Satria Lidi Jadi Jutawan (Episode:14)

" iya karena masih ada banyak masalah , juga aku belum menemukan lelaki yang cocok sebagai pengganti bapaknya satria. " kata ibu satria , lalu beliau berlari kecil menuju ke kamar , karena satria terbangun dari tidurnya dan menangis. <=== (cerita episode 13 yang lalu)



~ Satria Lidi Jadi Jutawan , Episode:14 (cinta lama bersemi lagi , tamat) ~



Kemudian ibu satria keluar dari kamar sambil menggendong si satria menuju ruang depan.

" lihat itu nak , itu ada budhe sariyem sama mas frendy.. " kata beliau mencoba menghentikan tangis anaknya.
Si satria cuma menoleh sebentar lalu kembali menyandarkan kepalanya di dada ibunya dan dia terlihat lesu karena habis bangun tidur.

" hello satria.. , kok cemberut saja , sini ikut budhe.. " kata bu sariyem.

" hehehee.. dia masih lesu mbak. " kata ibu satria , kemudian beliau meletakkan bokongnya di kursi kayu.

" oh iya dik , bagaimana denganmu kedepannya? Kamu sudah siap menikah lagi apa belum.. ? Aku ada seseorang yang cocok buat kamu lho dik. " kata ibu sariyem kakak ibu satria.

" hemmm , bagaimana ya mbak , aku belum tau orangnya.. hehehee. sebentar ya mbak aku buatkan minum dulu. " jawab ibu satria , lantas beliau ke ruangan belakang.
Setelah beberapa saat kemudian , beliau kembali ke ruang depan dengan membawa teh manis dan cemilan.

" silahkan mbak , frend , teh hangatnya di minum. " kata ibu satria mempersilahkan.

" terimakasih dik. Bagaimana dengan penawaranku tadi dik ? Dia orangnya baik dan lumayan punya lho dik. " kata bu sariyem menjelaskan.

" bagaimana ya mbak ?, memang dia orang mana dan apa statusnya..? " kata ibu satria bertanya.

" dia temannya suamiku , dia seorang duda , umurnya 35 tahun , punya anak 2 , dan di tinggal istrinya meninggal. " kata ibu sariyem kembali menjelaskan.


Kemudian ibu satria terdiam sejenak , beliau mengernyitkan kening. Dalam benaknya berkata , apakah lelaki yang di katakan kakak ku ini nanti bisa menjadi pemimpin yang baik buat aku dan satria ?.

" hey dik , kenapa kamu diam ? Lagi mikir apa dik ?!. " suara bu sariyem , dan mengagetkan ibu satria.

" ach tidak mikir apa - apa kok mbak.
eh mbak.. Sebaik apa sich lelaki yang mbak bilang tadi ? " tanya ibu satria.

" itu kan..? Kamu mulai tertarik ya dik ?, dia itu orangnya baik , pengertian , dan juga lumayan berada (kaya). " kata ibu sariyem.

" yeee.. Mbak.. , aku tidak butuh dia kaya atau apa , aku butuh lelaki yang bisa mengerti aku dan anak ku , juga bisa menjadi pemimpin rumah tangga yang baik , bertanggung jawab tentunya. " kata ibu satria.

" oh kalau itu jangan di ragukan lagi dik.. , pokoknya memenuhi syarat buat jadi bapaknya satria dech.. " kata bu sariyem dengan tersenyum.

" ah yang benar saja mbak.. , awas lho kalau bohong. " kata ibu satria sedikit mengancam dalam candanya.

" eh benar.. , nanti kamu bisa tanya sama bapaknya si frendy ini.. " kata bu sariyem meyakinkan , Sementara itu ibu satria terdiam dan memperhatikan seseorang yang lewat di jalan depan rumahnya.


" aduh , ada apa itu dengan mas dadang ya , kok dari tadi mondar mandir di depan rumah? " kata ibu satria dalam hati , yang melihat mas dadang berjalan mondar mandir di gang jalan depan rumahnya.

