Misteri Keris Mega Mendung

?pub=henrykusumaputra@ZackyMadumoeID&for

Misteri Keris Mega Mendung

Paijo termenung dalam kegusarannya lantaran sehari yang lalu kehilangan sebuah benda pusaka yang bernama Keris Mega Mendung. Keris tersebut pemberian dari kakeknya yang kini telah tiada. Konon, Keris Mega Mendung terkenal sangat dasyat di masanya, yakni pada masa Kerajaan Majapahit di bawah pemerintahan Prabu Hayam Wuruk.
Keris Mega Mendung memang tidak setenar Keris Mega Lamat kepunyaan Rangga Lawe, ataupun Keris Empu Gandring dan Keris-keris yang lain di tataran tanah Jawa khususnya. Namun Keris Mega Mendung juga tak kalah dasyatnya dengan Keris-keris yang pernah di pegang oleh raja ataupun punggawa-punggawa dari Kerajaan di tanah Jawa. Jika dibandingkan dengan Keris Mega Lamat, maka Keris Mega Mendung lebih di atasnya tentang kedasyatan tersebut.
Entah siapa Empu yang menciptakan Keris Mega Mendung itu karena tak ada keterangan jelas hingga sejarah Keris Mega Mendung pun hanya sedikit yang terkuak hingga kini.

Konon menurut cerita yang dituturkan kakeknya Paijo, Keris Mega Mendung seketika bisa membuat langit gelap gulita (mendung tebal) jika Keris itu dicabut dari warangka saat menghadapi musuh atau peperangan. Dengan langit yang mendung tebal secara tiba-tiba disertai tiupan angin kencang beserta guntur menggelegar, maka musuh kebanyakan bingung, panik, dan lari tunggang-langgang meninggalkan peperangan guna menyelamatkan diri. Jika tidak lari dari tempat itu bisa-bisa mereka akan bergelimpangan binasa karena kilatan guntur di langit akan menyatu di seluruh tubuh bilah keris dan sekali kibas maka semua yang ada di tempat tersebut akan porak poranda.

"Maju...., gempur...!!!" Suara dari garis depan pasukan berkuda mengomando, serentak pasukan berjumlah ribuan tersebut berlari menyerang dengan bermacam senjata terhunus siap menikam dan membabat habis.
Debu berterbangan membumbung ke udara karena derap kaki pasukan yang di pimpin Tumenggung Lohdoyo Prawirodirjo. Di garis lain, tampak pasukan segelar sepapan siap menyambut para prajurit pimpinan Tumenggung Lohdoyo Prawirodirjo yang terkenal sakti mandraguna dan sangat piawai di dalam peperangan dengan segala taktiknya.

"Bagaimana ini Panglima, apa kita akan menghadapinya?" Tanyanya seorang prajurit kepada Panglimanya.

"Tak seharusnya peperangan ini terjadi, apalagi hanya karena sejengkal tanah di perbatasan. Namun jika itu yang mereka inginkan, kita harus menghadapinya.
Kalian semua, sambut mereka....!!!" Lantang suara Panglima yang bernama Gagak Wulung, maka seluruh prajuritnya bersiap dengan menghunus senjata. Tiba-tiba seorang prajurit sandi berlari dari arah belakang dan menghadap Panglima Gagak Wulung.

"Ampun Panglima Gagak Wulung, saya diperintahkan oleh Gusti Prabu supaya Panglima menahan diri dan menarik mundur pasukan karena sebentar lagi Punggawa Permadi akan menyelesaikan peperangan dengan mengajak adu tanding kesaktian sama Tumenggung Lohdoyo," Telesik sandi itu menjelaskan dengan nafasnya terengah.

"Punggawa Permadi mau beradu sakti sama Tumenggung Lohdoyo? Hemmmm," Panglima Gagak Wulung seperti tak mempercayai kalau Punggawa Permadi akan mampu mengalahkan Lohdoyo mengingat Temenggung yang satu ini sangat sakti, dirinya saja berulang kali dikalahkan oleh Lohdoyo. Namun keraguan Panglima Gagak Wulung tersebut terjawab oleh kedasyatan Keris Mega Mendung yang dipegang Punggawa Permadi.

"Hai Tumenggung congkak! Hadapi aku!!!" Punggawa Permadi menggebrak pelana kudanya ke arah Tumenggung Lohdoyo Prawirodirjo. Punggawa muda berbadan tegap tersebut langsung melompat dari punggung kuda dan memasang kuda-kuda. Tidak mau ketinggalan, Tumenggung sakti itu juga melompat dari atas kuda jantan kesayangannya dan langsung melabrak Punggawa Permadi.
Mereka tidak mau menunggu lama untuk beradu kesaktian. Memang, antara kedua orang itu pernah bertarung sebelumnya dan Punggawa Permadi dibikin bertekuk lutut oleh Lohdoyo, tapi itu dulu sebelum punggawa tersebut memegang Keris Mega Mendung.

