Cerpen Waria Jatuh Dari Sepeda

waria-jatuh-dari-sepeda.jpg

Baru beberapa jam aku dan Paijo tiba di Ibu Kota dan harus terpingkal oleh karena kejadian lucu di depan mata. Seorang waria mengaduh, dia terjungkal dari atas sepeda yang dinaikinya.
Kulihat, orang itu dengan asiknya mengayuh sepeda gunung sambil sesekali mengibaskan rambut hitam sebahu. Dilihat dari bodinya ia seorang wanita tulen karena sangatlah mulus kulit tubuhnya. Badannya pun sexy lemah gemulai bak seorang model di atas panggung memeragakan busana.
Sambil bersiul riang disela tembang yang ia dendangkan, dia terus mengayuh dan mengayuh hingga tidak jauh dari tempat kami berdiri, kejadian itu menimpanya.
Matanya yang indah dengan bulu lentik itu memandang ke arah kami. Dia terus memperhatikan aku dan Paijo yang tengah melumat es lilin beli di kios pinggir terminal Rambutan. Kami yang tidak kenal dia ya jelas saja cuek sambil mengempat senyum. Bagaimana kami tak ingin tertawa kalau celana yang dia kenakan itu robek menganga bagian depan (tepat di alat kelaminnya).
Mungkin dia tak sadar dengan keadaan celananya yang kami lihat sedari tadi kebuka ketutup saat mengayuh dan menampakkan celana dalam yang ia pakai.

"Siapa itu orang? Dari tadi merhatiin kita terus. Dia cewek apa cowok sih Dul?" Kata Paijo disela nikmatnya melumat es lilin. Maklum jika Paijo juga penasaran atas orang tersebut karena sedari tadi dia bolak-balik di hadapan kami dan memperhatikan keberadaanku serta Paijo di tempat tersebut.

"Entahlah Jo. Sepertinya dia cewek, lihat bodinya mulus banget, ya.
Lihat itu Jo, hahahaa... celana dalamnya kelihatan,"

"Bisa jadi benar katamu Dul, dia itu cewek. Tapi lihat Dul, lihat itu buah jakunnya turun naik, mungkin dia kepingin es lilin ini Dul, hikhihiiik.
Ah kamu Dul, dia itu cowok..., dia bencong!" Paijo terkikik.

"Bisa jadi dia itu bencong Jo,"

Rupanya orang itu bisa mendengar pembicaraan kami yang pelan. Muka orang itu langsung mbesengut cemberut seperti lagi mencium bau kecut alias asem.

"Iiiiiihhh, sorry ya kalau ike cowok. Ike cewek tulen nek. Dasar kalian orang udik!" Selesai berkata seperti itu dia menarik mukanya dari menatap kami. Dia kembali mengayuh sepedanya, tapi... 'gubrak!' Dia terjengkang jatuh ke aspal yang legam. Kami tertawa melihatnya menggelinjang tertimpa sepeda kesayangan.
Sebenarnya aku kasihan terhadap dia yang tersungkur dengan paha terbuka hingga celana dalam yang biasa dipakai seorang lelaki itu terlihat jelas di mata kami.
Bergegas aku berlari dan mencoba menolongnya, tapi dia menepis tanganku.

"Iiihhh, nggak butuh bantuanmu nek. Sana pergi!" Dia bangkit dengan meringis kesakitan. Aku kembali ke tempat semula dan tertawa. Ternyata dia seorang bencong seperti yang Paijo duga. (*)

Baca juga cerpen Seminggu Cintaku di Ngawi.

?pub=lianghl@zackymadumoe&format_type=im

2 Responses to "Cerpen Waria Jatuh Dari Sepeda"

  1. мαdυмσє вlσg4 April 2016 pukul 12.29

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerpen-waria-jatuh-dari-sepeda.xhtml

    BalasHapus
  2. Wah makin jago aja nih bikin cerpennya

    BalasHapus