.
Gadis itu mendongakkan wajah ke atas. Di tatapnya langit-langit rumah yang disana-sini terdapat noda bekas kena air hujan, pun sudah pudar warna polesan cat-nya.
Sang bunda menatap sedih pada Dila, beliau tahu betul bagaimana hancurnya perasaan sang anak karena si Jarwo, dulu pacarnya Dila.
Jarwo tiba-tiba saja membatalkan acara pernikahannya dengan Dila yang sudah tersusun rapi sejak sebulan yang lalu. Lelaki tersebut secara mengejutkan membatalkan apa yang sudah disepakati bersama dalam sebuah perundingan kekeluargaan jauh hari. Apa yang dikatakan Jarwo pada Dila memang sangat mengejutkan dan membuat lara.
Laki-laki berbadan tegap tersebut mengatakan sangat kecewa pada Dila yang kemudian diketahui sudah pernah melakukan hubungan intim dengan pria lain.
Hal ini diketahui Jarwo saat dirinya menggauli Dila pada malam itu, meskipun mereka sendiri belum syah sebagai sepasang suami istri.
Jarwo sangat kecewa, apa yang dia rasakan sangat berbeda dengan apa yang teman-temannya ceritakan. Saat dia meniduri Dila, Jarwo tidak merasakan sempit dan susahnya memasukkan sesuatu kepunyaannya. Dan yang ada adalah langsung bisa masuk tanpa ada hambatan dan kesusahan seperti yang teman-temannya katakan.
Ya..., Jarwo sangat kecewa dengan Dila yang katanya sudah tidak suci itu. Lelaki tersebut diam menatap langit-langit kamarnya. Dia menghempaskan rasa kesal di dada ke ruang kosong, sementara Dila menatap kekasihnya dengan tatapan tidak mengerti dalam melihat mimik wajah Jarwo yang seperti kesal dalam umpat.

"Maaf mas, kamu kenapa?" Tanyanya Dila sembari menutup tubuhnya dengan seprai. Lelaki di dekatnya menoleh sekelebat, kemudian memalingkan wajahnya dari Dila. Dia bergumam dalam menahan rasa kecewa.
Dipandangnya foto Dila yang tertempel di dinding kamar Jarwo, laki-laki tersebut memejam dengan tangan mencengkeram kuat sisi ranjang. Jarwo geram, lantas dia bilang pada gadis jelita di sampingnya jika ia kesal karena Dila sudah tidak suci. Mendengar ucapan Jarwo, Dila terdiam. Dari sudut mata gadis ayu tersebut mengalir butiran bening yang kemudian membasahi pipinya.
Gadis ayu bermata bulat tersebut menarik nafas, dia menjelaskan apa yang telah terjadi pada dirinya sebulan yang lalu dimana waktu itu ia sedang berjalan sendiri di sebuah gang kecil nan gelap dari penerangan lampu jalan ataupun sinar rembulan. Tiba-tiba dari belakang ada yang menyekap tubuhnya dengan menutup mulut cewek tersebut. Dila meronta berusaha melepaskan sergapan kuat tersebut, tapi apa daya kemudian ia merasakan persendiannya lemas dan tak sadarkan diri. Orang itu telah membius Dila, wanita itu kaget saat dirinya tersadar berada di sebuah tempat dengan pakaiannya acak-acakan dan ia merasakan sakit pada alat kelamin.

Jarwo memandang wajah Dila sebentar, lelaki tersebut kemudian menyuruh gadisnya untuk pulang. Apa yang di ucapkan Jarwo tentu saja membuat Dila bertanya, wanita itu mengernyitkan dahi tak mengerti, tidak biasany Jarwo sang kekasih menyuruh dirinya seperti itu dengan mata melotot. Gadis ayu itu menanyakan pada Jarwo kenapa ia menyuruh pulang, tapi lelaki bertubuh tegap tersebut malah mencak-mencak dan mengatakan jika dirinya akan membatalkan pernikahan karena Dila yang sudah tak suci lagi.
Tidak mau sang kekasih semakin marah, Dila pun keluar dari kamar Jarwo. Gadis tersebut sangat mentayangkan tindakan Jarwo atas kenyataan yang ada pada dirinya. Dila mengira bahwa Jarwo akan menerima apa yang telah hilang pada dirinya karena perbuatan bejat orang tak dikenal itu, tapi nyatanya Jarwo telah menuntut keperawanan itu.
Perasaan Dila sangat perih, ingin ia menjerit menuntut kegadisannya dikembalikan, tapi menuntut pada siapa? Semua telah terjadi, mahkota yang selama itu dijaganya dengan hati-hati akhirnya raib direnggut si durjana tak bermuka.
Langkahnya gontai menuju rumah, batin Dila penuh sesak dengan kekecewaan, amarah juga umpatan pada nasib. Dihempaskan tubuh rampingnya di kursi. Gadis itu sesungukan menahan getir, dia mengusap air mata saat sang ibu menghampiri dan duduk di sampingnya.
Beberapa jam kemudian Jarwo menelfon Dila, lelaki itu memaki-maki gadis itu dan mengatakan kalau hubungannya putus disaat itu juga. Jarwo tidak memperdulikan dengan rencana bersama yang sudah matang bahwa sebulan lagi mereka akan menikah, pria tersebut kemudian bilang pada Dila jika dirinya akan pergi dari kampungnya. Apa yang dikatakan Jarwo memang ia lakukan, pria itu meninggalkan kampungnya dan pergi entah kemana, sampai sekarang pun tak ada kabar tentang keberadaan Jarwo. Akhirnya Dila kembali merana dengan semua keputusan Jarwo, gadis tersebut kini terkatung oleh sebuah cinta pada lelaki bernama Jarwo yang meninggalkannya lantaran merasakan bahwa Dila sudah tak suci lagi. Lelaki itu menuntut keperawanan si Dila untuk cintanya. (*)

mau-cara-cepat-kaya.jpg

Cerpen lainnya: Kami Gagah Bersama Pramuka.

2 Responses to "Cerpen: Jika Cinta Menuntut Keperawanan"

  1. мαdυмσє вlσg15 Januari 2016 pukul 10.38

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerpen-jika-cinta-menuntut-keperawanan.xhtml

    BalasHapus
  2. Satria Tujuh Salju15 Januari 2016 pukul 20.35

    Parah juga yaa sijarwo sudah dapat enaknya ngeles pake segala kesucianlah dibawa2... kaya dirinya suci saja yaa!! sob. :mrgreen: Jadi intinya yaa! Mungkin adalah suatu trend di jaman sekarang bahwa mempertahankan keperawanan bukanlah suatu hal yang mutlak. Banyak lelaki yang manganggap bahwa perawan bukanlah suatu keharusan untuk pasangan nikahnya kelak, sebagian wanita pun berpikir kenapa saya harus mempertahankan keperawanan toh banyak lelaki yang menganggap bahwa perawan bukanlah suatu keharusan, perawan adalah nilai plus saja dan tidak perawan bukanlah suatu kenistaan lagi.... Berbeda dengan jarwo mau enaknya nggak mau anaknya... :mrgreen: ..

    BalasHapus