~ berdansa di rumah angker berhantu ~

rumah-kosong1.jpg<br

~ CERITA MISTERI: BERDANSA DI RUMAH ANGKER BERHANTU



Hari masih siang , di ruas jalan sebuah perkampungan yang tampak asri dan ramah penduduknya.. , Si tono anak kecil yang baru berumur belasan tahun , lagi asik bercanda bersama seorang temannya , sebut saja namanya si welly.
mereka berjalan menyusuri jalan kampung sambil sesekali bercanda ria.
tubuh mereka basah oleh gerimis yang sedari tadi pagi turun di perkampungan tersebut.
sesekali kaki si tono di tendangkan pada kubangan air jalan itu , lantas dia tertawa manakala air kubangan tadi mengenai tubuh si welly dan juga dirinya.
mereka saling tertawa cekikian.. tidak lagi memperdulikan hawa dingin karena badan yang basah dan hembusan angin yang saat itu lumayan kencang.

" sebenarnya kita mau ke mana sih wel ? " tanya si tono sambil memeras ujung kaosnya yang basah karena air gerimis.

" kita mau ke rumah nenekku ton " jawab si welly yang lagi sibuk membersihkan ingus di hidungnya , karena si welly mudah sekali hidungnya meler/pilek/flu apabila terkena hawa dingin yang berlebihan bagi tubuhnya.

" oh.. ke rumah nenek shinta ya wel ,? " kata si tono.

" iya ton " jawab si welly.
Lalu mereka mempercepat langkahnya , karena beberapa puluh meter lagi sampai di rumahnya nenek shinta.

DUEEEERRR.. , tiba - tiba saja bunyi petir menggelegar dan kilatan - kilatan cahayanya nampak jelas menggambarkan sebuah kekuatan juga kengerian.
sontak saja ke dua anak itu kaget , dan tubuhnya hampir terpelanting karena kaget dengan suara petir yang cukup keras tadi.
mereka kemudian berlari berlindung
ke sebuah rumah yang tidak jauh dari tempat mereka tadi.

" aduh.. suara petirnya keras sekali yan wel ? aku sampai mau terjatuh karena kaget. " kata si tono kepada temannya.

" iya ton , aku juga kaget dan mau terpelanting tadi. " jawab si welly sambil mendekap kedinginan.
kemudian mereka berdua duduk di sebuah kursi di depan rumah.

" bagaimana ini wel , masih jauh tidak rumah nenekmu ? " kembali si tono bertanya pjda si welly.

" tidak kok , sebentar lagi sampai.. , nanti kalau kita sudah sampai di lapangan volly.. nah di dekat situ rumah nenekku ton.. " jawab si welly sambil membersihkan ingusnya.
masing - masing dari mereka saling memepetkan tubuh mereka ke tembok yang sudah kelihatan lapuk karena memang rumah itu sudah lama tidak keurus , karena telah lama di tinggalkan pemiliknya.

" aduh wel.. , perutku sakit.. , lapar ini wel.. " kata si tono sambil memegangi perutnya.

" iya ton , aku juga laper.. , kalau begitu mari kita lanjutkan kerumah nenek. " kata si welly mengajak si tono , kemudian mereka melanjutkan perjalanan ke rumah neneknya si willy.
mereka terus berjalan di bawah air gerimis yang masih turun.
setelah berjalan kira - kira 25 menit akhirnya mereka sampai juga di rumah neneknya si welly.

" assalamu'alaikum.. " salam si welly sambil mengetuk - ngetuk daun pintu rumah neneknya. tapi tidak ada jawaban.
kemudian si welly mengetuk pintu dan ucap salam lagi.. tapi masih tida ada jawaban dari dalam rumah.

" waduh.. Kemana ini nenek dan yang lainnya ya ? " kata si welly pelan.

" mungkin nenekmu lagi keluar rumah wel.. " kata si tono.

" bisa jadi begitu ton. " sahut si welly kemudian duduk di kursi rotan depan rumah.
tiba - tiba dari arah depan.. datang nenek shinta dengan di papah oleh anaknya yang bernama om anton.

" assalamu'alaikum.. , nenek dan om.. " kata si welly pada nenek dan om anton yang baru datang.

" wa'alaikumsalam wel.. , sudah lama apa wel kamu datang ? " jawab si nenel yang di barengi oleh anaknya ( om anton).,

" belum kok nek , om. " jawab si welly yang menahan dingin.

