~ Cerpen: Baru Segitu Sudah Kabur ~

Cerpen: Baru Segitu Sudah Kabur.


"Emaaaak aku suka diaaa" suara Ardi sambil jari tangannya menembak menunjuk kesebuah foto dilayar hpnya. Ardi kegirangan sendiri didalam kamarnya,karena tadi telah berhasil mengambil gambar wajahnya Monalisa,gadis ayu anaknya Pak Lurah.
Kecantikan Monalisa memang tiada duanya di kampung Ardi,sehingga banyak cowok-cowok yang memperebutkan cewek tersebut,termasuk Ardi.
"Untung emak yang lagi di negeri Arab cepat mengirimkan hp ini,jadi aku bisa menjepret wajah Monalisa meski sembunyi-sembunyi" kata Ardi lirih. Dia terus memandangi foto itu tiada bosan,sampai-sampai itu foto di zoom dan hp dinunging-nunggingkan berulangkali.
"Besuk aku cetakkan saja deh foto ini,lalu fotonya aku tempel disitu.. hehee" kata Ardi ngomong sendiri. Dia kemudian diam setelah mengambrukkan badannya di tempat tidur.
Ardi mengamati dengan seksama foto tersebut,lantas tersenyum.
"Monalisa.. Monalisa,kamu sangat cantik. Aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya" kata Ardi. Dia kemudian keluar dari kamar dan menuju pintu depan,karena ada yang memanggilnya.
"Siapa? eh kamu Rud. Ada apa" suara Ardi.
"Kamu lagi apa Ar? jadi tidak kita ketempat Pak Lurah?" tanya Rudi teman Ardi.
"Emmm tapi aku mesti mandi dulu Rud. Tunggu sebentar ya" Ardi langsung membalikkan badannya.
"Ya udah sana,biar Monalisa tidak bersin-bersin nanti" ujar temannya Ardi.

Mereka menuju kerumah pak Lurah setelah Ardi selesai mandinya.
"Aduh Rud,kenapa aku deg degan seperti ini sih!" kata Ardi.
"Ah kamu Ar,baru mau ketemu Monalisa saja sudah seperti itu. Bagaimana nanti ketemu bidadari beneran,hahaa. Ayo ah" mereka melaju dengan sepeda motornya. Tidak lama kemudian,Ardi dan Rudi pun sampai di tempat Pak Lurah mereka.
"Selamat sore Pak Lurah.." suara mereka setelah berada didepan rumah.
"Hemm" suara Pak Lurah melihat mereka. Pak Lurah sepertinya cuek terhadap kedatangan Ardi dan Rudi,beliau malah asik ngasih makan burung perkututnya.
"Selamat sore Pak Lurah..
Bagaimana ini Rud,sepertinya Lurah kita budeg,hehee" kata Ardi.
"Coba ulangi lagi!" kata Pak Lurah dengan menatap mereka berdua.
"Selamat sore Pak Lurah.." suara Ardi lantas menyenggol Rudi dengan sikunya.
"Selamat sore!
Ada perlu apa? kalau mau minta tanda tangan ya besuk saja di balai desa" kata Pak Lurah dan kembali asik dengan perkututnya.
"Eee,bukan kok pak. Kami bukan mau minta tanda tangan" kata Ardi.
"Lalu?" Pak Lurah melirik kepada mereka.
"Bagaimana ini Rud?" lirih suara Ardi.
"Emm anu Pak,kami mau ketemu sama Monalisa" suara Rudi agak takut pada Pak Lurahnya yang memang berwajah dingin itu.
"Monalisa lagi kondangan sama Ibunya,pulangnya nanti subuh" kata Pak Lurah. Keduanya bengong,setelah terdiam sebentar merekapun pamit pulang.
"Oh begitu ya Pak.
Kalau begitu kami pamit dulu Pak,permisi Pak" kata Ardi dan bergegas meninggalkan Pak Lurah.
"Iya!
Hehehehee,kasihan deh kalian,aku tau maksud kedatangan kalian,Pak Lurah gitu lho" Pak Lurah itu pun terkekeh.
Sementara itu Ardi ngomel-ngomel sendiri.
"Huh dasar Pak Lurah edan! masa kondangan pulangnya sampai subuh,memangnya sambil nonton wayang!" kata Ardi cengar-cengir.
"Hahahaa,kenapa juga dulu Pak Wongso di jadikan Lurah,iya kan Ar?!
Eh eh coba lihat siapa dia. Dia kan Monalisa" kata Rudi.
"Mana?" tanya Ardi.
"Itu yang lagi duduk disana itu" Rudi menunjuk ketempat yang dilihatnya.
"Iya benar. Kita kesana yuk" mereka menuju ketempat dimana Monalisa lagi duduk bersama temannya.
"Hei Monalisa" suara Rudi. Sementara Ardi senyum-senyum saja.
"Eh kamu Rud,Ardi. Dari mana?" kata Monalisa.
"Dari rumahmu" jawab Rudi.
"Terus?" tanya gadis bernama Monalisa.
"Ya ketemu sama Bapakmu" kata Rudi.
"Bapak bilang apa?" tanya Monalisa lagi.
"Pak Lurah bilang,kamu kondangan sama Ibumu dan pulangnya subuh nanti" terang Rudi.
"Hik hik hik,Bapak memang suka gitu.
Memang ada perlu apa kalian mencariku?" Monalisa mengulum senyum.
"Tidak ada sih,cuma main saja.
Ngomong dong Ar,kok diam saja" kata Rudi.
"Iya nih,kenapa diam saja Ar? sariawan ya?" kata Monalisa.
"Emm,tidak" Ardi tampak malu-malu sama Monalisa. Ardi memang tidak seperti Rudi yang terkadang ceplas-ceplos bicaranya dan mudah bergaul. Kalau Ardi orangnya banyak diam tapi ramai di dalam alias suka dibatin apa yang mau di omongkannya.

