~ Cerpen: Merdu Suaranya Membuatku Jatuh Hati ~

Cerpen: Merdu Suaranya Membuatku Jatuh Hati.

Jaka Purnama masih duduk di teras rumah ketika Satrio menghampiri dirinya.
"Hei Jaka, ngapain melamun?" Suara Satrio yang saat itu hendak ke Surau/Musholla untuk menjalankan Shalat Isya' dan Tarawih.
"Iya mas Satrio. Tidak melamun kok, cuma lagi menikmati suasana," Kata Jaka. Satrio kemudian menghampiri Jaka dan duduk disampingnya.
"Emm, suasana disini sepi Jak, tidak seperti di kota tempatmu sana, maklum di kampung," Kata Satrio yang lantas menurunkan Sajadah dari pundaknya dan memutar-mutarkannya untuk mengusir nyamuk yang berkeliweran di dekatnya.
"Tidak juga mas, di kota juga tidak selalu ramai, plak," Jaka kemudian menepuk nyamuk yang mengelitik di kulit lengannya.
"Oh iya Jak, kita ke Surau yuk, itu sudah Adzan," Satrio kemudian berdiri dari duduknya.
"Ayo, sebentar ya," Jaka masuk ke dalam rumah guna mengambil Kopiah penutup kepala dan mengganti celana panjangnya dengan kain sarung.
Jaka dan Satrio kemudian menuju Surau yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka.

"Aduh Salma, maaf tadi aku lupa mau ke rumahmu," Kata Satrio pada Salma.
"Emang mau apa kamu ke rumah?" Salma lantas menatap Jaka yang berdiri tidak jauh dari Satrio.
"Mau ikut berbuka di rumahmu, hahaa bercanda. Kenalkan, ini namanya Jaka, keponakan Pak Wondo. Dia baru datang dari Jakarta," Kata Satrio, Salma menatap Jaka sebentar.
"Oh," Suara Salma.
"Kenapa cuma bilang Oh sih Sal?" Satrio mengernyitkan dahi.
"Tidak apa-apa Sat. Aku mau wudlhu dulu ya," Salma meninggalkan mereka berdua.
"Ada apa dengan Salma? kok cuek gitu, ah biarlah.
Ayo Jak kita wudlhu," Ajak Satrio pada Jaka.

Setelah selesai menjalankan Shalat Isya' dan Shalat Tarawih, Satrio pun keluar dari dalam Surau. Dia duduk-duduk di lantai teras Suarau tersebut, sementara Jaka Purnama masih menyelesaikan dzikirnya.
"Salma, tunggu sebentar," Satrio berdiri dan menghampiri Salma.
"Ada apa Sat?" Salma menoleh kearah Satrio.
"Tidak ada apa-apa, hehee.
Habis ini kamu mau kemana?" Satrio menyengir.
"Ya pulang ke rumah, ada apa sih?!" Salma mengernyitkan dahi.
"Emmm anu, kamu dapat salam dari Jaka," Satrio mengulum senyum.
"Salam? tidak usah salam-salaman Sat. Aku mau pulang ya, perutku lapar, Assalamu'alaikum," Salma melangkah meninggalkan Satrio.
"Salma tunggu dulu, waduh malah kabur, hahaa!
Wa'alaikum musaalam," Satrio tertawa.
"Ich salam salam apaan, orangnya saja jelek kayak gitu! hik hiik," Kata Salma dan malah cekikikan. Sementara itu Jaka keluar dari dalam Surau dan langsung duduk di dekat Satrio.
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri mas Satrio? apa ada yang aneh pada diriku?" Jaka memandang Satrio tidak mengerti.
"Tidak Jak. Oh iya, kita mau pulang atau mau kemana ini? atau kamu mau Tadarusan disini?" Satria pun menatap Jaka.
"Emm, iya sih ingin Tadarusan di Surau, tapi nanti saja," Keduanya lantas tiduran sambil ngobrol.

