~ Cerita: Sepotong Kenangan Di Bledug Kuwu ~

sepotong-kenangan-di-bled.jpg<br

Sepotong Kenangan Di Bledug Kuwu.

Seorang remaja laki-laki duduk sendiri ditepi aliran sungai kecil,yaitu aku. Sesekali kedua kakiku aku mainkan kedalam air yang mengalir bening tersebut.
Aku menghela nafas panjang ketika bayang wanita cantik bermain nakal dipelupuk mata.
"Aku harus ketempatnya segera. Ya segera!" kataku lirih diujung bibir. Aku mencuci cangkul yang tadi kubuat mencangkul pada petak-petak sawah milik orang tua.
Dengan cangkul dipundak serta pakaian yang basah,aku menaiki sepeda kayuh yang sedari tadi aku onggokkan di pinggiran jalan dekat sawah.
Aku senantiasa mengembangkan senyum tiap berpapasan dengan orang lain meski rasa capai diseluruh tubuh,karena memang aku seorang yang ramah.

Aku segera membersihkan tubuh dengan air yang kutimba dari sebuah sumur di rumah.
Setelah mandinya selesai,dengan bersiul-siul aku memakai pakaian seadanya.
"Ah besuk saja aku kerumahnya,karena sekarang hampir petang" kataku yang lantas merebahkan tubuh.
"Lis,seperti apa kamu sekarang?
Sudah lama sekali kita tidak ketemu.
Lis,aku akan memenuhi janjiku padamu waktu itu,kalau aku akan ketempatmu,meskipun jarak rumahku dan rumahmu sangat jauh.
Lis,kuharap kamu masih ingat akan wajahku setelah cukup lama kita terpisahkan" ucapku sambil memandangi foto gadis berwajah ayu yang kupegang. Kubalik foto tersebut dibagian belakang,disitu masih ada nama dan alamatnya.
Nama dan alamatnya masih terlihat jelas dan kuhafalkan,biar nanti aku tidak kerepotan saat bertanya pada orang ditempat sekitarmu sana,gumamku.
Malam telah tiba dan aku semakin tidak sabar menunggu pagi,karena besuk aku akan kerumahnya.
Aku menimang-nimang sebuah hp pemberian kakakku,ingin aku menelfon pujaan hatiku nan jauh disana,tapi aku tidak punya nomer phonselnya.
Aku sendiri kenal dia sudah 9 tahun yang lalu,yakni disebuah tempat permainan (Video Game) disebuah pinggiran Kota Semarang.
Perkenalan kami terbilang singkat,yakni satu bulan kenalan,ngobrol-ngobrol biasa yang berlanjut pada ungkapan isi hati atau ungkapan jatuh cinta.
Dia menerima cinta dariku,namun belum lama aku merasakan manisnya sebuah cinta bersama dia.. Dia kemudian pamit pulang kerumahnya dengan alasan Ibunya sakit.
Dengan berat hati aku melepas kepulangannya,dia hanya memberikan selembar pucuk surat,sebuah foto yang terbungkus rapi dalam amplop putih beraroma harum melati sebelum dia melangkah pergi meninggalkan aku.
Saat itu aku hanya berdiri membisu tanpa berusaha menahan kepergiannya meski dalam hatiku tidak rela dia beranjak dari sisihku.
Aku sempat depresi sebentar setelah ketiadaannya dia dari tempat permainan itu (Video Game) dan karena surat-surat yang aku kirimkan kepadanya tidak dibalas.
Aku sempat putus asa dan mencoba membuang jauh rasa cintaku kepadanya,dan itu berhasil.
Namun rasa cintaku kepadanya kembali muncul ketika dia mengirim surat balasan atas surat-suratku itu.
Dalam balasan suratnya dia bilang kalau saat itu dia berada di Pulau Bali,jadi dia tidak tau kalau mendapat kiriman surat dariku.
Dengan hati berbunga,muncullah secercah harapan pada diriku untuk kembali memupuk cintaku padanya,karena dia tidak lupa kepadaku.
Sejak saat itu semakin menggebu keinginanku untuk berjumpa dengannya,namun sayang.. dalam surat berikutnya yang dia kirimkan kepadaku,dia bilang kembali merantau guna mencari uang untuk membantu keluarganya.
Mendadak hatiku pilu,kiranya tertunda lagi keinginanku untuk bertemu dengannya.