" anu dik , aku pamit pulang dulu ya , sudah sore ini.. , lagian juga mau memasak. " kata bu sariyem pada adiknya.

" kok buru - buru sih mbak.. , jadi mbak cuma mau ngomong itu saja padaku ? " tanya ibu satria pada kakaknya.

" iya kapan - kapan di lanjutkan lagi.. , tapi ini kan sudah sore dik.. " kata bu sariyem , kemudian bu sariyem pulang ke rumahnya.


Sementara itu , si mas dadang kembali muncul di depan rumahnya ibu satria. Kemudian dia masuk ke rumah setelah mengetahui bahwa tamu ibu satria tadi sudah pulang.


" assalamu'alaikum.. , permisi.. , maaf dik novi aku datang lagi ke rumahmu " kata mas dadang.

" wa'alaikumsalam. kan sudah aku bilang ke kamu mas , kalau kamu jangan datang lagi ke rumahku. " jawab ibu satria.

" kok tidak boleh datang ke rumahmu memang kenapa dik ? " tanya mas dadang.

" maaf mas , kamu tidak boleh datang ke sini kalau cuma untuk cinta , karena aku sudah ada pilihan buat jadi bapaknya satria. " kata ibu satria menegaskan.

" kan baru pilihan belum jadi beneran , jadi aku masih punya kesempatan untuk memilikimu dong dik novi sayangku.. " kata mas dadang genit.

" ich.. jangan merayu lagi ah , sudah di bilangi jangan pernah datang ke sini.. ya jangan datang.. , kecuali kalau keperluannya lain dari cinta.. , begitu lho mas.. " kata ibu satria sambil mengerlingkan matanya yang indah tersebut.

" ah kamu dik , masa datang saja tidak boleh ? Kamu sekarang jahat terhadapku dik ! " kata mas dadang sedikit mencibirkan bibirnya.

" iya biar mas.. , kan antara kita tidak ada hubungan lagi dan itu sudah berakhir 4 tahun yang lalu kan ? " kata ibu satria.
Tiba - tiba saja ada seseorang berhenti di depan rumah ibu satria dan turun dari sepeda motornya , untuk kemudian ke rumahnya ibu satria.


Sementara itu , suasana hati ibu satria bercampur aduk , karena seseorang yang datang itu adalah mas agus orang yang begitu baik kepadanya , juga sepertinya mas agus menaruh hati kepada ibu satria , begitu pun sebaliknya.
Sementara itu.., mas dadang menatap tajam pada lelaki yang baru datang tersebut , ada perasaan kebencian kepadanya.
Rupanya si dadang terbakar api cemburu yang teramat sangat , karena dia melihat dan merasakan bahwa di antara mas agus dan ibu satria ada perasaan cinta.

" assalamu'alaikum.. , ibu satria dan mas... , mas siapa namanya ? Hehehee aku lupa. " kata mas agus kepada mereka berdua.

" wa'alaikumsalam.. , eh ada mas agus , silahkan mas. oh iya , ini mas dadang namanya.. " jawab ibu satria , pada mas agus yang baru datang
Kemudian kedua lelaki itu saling menatap tajam.

" anu dik novi , aku pulang dulu ya , aku ada keperluan mendadak. " kata mas dadang yang sedikit nampak merah warna mukanya , hahaa.

" lho kok pulang sich mas ? " tanya ibu satria pada mas dadang.

" iya ini , kenapa buru - buru pulang mas dadang..? Apa karena kedatanganku mengganggu kalian berdua iya? " kata mas agus.

" tidak kok , sudah ya , permisi ! " kata mas dadang dengan ketusnya , kemudian dia langsung melangkah meninggalkan mereka berdua.
botol mineral kosong yang tergeletak di halaman rumah ibu satria pun di tendangnya. Tersirat kekesalan di wajah mas dadang saat itu.
Sementara itu mas agus dan ibu satia memandang tingkah mas dadang dengan perasaan mereka masing - masing.


" silahkan masuk mas agus " kata ibu satria mempersilahkan tamunya.
Kemudian mereka masuk ke rumah dan duduk di kursi biasanya.

