~ Cerpen: Dibalik Kebohongan Teman ~

Dibalik Kebohongan Teman.

Baru saja aku pulang dari rantau dan di sore itu aku lagi duduk di teras rumah.
Anto teman lamaku datang kemudian bercerita tentang sebuah kejadian yang di alami Ani, temanku juga.
"Benar Bray, dia itu telah dicabuli oleh preman," Anto lalu menghisap batang rokok ditangan.
"Darimana kamu tau?" Tanyaku.
"Aku melihatnya sendiri," Jawab Anto.
"Kalau kamu melihatnya, kenapa tidak kamu cegah preman itu?" Kataku.
"Anu Bray, aku tidak berani, laki-laki itu kan seorang preman kejam," Anto kembali menghisapan rokoknya.
"Biarpun dia preman, seharusnya kamu tidak boleh takut kan Bro.
Bro, aku masih tidak percaya kalau Ani telah dicabuli oleh preman seperti yang tadi kamu katakan," Kataku.
"Kenapa kamu tidak percaya?" Tanya Dia.
"Karena memang tidak ada yang membuktikan hal itu Bro," Kataku.
"Sumpah deh Bray, dia itu sudah dicabuli oleh seorang preman kemarin, jadi tidak pantas kamu mencintainya Bray," Anto sepertinya serius.
"Kenapa tidak pantas Bro, bukankah mencintai seseorang itu bukan cuma fisiknya doang?
Mencintai itu kan harus semuanya, kita harus bisa menerima apapun keadaan dia, apapun yang telah terjadi dengan dia," Kataku sok ngerti.
"Iya. Terserah kamu saja deh Bray, aku kan sekedar ngasih tau.
Ya udah Bray, aku cabut dulu ya," Anto kemudian meninggalkanku sendiri.
Aku menatap langkah Anto dengan perasaan tidak percaya, karena aku tau betul siapa Anto.
Aku menghela nafas sebentar, lantas menghubungi Ani via phonsel, tidak lama kemudian aku dan Ani terlibat dalam pembicaraan.

"Ani, benarkah apa yang dikatakan oleh Anto?" Suaraku membuka percakapan.
"Maksudmu Anto siapa? dan mengenai hal apa?" Ani sedikit bingung dengan pertanyaanku.
"Anto Pradipa, teman kita itu lho. Dia mengatakan kalau kamu telah dicabuli oleh seorang preman," Kataku.
"Hah, dicabuli preman? Ngarang itu temanmu," Suara Ani.
"Yang benar An," Tanyaku.
"Iya benar. Wah.. kurang ajar itu Anto, ngarang dan memfitnah itu namanya. Lantas kamu percaya begitu saja dengan Anto?!" Sepertinya Ani marah terhadap Anto.
"Iya tidaklah. Ok An, kita sambung nanti lagi ngobrolnya, aku keburu mau ngantar Ibu, bye." Aku menyudahi percakapan, lalu mengantar Ibu yang mau suntikan.