Seperti pada bulan Ramadhan sebelumnya, setelah Shalat Tarawih, ada beberapa orang yang Tadarusan di Suarau itu.
"Mas Satrio, nanti gantian ya Tadarusannya," Suara seorang remaja pada Satrio.
"Iya, sekarang sana kamu mulai dulu," Jawab Satrio pada remaja tersebut. Tidak lama kemudian terdengar dari pengeras suara, Ayat-ayat Suci Al-Qur'an dilantunkan.
Seiring jarum jam berputar, remaja itu sudah membaca Ayat Suci hingga setengah Surah. Dia kemudian melongok keluar, melihat Satrio dan Jaka yang masih tiduran.
"Mas Satrio, gantian," Kata remaja tersebut.
"Iya sebentar. Ayo Jak, kamu saja dulu yang menggantinya," Kata Satrio.
"Mas Satrio saja," Jawab Jaka.
"Kamu saja dulu, aku masih mau tiduran sebentar," Satrio malah memejamkan kedua matanya.
"Tapi, tapi suaraku jelek mas," Kata Jaka.
"Tidak apa-apa, yang terpenting bacaannya kan?
Ya sudah sana kamu duluan Jak," Kata Satrio.
"Iya mas, baiklah," Jaka kemudian menggantikan remaja tadi.

Jaka mulai melantunkan Ayat-ayat Suci tersebut hingga malam larut. Sementara itu, Satrio malah tertidur di teras Surau.
"Suara siapa itu yang Tadarusan? suaranya sangat bagus, bacaannya benar dan itu lho iramanya sangat enak di dengar," Suara Bapaknya Salma di rumahnya.
"Iya pak, suaranya sangat bagus. Emm sepertinya tidak ada di RT kita ini yang kalau membaca Al-Qur'an suaranya sebagus itu," Imbuh Ibunya Salma. Salma sendiri yang lagi di dalam kamarnya juga terkesima akan suara tersebut.
"Bagus sekali suara yang lagi Tadarusan itu, sangat merdu, siapa ya dia?" Salma terus mengikuti setiap Ayat yang lagi Jaka baca sampai selesai.
Ternyata, memang banyak orang yang terkesima akan suara Jaka tersebut.
Jaka Purnama kemudian membangunkan Satrio dan mengajaknya pulang.

Di siang itu saat Satrio lewat di depan rumah Salma, dia di ampirkan oleh gadis tersebut.
"Panas-panas mau kemana Sat? sini sebentar," Suara Salma.
"Ada apa Sal?" Satrio langsung menghampiri Salma.
"Emmm, eh Sat, tadi malam itu siapa yang Tadarusan?" Tanya gadis bernama Salma.
"Tadi malam? Anu, si Jafar dan Jaka," Jawab Satrio.
"Jafar siapa, anaknya pak Sami'an maksudmu? Lha kalau Jaka? Jaka siapa?" Salma seperti serius ingin mengetahuinya.
"Iya Jafar anaknya pak Sami'an, karena tadi malam dia yang Tadarusan terus dilanjutkan sama Jaka Purnama keponakan pak Wondo, terus aku tidur dan tidak tau siapa lagi yang Tadarusan. Memangnya ada apa Sal?" Satrio menjelaskan.
"Tidak sih. Kalau suara Jafar aku sudah hafal Sat, tapi suara yang satunya itu yang aku tidak tau," Salma menatap Satrio.
"Oh, mungkin yang kamu dengar suaranya Jaka. Memang kenapa sih, jelek ya suasanya," Satrio memperhatikan Salma.
"Tidak kenapa-napa.
Enggak, siapa yang bilang je..lek," Salma menundukkan wajahnya sebentar.
"Lalu?" Tanya Satrio.
"Ya enggak kenapa-napa kok. Kamu puasa kan? kalau tidak puasa, itu di meja dalam rumah ada makananan, hik hiik," Salma tertawa kecil.
"Aku tau.. pasti ada apa-apa nih kenapa kamu menanyakan suara siapa tadi malam, hahaa.
Ya udah Sal, aku mau ketempat pak dhe dulu," Satrio kemudian meninggalkan Salma di teras rumahnya.
Salma diam, dia mencoba menerka-nerka gerangan siapa pemilik suara bagus tadi malam.
"Kalau suaranya Jafar, aku sangat hafal. Apakah suaranya si Jaka itu? ah tidak mungkin, karena dia jelek banget." Salma kemudian masuk ke dalam rumah.

Seperti malam kemarin, Satrio dan Jaka berangkat ke Surau bareng-bareng untuk melaksanakan Shalat Isya' dan Shalat Tarawih, begitu juga dengan Salma.
Satrio mulai meledek Salma dengan kata dapat salam dari Jaka ketika mereka bertemu. Seperti biasa, Salma menanggapinya dengan dingin, sementara Jaka diam saja.
Setelah Shalatnya selesai, Salma langsung pulang.