" ada hal penting ya mas agus ? hingga datang ke tempat saya ? " kata ibu satria.

" tidak ada apa - apa kok bu , tadi aku dari tempat kakak ( pak RT) dan sekalian mampir ke rumah ibu.
Mana satria bu ? " kata mas agus.

" silahkan duduk mas , maaf mas cuma mampir apa ada yang lain? " kata ibu satria kemudian.

" aku cuma mampir kok bu , dan kalau bu satria mau.. Ya juga ada sesuatu yang mau aku bicarakan sama kamu. " kata mas agus.

" oh begitu , sebentar ya mas aku buatkan minum dulu " lalu ibu satria ke ruangan belakang membuatkan minuman buat tamunya tersebut.

" silahkan di minum dulu teh hangatnya mas " kata ibu satria mempersilahkan.

" terimakasih bu, aduh.. Jadi merepotkan saja ini. Eh bu , satria kemana ? " kata mas agus.

" tidak apa - apa kok mas. Satria lagi di tempatnya mbak cipluk , tadi mbak cipluk mengajaknya ke rumahnya. " jawab beliau sambil sesekali memperhatikan lebih dalam pada lelaki yang ada di hadapannya itu.

" oh begitu iya bu , emmmm maaf bu.. Apakah ibu tidak marah bila aku bertanya sesuatu kepadamu ? " kata mas agus.

" oh silahkan mas , kenapa harus marah ya.. Kalau pertanyaanmu tidak aneh - aneh , hehehe.. " jawab ibu satria dan tertawa kecil.

" begini.. , aku kan duda , dan aku pun tau kalau bu satria ini janda , jadi... " kata mas agus lalu terdiam.

" kenapa mas ? " tanya ibu satria pada mas dadang yang tidak melanjutkan kata - katanya.

" tapi aku takut nanti kamu marah bu.. " kata mas agus yang sesekali memandangi wajah cantik ibu satria dengan perasaan cintanya.

" terus mas ? , oh iya.. itu di minum dulu mas. " kata ibu satria.
kemudian mas agus pun meminum teh hangat buatan ibu satria tersebut.

" begini bu.. , tapi sebelumnya aku minta maaf yang sebesar - besarnya lho...
Aku bermaksut akan melamar kamu , itu pun kalau bu satria sudi menerima saya. " kata mas agus.

" emmm , yang benar saja mas ? Maaf bukannya saya tidak mau menerimamu mas , tapi apa mas agus juga bisa menerimaku dengan keaadaan dan kekuranganku ? " kata ibu satria.

" iya bu , aku akan menerimamu dengan sepenuh hatiku bu.. " jawab mas agus meyakinkan.

" oh begitu iya mas , aku tidak mau kalau di kemudian hari kamu menyiakan - nyiakan aku dan anakku " kata ibu satria menjelaskan.

" ibu jangan ragu , karena aku benar - benar ingin hidup bersamamu kok " kata mas agus.

" emmmm , tapi mas.. Apa kamu akan melamarku dan menjadikan aku istrimu ? Seandainya aku jelek dengan wajah yang penuh jerawat atau kadas mungkin ? " tanya ibu satria pada lelaki tersebut , yang mana sangat menohok dan membuat dia glagapan lalu terdiam.

" kenapa diam mas ? Apa aku salah bertanya padamu tentang hal tadi ? " kata ibu satria lagi.

" tapi kan bu satria tidak jerawatan ataupun kadasan kan ? " kata mas agus sedikit bingung mau ngomong apa.

" oh.. , hehehee.. iya mas.. , berarti mas agus mencari wanita untuk di jadikan pendamping hidup.. hanya karena kecantikan wajah iya ? " tanya ibu satria.

" iya bukan begitu bu.. , aku cinta dan ingin mengajakmu berumah tangga dengan serius kok. " kata mas agus mencoba meyakinkan ibu satria.

" tapi kenapa tadi mas agus bingung dengan pertanyaanku ? " kata ibu satria pada lelaki di depannya yang sempat terdiam dan bingung oleh sebuah pertanyaan yang ringan namun sangat mendasar.


