Satria Lidi Jadi Jutawan .Episode : 11

" maafkan ibu nak.. " kemudian beliau mengusap air mata yang secara tiba - tiba saja menetes. ibu satria kemudian merenung sejenak sebelum beranjak tidur. ada penyesalan atas perbuatannya tadi. kemudian beliau menarik selimut dan tidur setelah membetulkan letak tubuhnya si satria. <<=== (cerita episode 10 yang lalu)



Satria Lidi Jadi Jutawan . Episode : 11 (cinta lama bersemi lagi)



Hari itu ibu satria bangun kesiangan , beliau yang biasanya bangun tidur sebelum adzan subuh berkumandang , tapi hari itu beliau bangun jam 6 pagi lebih.. , mungkin karena beliau kecapekan.
rutinitas yang biasanya beliau lakukan pun terasa pincang dan harus seperti di kejar waktu.
kue - kue yang biasanya beliau bikin dan sudah jadi bila jam 05.30 wib selanjutnya beliau jual keliling kampung pun hari itu jadi terbengkelai.
tapi demi mencukupi kebutuhan hidup.. beliau tetap membuat kue - kue tadi.
biasanya ibu satria membuat kue seperti : mendoan/tempe goreng , tahu susur/tahu isi , onde - onde wijen , klepon , resol , kue lapis , gemblong/jadah yang di goreng , gethuk.
biasanya kue - kue tadi beliau bikin sendiri dan terkadang di temani oleh si satria bila dia (satria) bangun lebih awal.
beliau bikin kue - kue tersebut tidaklah banyak jumlahnya , mungkin karena keterbatasan modal dan tenaga.

Kue - kue tadi pun sudah siap untuk di jual keliling kampung di mana beliau tinggal , dan tidak jarang juga sampai ke kampung tetangga.
kue - kue yang tertata rapi di tempatnya itu pun di jinjingnya sambil sesekali menggendong si satria yang mungkin kelelahan ikut berjalan menemani sang ibu tercinta.

" kue kue.. , kuenya bu.. , pak.. , mas dan mbak.. " begitulah suara yang sering ibu satria ucapkan dalam menjajakan barang dagangannya.
tapi hari itu sepertinya sepi sekali , banyak rumah warga yang pintunya tertutup , mungkin karena mereka sudah pada berangkat ke tempat aktifitas masing - masing.

" kok sepi sekali ya ? apa karena aku telat berkeliling ?! " kata ibu satria dengan suara pelan di kulum dalam bibirnya yang nampak merah merekah itu.
beliau terus melangkah.. menjajakan barang yang di bawanya , sementara si satria sudah mulai kelelahan berjalan.

" ibu.. , aku capek bu.. , aku mau mimik.. (minum) " kata si satria.

" iya nak.. , sebentar ya nak.. " kata ibu satria , kemudian dia mengambil botol air minum yang biasanya beliau bawa dan di taruh di tempat kue tersebut , namun beliau kaget.. karena tempat air minum tadi tidak ada di tempatnya.
mungkin tadi beliau lupa atau tidak sempat memasukkan botol yang berisi air minum itu.

" aduh.. bagaimana ini.. ? botol air minum tidak ikut kebawa. " kata ibu satria sedikit bingung.

" ibu.. mana air minumnya.. ? " kata si satria.
ibu satria pun akhirnya berhenti di salah satu rumah warga dan beliau minta air minum buat anaknya tercinta.

" assalamu'alaikum.. , permisi.. " kata beliau pada seorang warga yang kebetulan lagi duduk di depan rumahnya.

" wa'alaikumsalam.. , iya bu.. " jawab orang tersebut.

" maaf mbak.. , bolekah saya meminta air putih satu gelas saja.. ? ini satria kehausan katanya. " kata ibu satria pada mbak - mbak tersebut.

" oh boleh kok mbak.. , sebentar ya aku ambilkan. " jawab mbak tersebut , lantas dia masuk ke dalam rumah , dan tidak lama kemudian dia keluar dengan membawa segelas air teh manis hangat.

" ini mbak air minumnya.. " kata mbak itu , kemudian memberikan air minum tersebut pada ibu satria.

" terimakasih ya mbak.. , ini nak air minumnya.. " kata ibu satria dan langsung meminumkan air teh manis tersebut pada anaknya.

