~ Cerpen: Karena Ulah Miyabi ~

karena-ulah-miyabi.jpg<br
Karena Ulah Miyabi.

Suasana kelulusan di sekolahan itu sangatlah ramai. Hampir semua siswa tersenyum ceria. Mereka riang gembira karena telah lulus dari Ujian Akhir Sekolah (UAS).
Tampak Miyabi dengan senyum mengembang berjalan kearah kerumunan anak cewek di depan kelas tersebut.
Tiba-tiba saja Miyabi menekan ujung kaleng Pilox ditangannya dan njus njus njus..! Warna cat pilox tersebut berhamburan menempel di baju seragan temannya.
Suasana kian ramai ketika murid cowok ikut nimbrung dengan apa yang dilakukan oleh Miyabi.

"Apa-apaan sih kamu Miya? Aduh..," Suara teman Miyabi yang bernama Painem, lantas dia menghindar dari semprotan Pilox ditangan Miyabi.
"Hei Painem, mau lari kemana kamu hayo..," Miyabi mengejar Painem dan kembali menyemprotkan isi dari kaleng ditangannya.
"Sudah Mia sudah.. aduh..," Painem akhirnya pasrah atas tindakan Miyabi. Baju seragam Painem jadi penuh semprotan cat.
"Hahaa, keren kan Nem? Ayo siapa lagi yang mau aku semprot," Miyabi mengocok-ngocok kaleng ditangannya.
"Sini Miya," Suara Anto, Miyabi lantas menuliskan kata i love you pada baju si Anto.
"Yang warna merah ada tidak Miya?" Tanya Jeffri.
"Ada di tas, tapi ini dulu biar habis," Miyabi terus mencoret-coret baju temannya.
"Ambil dong Miya yang warna lainnya,
Eh Miya Miya, sini aku pinjam sebentar," Anto meminta kaleng ditangan Miyabi, lalu njus njus njus. njus.!
"Aow, hahahaa," Anto menyemprotkan cat itu ke baju Miyabi, cewek tersebut tertawa dengan centilnya.
"Kalau ini baru keren namanya.. adil dan sejahtera.. hahaa," Kata Anto.
"Lho kok adil dan sejahtera An?" Miyabi bengong.
"Lha iya toh, masa kamu enak-enakan njas njus ke orang lain tapi bajumu masih bersih," Anto melanjutkan semprotannya ke baju Miyabi.
"Wuahahahaa, iya benar," Miyabi tertawa lebar. Meskipun Miyabi seorang cewek tapi dia tidak bisa tertawa pelan alias selalu wak wakan.

"Sini Nem, yaaa malah kabur," Miyabi memanggil Painem, namun si Painem langsung terbirit.
"Mana warna yang lainnya Miya?" Suara Anto yang langsung membuka tas punya Miyabi.
"Waduh, bisa dimarahi emak nanti aku, dasar Miyabi eh Miyati," Kata Painem yang sudah kabur dari lingkaran teman-temannya.
"Hei anak-anak, pada main apa kalian? Aduh.. kan tadi sudah ada peringatan agar tidak ada main semprot cat ke seragam kalian!
Sudah-sudah, hentikan semprot-semprotnya!" Suara seorang Guru laki-laki pada mereka.
"Kan kami bebas melakukan ini pak? Kami kan sudah lulus," Miyabi menyela kata guru tersebut.
"Ya, kalian memang sudah lulus, tapi bukan berarti bebas melakukan apa saja. Nanti kalau kalian kelewatan dan terjadi sesuatu pada kalian, siapa yang akan bertanggung jawab? Sekolahan juga kan!
Ayo kemarikan itu piloxnya," Kata Pak Guru tersebut.
"Ini pak," Anto dan Jeffri memberikan kaleng pilox ditangannya.
"Punyamu Miya, berikan pada Bapak," Suara pak Guru meminta pada Miyabi.
"Punyaku yang mana Pak yang akan Bapak minta," Miyabi malah memicingkan satu matanya.
"Yang kamu pegang itu lho," Kata Pak Guru.
"Yang aku pegang ini Pak?!" Tangan Miyabi sengaja memegang payudaranya.
"Bu bukan yang itu, tapi kaleng cat itu," Pak Guru cengar-cengir sendiri.
"Oh.. yang ini.., ini Pak, njus njus...," Miyabi menyemprotkan cat kelengan Pak Guru tersebut.
"Jangan kurang ajar ya kamu!" Kata Pak Guru dengan melotot.
"Ops, maaf Pak tidak sengaja," Miyabi (nama asli Miyati) itu tersenyum.
"Hemmm, rasakan ini! njus njus njus..........." Saking geramnya, lantas Pak Guru menyemprotkan pilox ditangan ke tubuh Miyabi.
"Aduh Bapak," Miyabi bukannya menghindar, malah dia membalas semprotan tersebut.
Semua murid yang ada disitu pada bengong melihat Guru dan Miyabi. Sejurus kemudian mereka mengeroyok Gurunya dengan semprotan-semprotan cat pilox yang tersisa, kemudian mereka pada tertawa.
"Pak Bagyo, apa-apaan ini!" Suara Kepala Sekolah mengagetkan mereka. Mereka menoleh kemudian terdiam.
"A...anu Pak, ini anak-anak," Suara Pak Guru tadi.
"Sudah-sudah, sekarang pada bubar.
Seharusnya Bapak tidak ikut-ikutan kan? Tidak meladi anak-anak," Pak Kepala Sekolah kemudian meninggalkan mereka dan disusul oleh Pak Guru tadi.
Miyabi, Painem, Anto, Jeffri, serta yang lain kemudian pada tertawa ngakak melihat Pak Gurunya yang belepotan semprotan cat.
"Semua karena ulahmu Miyati, bajuku jadi seperti ini!" Gerutu Pak Guru di ruang ganti. Sementara Miyabi (Miyati) masih cekikikian bersama temannya.
"Karena ulah Miyabi bajuku jadi seperti ini! Padahal kan baju ini mau aku berikan sama adik yang sebentar lagi masuk SMP, huh dasar Miyati edan!" Kata Painem menggerutu sendiri.

Cerita Fiktif.
Penulis: мαdυмσє

klik ini dong kang mas, diajeng!

8 Responses to "~ Cerpen: Karena Ulah Miyabi ~"

  1. мαdυмσє вlσg21 Juni 2015 pukul 01.20

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerpen-karena-ulah-miyabi.xhtml

    BalasHapus
  2. Dasar Miyabi! :D

    BalasHapus
  3. ikut nyimak ajs gan, keren ceritanya.
    kunbal ya

    BalasHapus
  4. Karena ulah Miyabi, Pak Guru Jadi seperti mereka yang bermain cat semprot. Karena ulah Miyabi juga seragam kepunyaan Painem jadi tidak mungkin diberikan sama adiknya yang sebentar lagi masuk SMP.
    Seharusnya memang budaya semprot-semprot cat ke baju seragam sekolah setelah lulus tidak usah dilakukan, karena tidak sedikit orang yang seperti Painem tadi, yang akan memberikan bekas seragamnya buat adik atau saudaranya yang lain.

    BalasHapus
  5. Seru cerpennya gan.. Ane juga kemarin corat coret baju.. Tapi pake baju yg udah ga kepake..
    moment2 akhir sekolah yg menyenangkan yg menjadi kenangan bersama teman2.. :D

    BalasHapus
  6. kayaknya harus dibikin UU biar gk ada semprat semprot waktu lulusan, qxqxqx. Mampir ya..

    BalasHapus
  7. Dasar itu miyabimiyati kurang ajar banget sama gurunya.

    BalasHapus