Sementara itu di sebuah sudut kamar rumahnya , mas dadang menggerutu. Sambil menghisap rokok , dia seperti memaki - maki dirinya , ibu satria , dan mas agus yang tadi di temuinya di rumah ibu satria.

" ah sialan , kenapa juga si agus datang ke rumah novi ? bikin rusak acaraku saja ! , apa dia juga suka sama novi iya ?!. " kata mas dadang sendiri.
Kemudian dia keluar dari kamarnya dengan menggebrakkan daun pintu yang di anggapnya menghalangi langkahnya.
Mas dadang pergi ke sebuah rumah menemui temannya.

" permisi.. " kata si dadang. Kemudian muncul dari dalam rumah seorang lelaki setengah baya.

" iya.. , eh kamu dadang , ada apa dang? " kata lelaki itu.

" si anton ada di rumah tidak pak ? " kata mas dadang pada lelaki di depannya.

" anton di rumahnya budi kata ibunya tadi. " jawab lelaki itu.

" oh , kalau begitu saya permisi dulu pak , saya mau ke rumah budi. " kata mas dadang , lalu dia pergi menuju rumah si budi di ujung jalan.
Setelah mas dadang ketemu si anton dan budi , kemudian mas dadang menceritakan pertemuannya dia dengan mas agus di rumahnya ibu satria tersebut.


" iya biarkan saja dang.. , belum tentu itu si agus keponakan pak PR suka sama si novi. " kata si anton menanggapi cerita mas dadang.

" tapi ton ?! " kata mas dadang dan terhenti karena melihat seseorang yang dia sangat kenal.. melintas di jalan depan rumah si budi.

" tapi kenapa dang? , lha itu ibunya satria boncengan sama siapa ya ? tumben. " kata si budi.

" iya itu seperti ibunya satria , terus sama siapa dia dan mau kemana? " kata si anton menambahkan.

" ah sialan ! perlu aku kasih pelajaran itu si agus. " kata mas dadang geram.

" wew.. Sabar coy.. , kenapa juga kamu panas dalam coy , apa kamu masih mengharap novi jadi istrimu? Hehehee. " kata si budi.

Mas dadang terdiam , sepertinya dia memang sudah di bakar api cemburu.
Sementara itu , ibu satria dan mas agus masih berbincang - bincang seputar isi hati mereka.
hehehee.. rupanya tadi mas dadang dan temannya sudah salah lihat siapa tadi yang lewat dan di sangkanya ibu satria dan mas agus.


" bagaimana bu satria , apakah kamu menerima ajakanku ? " kata mas agus kepada ibu satria.

" belum tau mas , aku masih harus berbenah diri untuk semua ini. " jawab ibu satria.

" berbenah bagaimana maksutnya ? " tanya mas agus kemudian.

" emmmm , berbenah.. , memperbaiki segala sesuatu atas kekurangan yang ada padaku mas.. " kata ibu satria menjelaskan meski sedikit bingung juga.

" oh begitu.. , tapi kalau aku lihat ibu satria ini.. tidak ada kekurangannya kok. " kata mas agus melanjutkan.

" mas agus ini , setiap makhluk kan ada kekurangan dan kelebihannya tho mas.. , dan kekurangan itu yang ingin aku perbaiki. " kata ibu satria berlagak sedikit cerdas , hahahaa.

Mas agus kemudian terdiam lagi , " asem.. , ini orang kok mbulet.../muter - muter saja.. " kata mas agus dalam hati.

" sebentar iya mas , aku ambilkan air minum lagi " kata ibu satria , kemudian beliau bermaksut berdiri sebelum akhirnya mengurungkannya. Karena mas agus mendadak mohon diri mau pulang.

" tidak usah bu , ini sudah cukup kok , lagian aku mau pulang kok " kata mas agus.

" lho kok pulang buru - buru mas? " kata ibu satria.

" iya bu , habis.. " kata mas agus tertahan.

