~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 51) ~

jembatan-barelang-img.jpg<br

"Ah kamu mas, iiihhh," Satu cubitan kecil Dewi daratkan ke lenganku, dia kemudian tertawa. <== (episode 50 yang lalu).

"Lihatlah Bulan di atas sana itu Wi. Dia menggantung dan bersinar terang dengan taburan gemintang diantaranya. Indah sekali bukan?" Dia mendongak ke langit, kemudian tersenyum.

"Iya mas, sangat indah sekali,"

"Dan seindah dirimu kan Wi?"

"Tidak ah, aku tak seindah Bulan dan Bintang itu. Aku hanya gadis kampung nan jelek dan kesasar ke Batam ini," Dia menatapku, seakan hendak menjamah hatiku. Dan aku tidak menepisnya, melainkan membalas tatapan matanya nan sayu tersebut. Seketika jiwaku berdesir oleh sebuah makna tersirat dari wajahnya.
Tanpa tedeng aling-aling lagi, kembali aku menyatakan perasaan yang selama ini menggantung.

"Dewi, sungguh lemari hatiku telah penuh sesak oleh rasa terhadapmu, yakni rasa cinta dan sayang. Dan malam ini, aku hendak mengatakan kepadamu untuk yang kesekian kalinya kalau aku sangat mencintaimu,"

"Maafkan aku mas Zacky, kiranya aku belum bisa menjawabnya.
Biar bagaimanapun kami masih ada jalinan meskipun dia telah menodainya,"

"Maksudmu dengan dia menodainya?"

"Ya, dia telah main cewek dijauhan sana. Tapi aku masih menunggu keputusannya karena aku tidak mau memutus sebuah hubungan. Biar dia saja yang memutuskan diriku. Aku harap mas Zacky bisa mengerti dengan keadaanku,"

"Ok Wi, tidak apa-apa," Aku terdiam, kupandangi hamparan rumput di halaman Dormitori, dan sepertinya memang tak baik jika diriku menjadi ilalang diantara rumput menghijau itu.

Waktu terus merangkak, kini telah pukul sembilan malam dan aku harus segera pulang karena diriku tak ingin mengganggu penghuni Dormitori dengan berlama-lama disitu.
Aku pamit pulang. Aku berdiri dan hendak melangkah pergi, tapi lenganku dipegang olehnya seraya berkata 'tunggu dulu'. Aku pun kembali duduk di bangku tersebut.
Gadis berkulit sawo matang berambut panjang itu memandangku dengan seksama. Dia menggenggam jemariku, sedetik kemudian kulihat kedua matanya berkaca-kaca.

"Kamu kenapa Wi? Adakah kata-kataku yang telah membuatmu seperti itu?"

"Tidak kok mas. Aku hanya terharu atas ketulusanmu.
Entahlah, haruskah aku menerima cintamu malam ini mas...," Suaranya mendadak berubah serak.

"Cinta yang tulus tidak harus dijawab segera Wi. Biarkan perasaan dan hatimu menyelami terlebih dulu atas apa yang aku ungkapkan tadi.
Emmm, kamu perlu istirahat, begitu juga aku. Besuk kita kan sama-sama masuk kerja, jadi ijinkan aku untuk pulang, ya," Dia mengangguk, senyum simpul kulemparkan kepadanya, kemudian aku melangkah menuruni tangga Dormitori itu.

Meskipun Dewi belum menyatakan perasaannya terhadapku, tapi aku sudah cukup senang karena dirinya bisa menyelami perasaanku, meski baru sedikit.
Disepanjang perjalanan pulang, diriku selalu memikirkan Dewi, gadis manis yang aku cintai itu. Dalam hatiku berkata, aku tak akan pernah menduakan dirinya jika cintaku benar diterimanya.
Tidak terasa mobil Taxi yang ku tumpangi hampir sampai dimana aku akan turun nanti, aku pun bersiap diri.
Baru saja aku turun dari taxi, diriku terkejut, hp di kantong celanaku tidak ada saat aku raba.

"Hpku! Aduh, dimana ini hp?!
Oalaaa, ternyata di saku jaket toh! Hampir saja," Aku terkekeh sendiri.

(bersambung ke episode 52).

Temukan kejutanmu disini!

1 Response to "~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 51) ~"

  1. мαdυмσє вlσg5 Desember 2015 pukul 13.52

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/novel-cintaku-merintih-di-pulau-batam-e-18.xhtml

    BalasHapus