" oh begitu.. , ya ayo kita masuk ke dalam wel.. dan siapa ini nama temanmu wel ? nenek lupa. " kata nenek sintha sambil membuka pintu. kemudian mereka pun masuk ke dalam rumah.

" ini namanya tono nek.. " jawab si welly.

" ada perlu apa kalian datang ke sini gerimis - gerimis begini.. Welly dan tono.. ? " tanya nenek shinta , kemudian beliau duduk di kursi kayu warna coklat yang sudah pada luntur warna catnya.

" tidak ada apa - apa kok nek , kami cuma main saja. " jawab si welly.

" oh ya welly.. Sana kamu ganti kaos dan celanamu dengan punyanya si agus , kamu juga tono.. , pakaiannya ada di kemari sana itu.
kata nenek shinta sambil menunjuk ke arah lemari di pojok kamar yang tampak dari ruangan tamu tersebut.
kemudian si welly dan tono bergegas menuju ke arah kamar tersebut , menganti pakaian mereka lantas keluar dan duduk lagi di kursi dekat nenekmya.

" sudah nek.. , kami sudah ganti pakain kami yang basah tadi.. " kata si welly.

" iya welly cucuku . oh iya.. tunggu sebentar ya , akan nenek buatkan kalian teh hangat. " kemudian nenek shinta beranjak dari kursinya dan membuatkan minuman hangat buat mereka berdua.
si welly dan si tono pun senyum - senyum kegirangan , manakala si nenek kembali ke ruangan depan dengan membawa 2 gelas teh manis dan sepiring kue menuju ke tempat mereka duduk.

" silahkan di minum welly , tono. " kata nenek shinta setelah meletakkan teh manis dan kue tersebut.
si welly dan si tono pun mengangguk dan langsung meraih gelas di hadapan mereka. Setelah itu mereka juga saling balapan mengambil kue roti dan tahu isi yang tadi nenek bawa dari luar rumah.

" eh welly dan tono , tadi kalian sudah bilang sama orang tua kalian apa belum kalau kalian mau ke tempat nenek ?! " tanya nenek shinta pada mereka sambil sedikit manggut - manggut.

" belum nek , tadi bapak dan ibu tidak ada di rumah kok.. " jawab si welly sambil mengunyah roti di dalam mulutnya. Sementara itu si tono asik minum teh manis di hadapannya sampai habis. Hehehehee.. Mungkin dia keseretan dan hampir tersedak karena roti kering yang dia makan.

" oh.., kalau begitu welly.. dan kamu tono.. , lain kali kalau mau ke tempat nenek atau ke mana saja.. harus berpamitan dulu pada orang tua kalian ya.. , kalau orang tua mereka pas lagi tidak di rumah.. ya tunggu sampai mereka pulang atau lain kali saja mainnya ke tempat nenek. " kata si nenek menerangkan kepada ke dua bocah itu.

" iya nek.. " kata kedua bocah itu serempak , dan cengengesan.


Hari telah petang , sudah pukul 17.06 wib (jam 5 sore) . di rumah nenek shinta , si welly dan si tono lagi asik main karambol miliknya si agus anaknya om anton.
mereka asik saling lempar , saling dorong mata biji karombol tersebut dengan jari - jari mereka.
SREEEET.. CETAK , mata biji karambol pun meluncur dengan licinnya di atas papan yang di taburi serbuk putih tersebut , biji mata karambol kemudian memantul - mantul sebelum akhirnya mengenai biji yang lain dan masuk ke dalam lubang di sudut kotak tersebut.

" yeee.. aku menang.. ! kata si tono senang , sementara si welly cemberut lantas menata biji - biji karambol itu. mereka pun memulai permainan lagi.

" le.. welly dan tono.. , hari sudah petang lho.. , nanti kalian di cari orang tua kalian.. " kata nenek shinta yang muncul dari kamarnya.

" iya nek.. , sebentar lagi ya nek.. " jawab si welly sambil masih mendorong biji karambol.

" sudah.. sudah.. , hentikan main kalian , dan bersiap - siap pulang , nanti biar di antar sama om anton. " kata nenek shinta kepada mereka.
kemudian nenek shinta pun memanggil om anton.