Ardi masih saja terdiam sambil sesekali melihat kearah Monalisa.
"Aku harus ngomong apa ya ke dia? Kenapa lidahku serasa kelu sih,aaah" suara Ardi dalam hati.
"Ayo Ar ngomong,atau kita pulang saja ya" suara Rudi sedikit menyadarkan Ardi.
"Emmm,ya janganlah Rud.
Monalisa,anu.." suara Ardi terhenti.
"Anu apa Ar? ngomong saja tidak apa-apa" kata Monalisa dengan menatap serius wajah Ardi.
"Aku.. aku mau mengajakmu jalan-jalan" kata Ardi. Sementara Rudi mengulum senyum saja melihat temannya yang malu-malu kucing tersebut.
"Jalan kemana Ar? sebentar lagi petang lho,banyak kuntilanak berkeliaran,hik hiik" Monalisa malah terkekeh. Ardi menundukkan wajahnya menatap lantai,ada sedikit rasa malu atas kata Monalisa itu.
"Kenapa Ar?
Anu saja Ar,kamu ngajak Atun saja,mau kan Tun? hik hik hiik,bercanda" kata Monalisa dan menyenggol tubuh Atun. Jelas saja Ardi melotot tidak mau,karena Atun temannya Monalisa adalah seorang yang bertubuh gembrot dan jalannya saja (kata orang sih) seperti entok.
Ardi semakin membenamkan wajahnya kedalam perasaan minder. Dia menarik nafas dan cuma berani melirik kearah Monalisa.
Dalam keadaan seperti itu,Rudi segera menyegarkan suasana dengan sedikit membuat lelucon. Maka mereka tertawa karena lelucon tersebut.
"Sial! ternyata dia menghinaku ya" kata Ardi dalam hati.
"Ardi,kenapa kamu cemberut saja? marah ya sama saya?
Maaf deh.." suara Monalisa.
Rudi yang tidak ingin bertele-tele,lantas dia nyeplos saja dalam omongannya.
"Mona,sebenarnya.. Ardi itu suka padamu" kata Rudi. Terang saja Ardi tersentak,dia langsung mengangkat wajahnya memandang Rudi.
"Hust!" suara Ardi kepada Rudi. Monalisa menatap Rudi,lalu memandang tajam kearah Ardi.
"Benarkah Ar?
Hemm,suka yang seperti apa maksudnya? karena makna kata suka itu luas lho" suara Monalisa.
"Maksudnya cinta gitu Mona cakep..." kata Rudi.
"Oh cinta.. Terus?" suara cewek cantik tersebut.
"Terus terus,ya terus di jawab lah Mon" kata Rudi.
"Iya sih,tapi tidak semudah itu Rud. Hemm,jujur saja aku sudah punya pacar" kata Monalisa.
Rudi terdiam,terlebih lagi Ardi,dia semakin dalam membenamkan wajahnya karena rasa malu.
Selanjutnya dengan berbisik,Ardi mengajak Rudi untuk pulang.
"Kita pulang saja yuk Rud" ajak Ardi.
"Ok.
Mona,karena sudah petang,kami pamit pulang dulu ya" suara Rudi pada Monalisa.
"Pulang? I..iya.
Maaf lho Rud,Ardi" ucap Monalisa.
Kedua Pemuda itu,Ardi dan Rudi pun meninggalkan Monalisa dan temannya.
Monalisa tersenyum lantas mencubit lengan temannya,Atun.
"Hik hik hik hiiik,baru segitu sudah kabur" ujar Monalisa. SELESAI.

Penulis Cerita: мαdυмσє

9 Responses to "~ Cerpen: Baru Segitu Sudah Kabur ~"

  1. мαdυмσє вlσg11 Juni 2015 pukul 13.20

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerpen-baru-segitu-sudah-kabur.xhtml

    BalasHapus
  2. Singgih Tutorial11 Juni 2015 pukul 15.09

    Sikap Ardi 99% mirip saya loh sob :grin:
    Tapi bedanya saya belum pernah nembak cewek hehehe. Tapi sikap Ardi langsung pulang saja begitu tahu jawaban Monalias...eh Monalisa :mrgreen:

    BalasHapus
  3. Haha... gokil, adminny Kreatif

    BalasHapus
  4. Arjuna Mencari Cinta11 Juni 2015 pukul 15.56

    Jika memang tidak ada rasa suka antara yang mencintai dan ingin dicintai tetap aja si monalisa gak akan mau menerima cintanya si ardi sekalipun harus dipaksa2 tuh kang.

    BalasHapus
  5. Alif Shadz Murtafi11 Juni 2015 pukul 16.04

    :D monalisa disuap 1milyar aja biar mau

    BalasHapus
  6. Panjang nya cerpen :o

    BalasHapus
  7. Tanaman Indonesia11 Juni 2015 pukul 22.07

    saya dah tua sob,jd gak tau tembak menembak... :mrgreen:

    BalasHapus
  8. lo mainnya sambil bawa martabak pasti mau tuh si mona diajak jalan, jangan langsung main tembak aja, pdkt dulu dunk...

    BalasHapus
  9. Hahaa,kenapa Ardi langsung ngajak pulang itu gan? Yaaa si Ardi cement...!

    BalasHapus