" terimakasih ya mbak.. , dan ini gelasnya , maaf lho kalau saya merepotkan mbak. " kata ibu satria , lantas megulurkan gelas yang sudah kosong itu kepada si mbak pemilik rumah.

" iya mbak , maaf.. itu yang di keranjang kecil.. itu apa mbak ? " kata si mbak tersebut.

" oh ini.. , ini goreng - gorengan dan kue. " jawab ibu satria.

" oh.. , itu di jual atau bagaimana mbak ? " tanya mbak itu lagi.

" iya mbak , ini saya jual. " kata ibu satria.

" emmmm , coba saya lihat. wah enak - enak sekali kelihatannya mbak.
satunya berapaan mbak ?. " tanya mbak itu sambil megang - megang kue klepon yang di bungkus plastik putih kecil.

" oh yang itu harganya 1200,- mbak. " jawab ibu satria sambil mengelap keringat di keningnya si satria.

" yang ini aku beli 5 , dan yang ini aku beli 10 biji ya mbak.. " kata mbak itu kepada ibu satria.
kemudian kue - kue tadi di masukkan ke kantong plastik/tas kresek warna merah.

" yang itu 6000,- dan yang itu 8000,- , semuanya RP 14000,- mbak. " Kata ibu satria.

" sebentar ya mbak , aku ambil uangnya dulu. " kemudian mbak tadi masuk ke dalam rumah , dan tidak lama kemudian.. dia keluar dan membayar kue - kue tadi.

" baiklah mbak.. , saya pamit dulu mau meneruskan jualan. terimakasih ya mbak.. " kata ibu satria berpamitan pada si mbak tersebut.

" iya mbak sama - sama , silahkan mbak.. " kata si mbak pada ibu satria , kemudian ibu satria melangkah dengan menjinjing tempat kue dan menggendong si satria untuk berkeliling kampung.


" kue.. kue.. " suara ibu satria kembali menawarkan dagangan kuenya.

" sini bu satria.. " panggil seorang ibu kepada beliau.

" iya bu.. " kemudian beliau menuju ke arah suara tadi , dan kemudian meletakkan barang bawaannya di sebuah balai - balai yang berada di depan rumah orang tersebut.

" tumben lewatnya agak siang bu.. ? " kata ibu tersebut sambil mencolek pipi si satria.

" iya ini bu.. , tadi bangunnya kesiangan. " jawab ibu satria.

" ini bu.. , saya perlu ini.. resol , tahu isi , dan mendoannya , masing - masing 5 biji ya bu.. , dan ini uangnya.. " kata ibu itu , lalu mengambil kue yang di maksut dan memberikan uangnya.

" iya bu.. , silahkan.. , tapi maaf.. saya tidak ada uang kembaliannya untuk uang sebesar ini bu.. (uang lembaran 100.000,-). " kata ibu satria mengernyitkan dahi.

" hehehee.. iya bu maaf.. ! , anu kok.. aku mau pesan sama bu satria.. untuk membuatkan resol sebanyak 80 biji. jadi sisa uang untuk DP membayarnya , bagaimana bu.. ? " kata ibu itu menjelaskan.

" oh begitu ya bu.. , kapan bisa saya buatkan kue resolnya bu ? " kata ibu satria.

" besok bu , besok ibu antarkan ke sini ya kue resolnya , tapi di antar sore hari saja ya bu.. , karena kuenya buat acara malam hari kok bu.. " kata ibu itu.

" baiklah bu.. , insya allah besok sore saya antar. " kata ibu satria.

" terimakasih sebelumnya bu.. , oh ya bu.. sekalian nanti di kasih cabai rawitnya ya.. , dan nanti misalnya uangnya kurang.. ibu bisa langsung minta pada saya.. , atau mau saya tambahi sekalian uangnya bu ?. " kata ibu itu menjelaskan maksutnya.

" tidak usah dulu bu.. , semoga nanti uangnya cukup untuk membeli bahan - bahannya.. " jawab ibu satria , kemudian beliau mohon pamit untuk melanjutkan keliling , setelah itu belia berjalan dengan berbunga - bunga karena mendapatkan pesanan yang mana bisa menambah penghasilannya.


" kue.. kue.. , kuenya bu.. " ibu satria menawarkan dagangannya kepada seorang ibu yang lagi berdiri di dekat pintu rumahnya.

" tidak bu.. " jawab ibu tersebut , dan ibu satria pun melanjutkan langkahnya.