" ton anton.. , ini kamu antar anak - anak ini pulang.. " kata nenek shinta , tapi tidak ada jawaban dari om anton. akhirnya si nenek masuk ke dalam untuk mencari om anton.. tapi om anton-nya tidak juga di dapatinya.

" hemmm , kemana sih.. si anton ini ? di panggil dari tadi kok tidak di jawab. " gumam si nenek sedikit kesal.
si nenek pun keluar lagi menemui ke dua anak tadi.

" anak - anak.. , om anton-nya tidak ada di rumah.. jadi kalian pulang sendiri ya.. , ini buat jajan kalian besok di sekolahan. " kata nenek shinta pada kedua bocah tersebut.

" tapi nek.. , kami masih mau main ini nek.. " jawab si welly.

" sudah.. , nanti kamu bisa main lagi kalau ke sini.. " kata si nenek sedikit melotot.
kemudian nenek shinta memberikan 2 lembar uang 5.000-an kepada kedua anak tersebut.
kemudian dua anak itu berpamitan pulang pada neneknya.

" nek.. , saya dan tono mau pulang dulu ya nek.. , assalamu'alaikum.. " kata si welly yang di amini oleh si tono. Kemudian kedua bocah itu beranjak dari rumah neneknya , melangkah sambil berjingkrak - jingkrak kecil karena senang mendapat uang dari si nenek.


Mereka terus menyusuri jalan perkampungan yang licin dan banyak genangan air di sana sini.
mereka saling bersenda gurau dengan riangnya.
mereka sudah melangkah jauh dari rumah nenek shinta , juga masih jauh untuk sampai ke rumah mereka.
tiba - tiba mendung datang lagi.. hitam tebal bergelayut di ruang langit.
angin pun bertiup kencang menghamburkan dedaunan layu yang masih di pohonnya ataupun yang sudah terjatuh.
kedua anak tadi kelihatan panik , tidak tau apa yang harus mereka lakukan.
mereka berlari untuk mempercepat langkahnya , namun di depan sana.. hujan turun dengan agak lebat.
mereka pun bertambah panik dan takut.

" welly.. kita harus bagaima ini ? " tanya si tono pada temannya yang sama - sama takut dan bingung.

" tidak tau ton.. " jawab si welly yang seperti mau menangis.

" eh welly , kita berteduh di sana saja yuk !. " kata si tono kepada temannya itu.

" ayo ton.. , tapi aku takut ton.. rumah itu seram sekali.. " kata si welly
kemudian merekapun berteduh di rumah tersebut dengan terpaksa dan perasaan takut.
mereka menoleh kesana kemari , memeriksa sekitar rumah itu dengan pandangan mereka.

DUEEER.. GLUGUR.. , kembali terdengar petir menggelegar dengan kilatan - kilatannya.
mereka pun bertambah ketakutan karenanya.

" welley.. aku takut.. !!! " kata si tono dengan gemetar dan wajah jadi pucat pasi.

" aku juga takut ton.. ! " sahut si welly.

" wel.. , lihat itu welly.. , lihat itu di sana wel.. " kata si tono sambil menunjuk ke arah pojok rumah itu , lalu dia menutup matanya dengan kedua telapak tangannya.

" lihat apa ton ? , mana tidak ada apa - apa kok..!. " kata si welly yang tidak melihat apa - apa seperti yang si tono lihat dan dia tunjukkan kepadanya.

" ayo wel kita pulang yuk , aku takut.. tadi aku melihat setan di pojok sana wel.. " ajak si tono pada temannya , lalu si tono bangkit dari tempat duduknya dan berlari meninggalkan si welly.
si welly pun berlari menyusul si tono meninggalkan rumah tersebut.
mereka terus berlari menjauh dari tempat tadi.
nafas mereka ngos - ngosan , setelah mereka rasa sudah cukup jauh dari tempat tadi.. mereka berjalan kecil dengan nafas tersengal - sengal.

" hey ton , tadi kamu kenapa sih ? Kok lari meninggalkan aku.. " tanya si welly pada temannya.

" tadi aku melihat putih - putih yang wajahnya rusak dan rambutnya panjang wel.. , makanya tadi aku takut dan langsung lari.. " kata si tono menjelaskan.

" kok aku tidak melihatnya ton.. , hiiii... aku jadi takut ton.. " kata si welly.
akhirnya mereka sampai juga di rumah si welly yang memang rumahnya tidak jauh dari rumah si tono.