Pertarungan kedua orang itu sangatlah sengit, jurus demi jurus telah mereka lancarkan tapi belum kelihatan kalau Punggawa Permadi terdesak.
Tumenggung Lohdoyo Prawirodirjo tampak geram karena hampir semua serangannya dapat dipatahkan oleh Permadi. Tidak mau menguras tenaga, Tumenggung sakti itu mengeluarkan ilmu andalan guna melampiri cemeti saktinya. Melihat hal itu Pungawa Permadi beringsut mundur dan langsung mengambil Keris Mega Mendung yang sedari tadi terselip di pinggang.
Punggawa muda itu mencabut Kerisnya dari warangka dan mengangkatnya ke udara, mata Tumenggung Lohdoyo membelalak terpana melihat pamor yang leluar dari Keris yang dipegang Permadi. Namun kemudian Lohdoyo mencambukkan cemetinya ke tanah dan bunyi menggelegar membahana di seantero tempat tersebut. Begitu juga dengan Keris Mega Mendung di tangan Permadi yang tiba-tiba membuat langit menjadi gelap gulita dan guruh menggelegar berdentuman membuat tubuh bergetar hebat, pepohonan pada tumbang, bebatuan pun banyak yang terangkat dan terlempar. Dalam keadaan seperti itu, para prajurit dari kedua kubu pada berhamburan menyelamatkan diri, lari dari medan peperangan karena takut oleh keadaan alam yang tiba-tiba menyeramkan.

Benturan dasyat antara kekuatan dari cemeti/cambuk dan keris itu membuat bumi seakan berguncang, percikan cahaya pun menyilaukan mata yang melihatnya. Belum ada tiga jurus dalam pertempuran menggunakan senjata pusaka itu kemudian Tumenggung Lohdoyo Prawirodirjo terlihat sempoyongan sebelum akhirnya ia ambruk ke tanah.
Melihat lawannya sudah tumbang, Punggawa Permadi menyarungkan Keris Mega Mendungnya ke warangka. Sebentar ia menatap tubuh gagah Tumenggung itu, lantas meninggalkan arena pertempuran.
Tubuh sang Tumenggung di angkat dan dibawa pulang ke Kadipaten oleh prajuritnya, sementara itu Panglima Gagak Wulung tersenyum pada Punggawa Permadi, lantas mereka kembali ke wilayahnya disana. Sejak kekalahannya dari Permadi, Tumenggung Lohdoyo kian dendam pada wilayah Wilis dan hendak menyerang secara besar-besaran. Namun sebelum rencananya berjalan, Tumenggung Lohdoyo Prawirodirjo keburu wafat lantaran terserang penyakit aneh yang datang tiba-tiba menggerogoti tubuh kekarnya.

Paijo memegangi kepalanya atas lenyapnya Keris Mega Mendung yang disimpannya dalam kotak khusus di ruangan pribadi. Lelaki itu sangat kehilangan Keris dasyat pemberian kakeknya. Biar bagaimanapun dengan Keris itulah Paijo melantari banyak orang dengan bermacam keluh kesah atas persoalan hidup ataupun penyakit. Kata orang-orang dan Paijo sendiri, tanpa Keris Mega Mendung di tangannya, kini Paijo tidak bisa apa-apa, do'a-do'anya tak mustajab lagi dalam mengobati orang yang meminta tolong/perantaraan kepada dirinya. Penyebab kenapa Keris Mega Mendung raib dari tangan Paijo pun sampai kini belum terkuak. Namun Paijo sempat bilang jika dirinya telah lupa memberi bunga dan wewangian pada Keris itu beberapa kali di malam Jum'at Kliwon.
Sekian brot ceritanya, see you...!!!

?pub=henrykusumaputra@ZackyMadumoeID&for

5 Responses to "Misteri Keris Mega Mendung"

  1. мαdυмσє вlσg6 Februari 2016 pukul 15.33

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/misteri-keris-mega-mendung.xhtml

    BalasHapus
  2. seperti batik saja ya namanya mega mendung

    BalasHapus
  3. Sejarah keris mendung agak gaib dan kurang masuk akal. Mungkin sebagian orang ada yg percaya ada yg tak percaya

    BalasHapus
  4. semangat terus penulisnya

    BalasHapus
  5. Ceritanya ok, alurnya juga bagus. Terus bikin ceritanya ya pak..

    BalasHapus