Setelah beberapa tahun lamanya kami terpisahkan oleh waktu dan jarak,akhirnya pada suatu hari kami dipertemukan dalam suasana hati berbunga.
Pada suatu hari aku mendapat kiriman surat darinya yang isinya mengatakan kalau dia saat ini sudah berada di rumah,di kampungnya.
Dengan serta merta dan semangat 45 aku berangkat menuju ketempatnya dengan menaiki angkutan umum.
Saat itu perjalananku kerumah si dia memakan waktu hampir 8 jam dengan naik bus ukuran kecil dan besar.
Kira-kira jam 13.30 wib aku sampai di rumah si dia yang bernama Lilis.
"Kiri pak kiri.." kataku kepada awak bus yang aku tumpangi. Aku turun dari bus ditempat yang telah dikatakan oleh Lilis dalam suratnya tersebut,meski agak kejauhan sedikit.
"Permisi Pak,maaf saya numpang tanya. Kalau rumahnya Lilis Kurniantik atau Titik itu dimana ya?" tanyaku pada Bapak-bapak yang lagi duduk dipinggiran jalan.
"Maksudmu nak? Lilis siapa? Titik siapa?" salah seorang dari orang-orang itu balik bertanya kepadaku. Lalu aku menunjukkan secarik kertas bertuliskan nama dan alamat si dia,lengkap dengan nama kedua orang tuanya.
Orang tersebut manggut-manggut,lantas menunjukkan rumah yang aku tuju.
"Oh.. Titik anaknya Suwadi toh?
Itu dik rumahnya disana itu,di dekat jembatan sana" kata orang tadi dengan menunjuk kesebuah arah.
"Oh.. disebelah sana ya pak? Kalau begitu terima kasih banyak ya pak. Saya permisi dulu pak" kataku kepada orang-orang tersebut.
Dengan hati berdebar dan ser seran,aku pun melangkah menuju ke sebuah rumah seperti yang telah ditunjukkan oleh Bapak-Bapak tadi.
Aku akhirnya sampai di rumah si Lilis orang yang sangat aku cintai.
Tok tok tok tok "Assalamu'alaikum.." ucapku.
"Wa'alaikumus salaam.." jawab seorang wanita muda kepadaku. Wanita muda itu tidak lain adalah kakaknya Lilis.
"Maaf mbak,Lilis Kurniantik ada?" tanyaku. Wanita itu memandangiku sebentar lalu dia mempersilahkan aku masuk kedalam rumah.
"Silahkan masuk mas.
Maaf,apa mas ini yang bernama Zacky Pratama? temannya Adikku?!" kata wanita itu yang ternyata bernama Eva.
"Iya mbak. Maaf,mbak sendiri siapa?" tanyaku.
"Aku kakaknya Titik eh Lilis,hehee
Namaku Eva,sebentar ya mas.. biar Titik di panggil untuk pulang dulu,dia lagi di rumah kakek" dia kemudian tersenyum renyah kepadaku.
Sebentar kemudian segelas teh hangat dan kue terhidang dihadapanku.
"Silahkan di minum mas Zacky,jangan sungkan-sungkan lho.
Nah itu dia datang" kata mbak Eva. Aku dengan cepat menoleh ke luar rumah,jantungku berdegup kencang manakala kulihat seorang wanita ayu berjilbab masuk kedalam rumah tersebut.
"Assalamu'alaikum. Bagaimana kabarmu mas Zacky?" ucap Lilis,kemudian dia menyalamiku dan duduk di kursi tidak jauh dariku.
"Wa'alaikumus salaam. Kabarku baik dik,kamu sendiri?" jawabku.
"Beginilah mas keadaanku sekarang,tambah tua,hik hik hiik.
Kamu kok kelihatan hitam sih mas,tapi tetap ganteng kok" katanya,lantas dia mencubit lenganku.
"Kamu bisa saja dik. Iya ini aku tambah hitam,habisnya main lumpur di sawah,hehee" kataku. Aku terus memandangi wajah ayunya yang memang membuatku gemas dan ingin menyentuhnya.
"Tadi dari rumah jam berapa mas?
Kamu pasti lapar kan? sebentar ya" katanya.
"Aku dari rumah jam 06.30 wib. Dengan makanan ini sudah kenyang kok dik.
Kamu mau kemana?" kataku.
"Mengambilkan nasi untukmu" katanya lantas tersenyum.
"Tidak usah dik,ini sudah cukup kok.
Dik,orang tuamu pada kemana?" kataku.
"Ya sudah..
Bapak lagi di Jakarta,Ibu lagi mengaji di tempatnya Pak Kyai sana" jawabnya. Lilis kemudian diam,dia memandangku lekat-lekat,lalu dia menundukkan wajahnya,sepertinya ada sesuatu yang ingin dia katakan kepadaku saat itu.
"Oh.. begitu ya.
Kenapa denganmu dik?" kataku. Dia menoleh keara jam dinding yang saat itu menunjukkan pukul 14.10 wib.
