Wewe Tompel di Perkebunan Kopi

wewe tompel di perkebunan kopi
Wewe Tompel di Perkebunan Kopi

Pak Parjo langsung mundur dengan bulu kuduk merinding. Lelaki paruh baya itu hendak membalikan tubuh ketika sesosok menyeramkan bernama Wewe Tompel sudah berada di sampingnya.

Malam itu cukup hening dengan langit dalam keadaan gelap oleh mendung yang bergelayut. Pak Parjo terus melangkah dengan sesekali mengarahkan lampu senter di tangan ke arah semak dan rerimbunan pohon di perkebunan kopi milik sang majikan.
Ya, Pak Parjo kini rajin berkeliling perkebunan kopi yang telah lama ia bekerja di tempat tersebut sebagai kuli penjaga. Tak heran jika perkebunan kopi milik jurangan Wibowo yang kaya raya di kampung tersebut harus dijaga secara rutin lantaran sekarang harga kopi mentah sedang menaik tinggi dan rawan dengan pencurian.
Perkebunan kopi milik juragan Wibowo cukup luas, 3 hektar perkebunan itu terbentang di lereng pegunungan Sundoro.

Biasanya Pak Parjo dalam menjaga perkebunan kopi ditemani oleh dua rekannya, yakni Pak Bejo dan Mas Slamet. Namun malam itu Pak Parjo harus berkeliling sendiri karena kedua temannya tersebut sedang ada keperluan masing-masing yang tak bisa ditinggalkan.
Pak Bejo minta ijin tidak ikut berpatroli karena istrinya sedang di rumah sakit karena penyakit paru-parunya. Sementara Mas Slamet tidak berjaga karena istrinya melahirkan, sore tadi.
Dengan tidak adanya dua teman yang biasa menyertainya, Pak Parjo dengan mengendarai sepeda motor butut tahun 1975 pun berangkat sendiri ke area perkebunan.

Deru suara bising dari knalpot kendaraan butut Pak Parjo membelah kesunyian di tempat itu. Dengan sesekali ia menghisap rokok yang terjepit di bibir, lelaki paruh baya tersebut menatap tajam ke sudut-sudut perkebunan yang dirasanya mencurigakan.
Akhir-akhir ini memang sering terjadi pencurian buah kopi di perkebunan sekitar. Di perkebunan kopi milik juragan Wibowo pun sempat kebobolan maling tiga minggu yang lalu, hampir seperempat buah kopinya di panen orang. Atas kejadian tersebut kemudian juragan Wibowo menyuruh kulinya (Pak Parjo) untuk mencari dua orang guna menemaninya berjaga.

"Siapa disitu?!!!" Suara Pak Parjo ke arah rerimbunan pohon kopi. Dilihatnya oleh lelaki bertubuh agak tambun itu, sebuah bayangan putih melintas. Pak Parjo langsung mengarahkan lampu senternya ke rerimbunan di hadapannya, tapi tak ada siapa-apa. Belum juga hilang rasa penasarannya Pak Parjo, tiba-tiba sesosok berpakaian gelap muncul di hadapannya.
"Siapakah dia, maling?!" Pak Parjo bersiap dengan tangan kanan memegang gagang golok yang terselip di pinggang, sementara tangan kirinya mengarahkan cahaya senter ke wajah sesosok misterius itu.
"Hihihihihihihiiiiiiiiii,"
"Eh malah tertawa, mana suara tawanya seperti setan lagi.
Hei! siapa kamu!" Hardik Pak Parjo dengan suara lantang.
"Hihihihihihihiiiiiiiiiiiiiii,"
Pak Parjo beringsut mundur selangkah. Diamatinya dengan seksama wajah sesosok di hadapannya yang tertutup rambut panjang menjuntai.
"Siapa sih dia? Ah, aku bacok saja dia!" Bilah golok dikeluarkan dari sarungnya. Pak Parjo hendak mengayunkan golok ke tubuh sosok di dekatnya, tapi... tangan makhluk itu dengan cepat menyingkapkan rambut yang menutupi mukanya.
"Hah! Setan.....!!!" Pak Parjo terkejut bukan kepalang melihat wajah menakutkan dengan tompel lebar di muka makhluk itu. Lelaki ini langsung membalikan badan hendak kabur karena rasa takut dan jijik melihat sisi rupa bertompel dan bagian lain kulitnya mengelupas tersebut.
"Hihihihihihiiiii,"
"Ampun mbah.....!!!" Sesosok yang bernama Wewe Tompel menyeringai kepada Pak Parjo. Lelaki penjaga perkebunan kopi tersebut lari terbirit-birit dan jatuh bangun tanpa memperdulikan motor bututnya. (*)

Baca juga, Buto Ijo di Rumah Tua.

Tags: Wewe Tompel, Makhluk halus di perkebunan kopi.

2 Responses to "Wewe Tompel di Perkebunan Kopi"

  1. мαdυмσє вlσg23 Mei 2016 pukul 12.18

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/wewe-tompel-di-perkebunan-kopi.xhtml

    BalasHapus
  2. ternyata Pak Parjo berhadapan dengan Wewe Tompel ya

    duh serem
    untung bacanya hr gi

    BalasHapus