" wel , aku mau langsung pulang ya , aku takut nanti di cari emak dan di marahi oleh emak. " kata si tono.

" iya ton. " jawab si welly. Kemudian si tono pun langsung menuju rumahnya , dan si welly juga langsung masuk ke dalam rumahnya.


sesampainya di rumahnya.. si tono langsung menceritakan kejadian yang di lihatnya di rumah yang buat berteduh tadi bersama si welly.
emaknya/ibunya si tono pun terkejut dan memarahi anaknya itu.

" kamu ini ton.. ton.. , kalau main ya jangan jauh - jauh.. , mana tidak bilang - bilang kalau kamu dan welly mau ke rumah neneknya welly. sudah sana kamu mandi dulu terus makan. " kata emaknya si tono.
sementara itu di rumahnya orang tua si welly.. , si welly juga menceritakan kepergiannya tadi kerumah nenek shinta bersama si tono , dan juga menceritakan bahwa tadi si tono melihat setan di rumah yang mereka jadikan tempat berteduh tadi.
bapak dan ibu si welly mendengarkan cerita anaknya itu dengan serius. Lalu ibunya si welly mengelus dada karena cemas dengan anaknya.

" bagaimana ini pak ? anak kita kalau main tidak bilang - bilang , apalagi tadi ke rumah neneknya dengan berhujan - hujanan.. mana tidak membawa payung lagi.. dan malah berteduh di rumah angker itu. " kata ibunya si welly pada suaminya.
sejenak suami ibunya welly terdiam , ingin rasanya dia menjewer telinga anaknya , tapi kemudian dia urungkan.. karena biar bagaimanapun dia merasa bersalah , karena tadi pergi tidak mengajak sekalian anaknya , dan anaknya pun bermain (pergi ke tempat neneknya tidak bilang kepada orang tuanya.).



" BAKSO.. BAKSO.. TIN TING TING.. TING , suara penjual bakso keliling terdengar di depan rumahnya si welly. si welly yang lagi menonton acara televisi itu pun berlari ke depan pintu.

" om.. , beli baksonya om.. " kata si welly, lantas dia berlari masuk ke dalam rumah lagi mengambil uang dan tempat bakso nanti.
kemudian dia keluar lagi.

" beli baksonya om , 2000,- saja om.. " kata si welly pada penjual bakso.

" iya dik.. , sebentar ya dik , mau pedas apa tidak dik ? " kata abang penjual bakso.

" jangan pedas - pedas om.. , kalau di banyakin penthol baksonya ya tidak apa - apa sich om.. " kata si welly cengengesan sambil mengelap hidungnya yang meler ingusnya.

" iya dik , eh.. penthol baksonya jangan banyak - banyak.. , kalau mau penthol bakso yang banyak ya dik.. , nanti bisa kamu tambahi bakso mu sendiri.. , hehehee.. " jawab penjual bakso dengan bercanda.

" aku tidak punya bakso kok om.. " kata si welly dengan nyengir.

" lha itu dik , yang di dalam celanamu itu kan bakso.. , hahahaa.. " kata penjual bakso , bercanda.

" mana om.. ? tidak ada kok , aku tidak punya bakso dalam celana kok om.. " kata si welly dengan lugunya.

" lha itu dik.. , itu yang dekat burungmu.. hehehee.. , ini dik baksonya sudah jadi. " kata si penjual bakso senyum - senyum.

" aih.. si om jorok ngomongnya.. ! , ini om uangnya. " kemudian si welly memberikan uang 5000-an yang tadi dari pemberian neneknya. kemudian si welly masuk ke dalam rumah setelah menerima uang kembaliannya.
sementara itu , si penjual bakso juga langsung mendorong gerobak baksonya , melanjutkan keliling menjajakan baksonya.


suasana di kampung itu sepi sekali , abang penjual bakso terus mendorong gerobak bakso sambil sesekali memukul mangkok dengan sendok dan teriak bakso bakso.. dengan suara yang sedang.

" hemmmm , kok sepi sekali sih kampung ini ? tidak seperti kampung sebelah tadi. " kata si penjual bakso pelan , kemudian dia berhenti dan duduk di sebuah bog/jonggolan dari semen.
dia membuka merogoh saku celananya dan mengambil bungkus rokok. Kemudian di tariknya sebatang rokok dan di sulutnya.