Seperti malam kemarin, Jaka Tadarusan sampai pukul 22.00 wib, dan setelah selesai Tadarusan, Jaka dan Satrio pulang ke rumah.
Setiap malam sehabis Shalat Tarawih, Jaka, Satrio, Jafar dan yang lain bergantian Tadarusan.
Ada hal yang membuat Salma untuk kembali ke Surau ketika suara Jaka terdengar di pengeras suara Surau tersebut.
"Hei Salma, ada apa kok kamu kembali kesini?" Suara Satrio mengejutkan Salma, karena tadi Salma mengira kalau Satrio sudah tertidur di teras Surau itu.
"Eh anu, eh tidak. Maksudku anu Sat, aku mau mengambil kerudung yang tertinggal di dalam sana," Kata Salma.
"Eh anu eh tidak, gugup banget, ada apa hayo," Satrio memperhatikan tingkah salma tersebut.
"Bener kok, aku mau mengambil kerudung yang tertinggal," Salma kemudian masuk ke dalam Surau.
Bukan kebetulan kalau kerudung milik Salma tertinggal di Surau, tapi dia sengaja meninggalkannya karena dia ingin tau siapa gerangan yang membaca Ayat-ayat Suci dengan suara bagus dan berirama mendayu itu.
Salma memperhatikan si pembaca Ayat Suci tersebut yang tidak lain adalah Jaka Purnama.
"Ternyata memang benar dia," Salma kemudian keluar dari Surau.
"Wew.. kirain bohongan Sal, hehee," Suara Satrio menghentikan langkah Salma.
"Mana aku pernah bohong Sat," Gadis itu melangkah menuju rumahnya.
"Wew.. langsung pulang lagi itu cewek." Ujar Satrio.
Sesampai di rumahnya, Salma langsung masuk ke kamar. Dia diam, namun lama kelamaan bibirnya bergeming mengikuti suara Jaka yang lagi Tadarusan tersebut.
Salma merasa kagum pada suara Jaka, dan entah kenapa dia seperti merasakan keindahan di depan mata yang langsung merasuk ke hatinya karena suara tersebut.
Kini Salma selalu merindukan lantunan Ayat yang di baca oleh Jaka. Dia mengikuti, menyimak dengan seksama sampai suara itu berhenti dari pengeras suara.
Karena rasa kagum tersebut, lama kelamaan Salma menaruh hati pada Jaka, Salma jatuh hati pada Jaka, anak kota yang baru beberapa hari tinggal di kampungnya.
Kini hatinya Salma dipenuhi benih-benih cinta pada Jaka, namun dia malu untuk mengatakannya sendiri.
"Salma, tumben kamu tersenyum manis pada kami, ada apa?" Tanya Satrio di depan Surau.
"Tidak apa-apa Sat. Memang tersenyum tidak boleh," Salma memandang Jaka lantas menundukkan wajahnya.
"Boleh, cuma tumben saja, biasanya kan cemberut, hehee," Lantas mereka menuju ketempat wudlhu karena sudah Iqomah.

Pada akhirnya Salma menceritakan sama Satrio tentang apa yang dirasa atas Jaka saat Satrio lagi sendiri tidak bersama Jaka. Saat itu juga Satrio malah terkekeh kekeh mendengar kata Salma.
"Kenapa kamu tertawa Sat?" Salma memperhatikan Satrio.
"Tidak Sal, cuma kamu terlambat mengatakan itu, Jaka sudah balik ke Jakarta tadi sore," Satrio menatap Salma. Salma terdiam, sepertinya dia merasakan telah ada sesuatu yang hilang dan menjauh.
"Terus kapan dia balik kesini Sat," Tanya gadis tersebut.
"Tidak ta..u.." Wajah Salma pun menunduk, dia kembali terdiam tidak bergeming.
Kini Salma menunggu kedatangan Jaka, meski dia sendiri tidak tau kapan pemuda tersebut akan kembali datang ke kampungnya.

Cerpen to sobatku, Salma Fitriani.

Penulis: мαdυмσє

2 Responses to "~ Cerpen: Merdu Suaranya Membuatku Jatuh Hati ~"

  1. мαdυмσє вlσg20 Juni 2015 pukul 13.46

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerpen-merdu-suaranya-membuatku-jatuh-h.xhtml

    BalasHapus
  2. Suaranya jaka banyak yang suka ;)

    BalasHapus