"Mas,ada yang ingin aku katakan kepadamu,tapi tidak disini.
Kita ke Bledug Kuwu saja yuk" kata dia.
"Bledug Kuwu? apa itu dik?. Kenapa tidak disini saja?" kataku tidak mengerti.
"Emmm nanti kamu akan tau sendiri kok,ayo mas.
Eh sebentar,kita pamit dulu sama mbak" dia masuk ke dalam untuk berpamitan pada kakaknya. Setelah kami pamit pada mbak Eva,kami kemudian naik bus menuju ke Bledug Kuwu.
Selama di dalam bus kami lebih banyak diam. Tidak berapa lama kemudian bus yang kami naiki mendekati yang namanya Bledug Kuwu tersebut.
"Kita turun di depan sana saja ya mas.
Kiri Pak kiri.." kata dia kepada awak bus. Kami turun dari bus tersebut,tapi anehnya dia mengajak turun jauh dari pintu masuk tempat itu (Bledug Kuwu).
"Maaf mas,kita turun disini dan tidak di depan pintu masuk sana,ya.. biar kita bisa jalan kaki bareng gitu,hik hik hiik" katanya dan langsung aku sambut dengan cubitan kecil di lengannya. Kami tertawa cekikikan,dengan cepat dia menyambar topi di kepalaku dan langsung mengenakan di kepalanya.
"Maaf mas,aku pinjam topimu sebentar" katanya sambil menundukkan wajahnya.
"Kenapa kamu dik?" tanyaku.
"Aku takut ada orang yang tau kalau kita berjalan bersama" aku mengernyitkan kening. Kami sampai di pintu masuk Bledug Kuwu.
Bledug Kuwu - Grobogan (Purwodadi) - Jawa Tengah,ternyata sebuah tempat wisata dengan letupan-letupan lumpur. Letupan lumpur itu terus terjadi dengan ketinggian rata-rata 3 - 6 meter dengan jarak selang 3 menit antara satu letupan dengan letupan berikutnya. Kami kemudian masuk ketempat Wisata Bledug Kuwu tersebut dengan terlebih dulu membayar tiket masuk tentunya.
Sejenak aku memandang kehamparan lumpur yang tampak kehitaman itu. Ada keinginan untuk mendekat ke lumpur tersebut tapi Lilis malah mengajakku untuk naik ke mercusuar yang ada disana.
"Kita naik kesana saja yuk mas" katanya yang lantas menggandeng tanganku.
Kami menaiki ambalan tangga mercusuar tersebut dan berhenti di tingkat kedua. Dia menggengam tanganku erat,dia memandangi wajahku lekat-lekat. Aku pun memandang Lilis lebih dalam lagi.
Aku telusuri setiap inchi lekuk wajahnya dengan tidak berkedip. Ada kedamaian yang kurasa di hatiku saat itu.
Aku raih kepala gadisku tersebut dengan kedua tanganku,sebentar kemudian kukecup keningnya dengan perasaan sayang. Dia terpejam,begitu juga denganku.
Dia sedikit menarik turun tanganku hingga lepas peganganku dikepalanya.
"Mas,ada yang ingin aku tanyakan dan kukatakan kepadamu.
Mas,apa benar kamu menyukaiku?" ucapnya.
"Iya dik,benar" jawabku.
"Hemm,tapi sekarang aku tidak seperti dulu saat pertama kita kenal,kini aku lebih jelek karena bertambahnya usia" kata dia.
"Tidak apa-apa dik. Kamu tetap sama dengan Lilis yang dulu aku kenal. Kamu tetap ayu mempesona kok.
Jelek karena bertambahnya usia tidak akan menyurutkanku untuk mencintaimu,menyayangimu sepenuh hatiku,bahkan aku akan segera meminangmu kalau kamu sendiri mau dan tentunya keluargamu juga setuju" kataku dan semakin memandang dia lebih dalam lagi.
"Iya mas,terima kasih atas niatmu itu,aku senang mendengarnya.
Mas,perlu kamu ketahui,bahwa ada seseorang selain dirimu yang mengatakan hal sama kepadaku. Orang itu dulu teman SMP ku.
Dulu dia pacarku sewaktu kami masih SMP. Hubungan kami putus nyambung sampai sekarang ini.
Seseorang itu sering bilang ke aku kalau dirinya akan menghalangi siapapun cowok yang dekat denganku,kalau perlu dia akan menghajar cowok manapun yang dekat denganku. Jadi mas,aku tidak memaksamu untuk mencintaiku ataupun mundur,semua terserah kamu mas" katanya dengan panjang lebar menjelaskan kepadaku tentang apa sebenarnya yang lagi dia hadapi dalam polemik cintanya. Aku hanya terdiam mendengar yang Lilis jabarkan,aku menarik nafas dalam-dalam lantas menghembuskannya pada dinding-dinding kerancuannya.