Ke esokan harinya, Aku dan Anto duduk di gardu.
"An, yang benar ah kalau Ani telah dicabuli preman?" Tanyaku.
"Iya benar lah, masa aku bohong. Kalau kamu tidak percaya padaku, ya sana kamu tanyakan sendiri pada Ani," Anto melirik ke wajahku.
"Bukan tidak percaya An, tapi belum," Aku semakin yakin kalau Anto berbohong dengan gelagat yang dia tunjukkan.
"Bagaimana Bray, masih tidak mempercayaiku?" Tanya dia dengan tapapan lain kepadaku.
"Percaya Bro percaya. Emmm, terus kapan kejadiannya pencabulan itu," Aku mulai menggali kebenaran atas apa yang dikatakan temanku, Anto.
"Dua hari yang lalu sebelum kamu pulang kampung," Jawabnya.
"Tempatnya?" Tanyaku lagi.
"Disebuah ruang dirumah kosong tidak jauh dari pasar," Kata Anto, lantas dia melolos batang rokok dari bungkus ditangannya.
"Disebuah rumah tidak jauh dari pasar? Cerita detailnya gimana Bro," Aku kemudian menyulut rokok.
"Saat itu Ani berbelanja di pasar, terus dia dekati oleh preman dan dipepet. Lalu aku sendiri tidak tau kenapa Ani sampai mau mengikuti preman itu saat diajak kerumah tersebut," Disini aku semakin tertarik pada cerita Anto untuk mengetahui lebih jelasnya.
"Dan kamu mengikuti mereka?" Tanyaku dengan menunjukkan wajah keseriusan.
"Ya, aku mengikuti mereka sampai pintu rumah itu ditutup oleh preman tersebut," Terang dia.
"Terus dari mana kamu tau kalau preman itu mencabuli Ani? sementara pintunya saja ditutup," Anto tampak kebingungan menjawab pertanyaanku itu.
"Aaaa anu, aku mengintip dari lubang kunci pintu," Ujarnya.
"Oh begitu, lantas apakah tidak ada orang yang melihatmu dan curiga karena kamu di depan pintu dengan posisi mengintip," Aku membuang puntung rokok ke tanah dan menginjaknya gepeng.
"Tidak, aku kan cuma sebentar mengintipnya.
Pokoknya kamu percaya saja padaku," Wajah Anto tampak menegang.
"Ok ok, aku percaya padamu. Terus kamu ditempat itu sampai Ani keluar, begitu?" Tanyaku.
"Iya. Karena aku ingin tau lebih jauh apa yang terjadi pada Ani di dalam sana, maka aku menunggunya hingga mereka keluar," Anto kembali menyulut batang rokok.
"Berapa lama Ani di dalam sana," Tanyaku.
"Hampir 30 menit. Mereka keluar tapi tidak bersamaan," Anto menghisap rokoknya.
"Hemm, terus apa yang kamu lakukan saat kamu melihat mereka keluar, apa kamu langsung menghampiri Ani?" Tanyaku yang seperti penyidik saja.
"Aku menghampiri Ani setelah preman itu pergi dari dekat Ani. Aku menanyakan apa yang terjadi padanya di dalam rumah itu, Ani menjawab dia telah diperlakukan tidak senonoh oleh preman itu.
Sudah ah, malas menjelaskan. Kamu tanyai saja Ani." Anto sepertinya jengah sendiri. Wajahnya menegang menatapku, lantas kami menyudahi perbincangan tentang Ani.

Tidak terasa hari telah sore, aku dan Anto meninggalkan gardu.
Aku langsung membanting tubuhku ketempat tidur. Tidak lama kemudian kuhubungi Ani via phonsel dan langsung menceritakan apa yang tadi di katakan oleh Anto.
"Mengada-ngada itu si Anto," Kata Ani.
"Kok mengada-ngada?" Aku jadi bingung sendiri. Kalau Anto benar mengada-ngada, lantas apa maksudnya?
"Iya mengada-ngada lah, orang aku tidak mengalami apa yang Anto bilang. Mungkin saja Anto lagi katarak, jadi melihat orang lain disangkanya aku," Ani terus menyangkal atas pertanyaanku oleh cerita dari Anto tersebut. Hingga pada akhirnya memang apa yang dikatakan oleh Anto adalah sebuah kebohongan yang di buat-buat olehnya.
Selidik punya selidik, ternyata ada niat dari Anto untuk memiliki Ani dan cerita yang dibuatnya itu tidak lain agar aku menjauh dari Ani karena Anto tau kalau Ani sangat mengharapkan diriku. SEKIAN.

Penulis: мαdυмσє

7 Responses to "~ Cerpen: Dibalik Kebohongan Teman ~"

  1. мαdυмσє вlσg22 Juni 2015 pukul 01.38

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerpen-dibalik-kebohongan-teman.xhtml

    BalasHapus
  2. Sepertinya Anto akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan Ani itu gan, meskipun Anto tau kalau Ani suka pada Bro yang juga teman Anto.
    Hemm, perebutan seseorang dengan alasan cinta memang sering terjadi dan tidak jarang karena perebutan itu akan memunculkan sentimen, pertengkaran sampai terputusnya tali pertemanan bahkan persaudaraan ya.
    Kiranya Anto telah dibutakan oleh rasa suka, hingga dia bisa membuat cerita seperti itu.
    Akan sangat bagus cerpen ini kalau saja penulisannya ditambahi, mungkin sampai 10.000 cws, hehee.

    BalasHapus
  3. Cerpen yg keren gan,

    BalasHapus
  4. Alif Shadz Murtafi22 Juni 2015 pukul 05.43

    Teman makan teman itu

    BalasHapus
  5. Seorang teman yang akan makan teman itu gan. Cerpennya keren brot.

    BalasHapus
  6. sapto Tri tamvan apalah apalah22 Juni 2015 pukul 10.22

    Bagus gan

    BalasHapus
  7. Bahrian Adhi Prasetyo22 Juni 2015 pukul 10.56

    :-o :( teringat flashback. :'(

    BalasHapus