" habis kenapa mas ? Maaf.. Apa ada yang menyinggung perkataanku tadi terhadap kamu mas..? " kata ibu satria bertanya.

" tidak ada kok bu , cuma tadi sebelum aku ke sini.. , tadi aku di pesan sama pak RT untuk menjemput si bayu (anak pak RT ) di bandara " begitulah kata mas dadang.

" oh.. Memangnya si bayu mau pulang dari korea iya mas? " tanya ibu satria.

" rencananya sich begitu bu , iya sudah.. Aku mohon diri dulu iya.. , dan... " kata mas dadang yang kemudian diam tidak melanjutkan kata - katanya.

" dan kenapa mas ? " sahut ibu satria jadi penasaran.

" dan itu lho.. Yang tadi itu mengenai ajakanku kepada kamu " kata mas dadang.

" oh.. Kirain apa mas. iya mas nanti aku kasih jawabannya. Kalau sekarang aku belum bisa memberi jawaban lho mas.. " kata ibu satria menjelaskan.
Kemudian mas dadang pamit dan melangkah meninggalkan rumah ibu satria dengan perasaan penuh harap.

mas dadang menghidupkan mesin kendaraannya , lalu langsung melaju menuju rumah pak RT (kakak iparnya). Dan di sebuah rumah di mana lagi berkumpulnya mas dadang , si anton dan budi , mereka masih membicarakan orang yang berbocengan tadi yang di sangkanya ibu satria dan mas agus.

" akan aku kasih pelajaran nanti si agus itu ! , bagaimana ton , bud , apa kalian mau membantuku menghajar si agus? " tanya mas dadang pada kedua temannya.

" eh.. Kamu jangan sembaran begitu dang.., nanti kalau pak RT tau ? Kamu bisa di laporkan ke polisi.. " jawab si anton sambil memindah biji catur.

" iya dang , nanti kamu bisa kena denda uang dan di penjara lho.. " kata si anton menambahkan.

" ah kalian ini , kalau kalian tidak mau membantu iya sudah ! Akan aku hajar sendiri dia. Dasar kalian penakut ! " kata mas dadang yang mulai gelap mata.

" iya jangan begitu dang.. , eh lihat.. Bukankah itu si agus adiknya pak RT ? kok dia dari arah sana lagi ? " kata si budi , lalu menunjuk ke arah mas agus yang lagi mengendarai sepeda motornya.

" iya ya.. " kata si anton.

" ah.. Brengsek itu si agus , awas kamu ! " kata mas dadang penuh emosi. Kemudian dia bangkit dari duduknya dan bermaksut mau menghentikan mas agus.

" eh eh eh.. Kamu mau kemana dang ? , jangan sekarang dan jangan di sini.. , jangan o'on ach ! " kata si anton , lalu dia menarik tangan mas dadang agar duduk lagi.


tapi mas dadang tidak menggupris/ menanggapi ke dua temannya itu. Dia malah melompat dan menghentikan laju sepeda motornya mas agus.

" hup hup hupz.. , berhenti sebentar.. " kata mas dadang pada mas agus , dan mas agus pun menginjak pedal rem secara mendadak , karena mas dadang menghentikan dengan cara dia berdiri di depan sepeda motor tersebut.

" e e e eee.. , ada apa mas dadang ? Kok tiba - tiba menghentikan laju sepeda motorku? " tanya mas agus pada si dadang , dan dia hampir terpeleset karena rem mendadak tadi.

" langsung saja , kamu jangan mendekati novi lagi ya.. , awas kalau kamu masih ketempat novi.. ! " kata mas dadang mengancam.

" eh maaf mas , memang kenapa? Dan ada apa sich ?! " tanya mas agus pada si dadang.

" itu bukan urusanmu ! " kemudian mas dadang meninggalkan mas agus begitu saja. Mas agus geleng - geleng kepala lantas dia melanjutkan dengan menggeber gas sepeda motornya.


(bersambung ke episode 15)



tag: Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode : 14. Satria. Jutawan. Lidi. Sapu Lidi. Novel. Satria Lidi.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan (Episode:14)"

Posting Komentar