Kami saling menatap,kami saling terdiam,kami saling meraba pada relung-relung hati kami. Dia kemudian mengembangkan senyum manis hingga terlihat indah bibirnya yang ranum.
Dengan perasaan berdebar,kudekap tubuhnya dengan erat,aku beranikan diri memagut bibir ranumnya yang kemerahan itu,meski sebentar.
Dia kemudian sedikit mendorong tubuhku hingga terlepas dekapanku.
Aku lihat ada butiran bening menetes dari sudut kedua matanya. Aku mengusap air matanya sebelum dia mengajakku pulang dari Bledug Kuwu itu.
Aku pulang dari rumahnya menjelang maghrib dengan membawa cintanya lekat di hatiku.

Penulis: мαdυмσє

9 Responses to "~ Cerita: Sepotong Kenangan Di Bledug Kuwu ~"

  1. http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerita-sepotong-kenangan-di-bledug-kuwu.xhtml

    BalasHapus
  2. Bahrian Adhi Prasetyo31 Mei 2015 pukul 11.57

    Ini kisah nyatamu? :-o

    BalasHapus
  3. Ceritanya kreatif gan...

    BalasHapus
  4. Bledug Kuwu? deket rumah saya mah itu.

    BalasHapus
  5. Dennyz Metalcore31 Mei 2015 pukul 19.28

    bledug kuwu itu yg di sidorajo tempat lumpur lapindo ya?

    BalasHapus
  6. waduh sepertinya ini kisah cinta segitiga

    BalasHapus
  7. ceritanya bagus sob ,, ajarin saya tukbercerita dong ,, saya gak pintar bercerita :)

    BalasHapus
  8. Asli panjang banget, ane simpen aja buat pengantar tidur. :D

    BalasHapus