" hemmm , sudah jam berapa ini ya..? " kata ibu satria pelan , karena nanti dia harus pergi ke rumah kakaknya , ada sesuatu hal yang harus di bahas di sana.

" mbak novi.. , kesini sebentar.. , tadi ibu menunggumu mbak. " panggil seorang remaja laki - laki kepada ibu satria.

" iya.. sekarang di mana ibumu ndik ? " tanya ibu satria pada andik.

" sebentar ya mbak , bu ibu.. , ini mbak novi datang lho.. " kata si andik memanggil ibunya. Kemudian terdengar langkah dari dalam rumah.

" eh ibu satria , dari tadi lho aku menunggumu.. " kata ibu tadi.

" iya bu , maaf.. ada apa ya bu.. ? " tanya ibunya satria.

" iya mau beli kuenya.. sekalian mau pesan kue lapis dan resol buat besok. " kata ibu tadi menjelaskan maksutnya.

" oh begitu ya bu , terus ibu andik mau pesan kue berapa banyak ?. " tanya ibu satria kemudian tersenyum.

" aku mau pesan kue lapis 50 biji dan resolnya 50 biji , di antar besok siang ya bu.. , dan ini uang PERSEKOT/DP. " Kata ibu andik dan memberikan uang kepada ibu satria.

" iya bu andik , eh ngomong - ngomong ada acara apa bu kok pesan kue dengan jumlah banyak. " tanya ibu satria pada ibu andik.

" ada acara arisan keluarga kok bu.. , eh anu bu satria.. , besuk kuenya di antar sore ya.. , tapi jangan terlalu sore.. , ya jam 14.30 wib begitu bu.. " kata ibu andik menjelaskan.

" baiklah bu.. , besuk akan saya antar jam segitu. " jawab ibu satria.
kemudian ibu satria berpamitan dan melanjutkan jualannya.
hari sudah tidak pagi lagi rupanya , sudah hampir jam 9 pagi.

" bagaimana nak.. , apa kamu capek ikut ibu seperti ini ? " tanya ibu satria pada anaknya , dan si satria mengangguk.
rasa kasihan terlihat di raut wajah ibu seketika itu. lantas beliau lus - lus rambut satria , dan di ciumnya pipi anaknya.
beliau menarik nafas dalam , lantas memandang jauh , jauh.. entah kemana.


TIT TIIIIII...T , HUEY... ! , suara klakson/bel sepeda motor terdengar nyaring dan panjang di sertai sebuah teriakan keras , ibu satria pun terkejut dan hampir terjerembab karenanya.
kemudian sepeda motor itu hilang dari pandangan ibu satria bersama pengendaranya. hampir saja beliau tertabrak pengendara yang ugal - ugalan meski di ruas jalan kampung.

" ya allah gusti.. , hampir saja.. " kata ibu satria dengan detak jantung berdegup kencang.
kemudian beliau melanjutkan jualannya.


Setelah hari mulai siang , ibu satria pulang kerumahnya dengan membawa beberapa sisa kue.

" ibu.. satria minta es cream.. " kata si satria.

" eh.. satria jangan makan es cream lagi.. nanti giginya sakit la..gi. , nanti kita beli susu saja ya nak.. , bagaimana..?! " kata ibu satria dengan bijak.

" iya bu.. " jawab si satria sambil mengangguk.
mereka terus berjalan melewati jalan perkampungan , kemudian ibu satria berhenti di depan sebuah toko kecil milik pak dahlan.
Kemudian beliau beli susu bendera botol , susu kotak dancow ukuran kecil , indomie dan beberapa barang keperluan lainnya.
setelah itu.. beliau kembali melanjutkan langkahnya menuju rumah.

" ini nak.. susunya. " kata ibu satria memberikan susu bendera botol kepada anaknya setelah tutup botol di buka tentunya.
si satria pun langsung menikmati minuman itu dengan senyum - senyum ke enakan.


" eh dik novi.. , tunggu.. " suara itu memanggil novi (ibu satria). kemudian.. ibu satria berhenti dan menoleh. di lihatnya seorang lelaki ganteng yang semalam mengajaknya menari , berdansa dalam kenikmatan.

" kamu habis dari mana dik ? " tanya lelaki itu kepada ibu satria yang menatap dengan tajam , seakan ada kebencian tersirat dari tatapan matanya.

" habis dari jualan kue kok mas , ada apa lagi mas ?! " jawab ibu satria agak sedikit ketus.

" emmmm , tidak ada apa - apa kok dik.. " kata lelaki itu atau mas dadang.

" ya sudah kalau tidak apa - apa , permisi ! " kata ibu satria , kemudian beliau melangkahkan kakinya , namun mas dadang memegang lengan ibu satria.

" sebentar dik , aku mau ngomong sesuatu denganmu.. " kata mas dadang.

" mau ngomong apa ? " kata beliau.

" mau ngomong.. , aku minta maaf atas kejadian semalam. " kata mas dadang sedikit kaku sikapnya.

" ya sudah aku maafkan , sekarang aku mau pulang dulu.. banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan. " kemudian beliau beranjak pergi dari hadapan mas dadang , dan seperti tidak memperdulikan lelaki tersebut.
sementara itu , mas dadang hanya bisa melongo/bengong tanpa bisa berbuat banyak untuk sekedar ngobrol - ngobrol dengan ibu satria.


keranjang kecil tempat kue - kue itu di letakkannya , si satria pun di turunkan dari gendongannya , kemudian beliau sandarkan tubuh sintalnya di sebuah kursi.
beliau menatap jauh.. , termenung , memikirkan langkah apa yang mesti dia ambil atas mas dadang , beliau tidak ingin kejadian semalam terulang lagi. kemudian beliau beranjak dan menuju keruangan dapur untuk mengambil air minum melepaskan dahaganya setelah tadi berkeliling.

Kemudian beliau istirahat sejenak sambil menghitung uang hasil jualan.
ibu satria menatap jauh ke depan , entah itu tatapan setahun ke depan ataupun puluhan tahun ke depan.
sejenak beliau menoleh ke arah si satria yang lagi bermain dengan pesawat dari kertas buatan sang ibu tercinta tadi malam.
kemudian di tariknya nafas dalam - dalam , lantas seuntaian kalimat terdengar lirih penuh makna " SEMOGA KELAK , KAMU MENJADI ORANG BAIK , DAN BERGUNA BAGI SEMUANYA NAK.. " .


Sementara itu di satu tempat yang berbeda dari rumah ibu satria.. , mas dadang lagi memikirkan sesuatu , dia duduk di sebuah kursi kayu sambil sesekali menghisap rokok filternya.

" emmmm , apa yang harus aku lakukan sekarang ya ? untuk mendapatkan si novi lagi.. " kata mas dadang lirih , kemudian dia beranjak dari tempat duduknya , lantas mengambil sepeda kayuhnya.
kemudian dia pergi ke arah rumahnya ibu satria.
tidak lama kemudian dia pun sudah sampai di halaman rumah tersebut.
setelah menempatkan sepedanya di bawah pohon di depan rumah tersebut.. , kemudian dia langsung ke pintu depan dan mengetuknya.

TOK TOK TOK TOK " Assalamu'alaikum.. , permisi dik.. " kata mas dadang.

" wa'alaikumsalam.. , siapa ya.. ? " jawab ibu satria dari dalam rumah , kemudian beliau bergegas menemui orang tersebut.

" permisi dik.. !. " kata mas dadang sembari tersenyum.

" eh kamu mas , ada apa lagi mas ? " kata ibu satria.

" maaf dik , bolehkah aku masuk ?. " tanya mas dadang pada pemilik rumah.

" maaf mas , kalau tidak ada yang penting.. sebaiknya mas dadang jangan datang kerumahku lagi ya. " jawab ibu satria agak sedikit keras.

" lho kok begitu sich dik.. ?! " sahut mas dadang.

" maaf mas , aku sudah tau apa maksutmu datang kesini. sebaiknya mas dadang pulang saja dan jangan pernah lagi untuk mengatakan cinta kepadaku !. " kata ibu satria , kemudian beliau membalikkan punggung , dan pintu rumah pun di tutupnya.
sementara itu , mas dadang terdiam , lantas dia pun membalikkan badan dan langsung pergi dari rumah tersebut.
ibu satria kemudian menghempaskan tubuhnya di kursi , beliau memejamkan mata sebentar dalam tarikan nafasnya.
" maafkan aku mas dadang , sebaiknya semua ini berakhir saja di antara kita. " ucap beliau lirih.


(besambung ke episode 12)



tag: Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode : 11. Satria. Jutawan. Lidi. Sapu Lidi. Novel. Satria Lidi.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan .Episode : 11"

Posting Komentar