" huff.. apa itu ! " kata dia sambil dan terus memandang kearah bayangan yang tidak jauh dari tempatnya berhenti.
bayangan itu kian menampakkan diri di hadapan penjual bakso itu.
bayangan dengan kain putih.. seperti terbang.. , kainnya kesana kemari tertiup angin yang tiba - tiba lumayan kencang bertiup.
rambutnya yang hitam panjang tergerai.. menutupi sebagian wajahya yang tampak pucat.
si penjual bakso nampak ketakutan , dia pun berniat langsung pergi , akan tetapi.. tiba - tiba lututnya terasa lemas , lidah pun terasa kelu. dia gemetaran dan tidak berani memandang bayangan tadi.

" hihihiiii hiihiiiihiiihii hihihiii.. " sesosok berkain putih dan berambut panjang itu tertawa di dekat si penjual bakso tersebut.
kemudian si penjual bakso pun lari tunggang langgang sekuat tenaga sambil mendorong gerobak baksonya.
nafasnya tersengal - sengal , kemudian dia berhenti dan mencoba mengatur nafas ketika dia sampai di depan sebuah rumah yang lagi ramai suasananya karena ada hajatan.

" hah hah hah.. hah... , suara nafas penjual bakso tersebut.

" lihat itu kang caplin , itu penjual bakso kenapa ya? kok ngos - ngosan begitu seperti di kejar - kejar sesuatu. " kata si entus kepada kang caplin.

" mana dik entus , oh.. itu kang soleh penjual bakso yang biasa lewat di kampung kita. " jawab kang caplin.

" iya kang.. tapi aneh.. tadi aku lihat dia mendorong gerobaknya sambil berlari kang.. " kata si entus lagi.

" oh.. mungkin dia melihat wewe gombel , kuntil anak atau yang lainnya di rumah angker itu dik.. " kata kang caplin sambil tersenyum.

" oh.. bisa jadi itu kang , hahahaa kasihan dia kang.. sampai ngos - ngosan begitu. " kata si entus.

" iya entus " jawab kang caplin dengan entengnya.

" lho kang caplin , padahal kan belum malam betul.. kok sudah ada penampakan ya kang ? " tanya si entus.

" ya.. namanya juga makhluk.. " jawab kang caplin dengan entengnya.

" lha terus bagaimana dengan kita nanti kang ? nanti kita pulangnya dari sini kan melewati rumah kosong itu kang.. , aaah.. aku jadi takut ini.. " kata si entus.

" kenapa mesti takut sich entus.. , ya nanti kalau mereka pada muncul dan nampak perwujudtannya di hadapan kita.. ya kita lari saja.. hehehee.. " jawab kang caplin.


si penjual bakso itu masih ngos - ngosan nafasnya , dia pun duduk di tanah dekat gerobaknya sambil kakinya di selonjorkan.
sementara itu , acara hajatan di rumah dekat si penjual bakso tersebut duduk pun telah selesai , sebagian orang - orangnya pun keluar dan pulang , juga termasuk si entus dan kang caplin.

" mas paijo lagi apa ? kok duduk ndelosor dan ngos - ngosan nafasnya ?! " tegur kang caplin pada penjual bakso itu.
si penjual bakso pun kaget dan menoleh ke arah suara yang menegurnya.

" anu.. , anu kang.. , tadi aku melihat kuntil anak atau apa namanya di sana.. " kata penjual bakso tersebut menunjuk ke arah rumah kosong yang sudah jauh dari tempat duduknya saat ini.

" melihat kuntil anak ? di mana mas kamu melihatnya.. apakah di rumah kosong sebelah sana itu ya mas ?! " kata si entus dengan rasa penasarannya.

" iya kang.. , di rumah kosong dekat jembatan yang ada pohon bambunya itu. " jawab si penjual bakso , kemudian dia berdiri dari duduknya.

" oh.. begitu ya mas.. , waduh kang caplin.. bagaimana ini.. kalau nanti dia muncul lagi saat kita lewat di sana.. " kata si entus pada si penjual bakso dan kang caplin.

" iya biarkan saja entus.. , semoga mereka tidak menampakkan diri saat kita lewat nanti.. ,
ya sudah , ayo kita pulang ntus.. , mari mas.. " kata kang caplin mengajak pulang pada si entus dan berpamitan sama penjual bakso itu.
kemudian.. si entus menyalakan mesin sepeda motornya , lalu melaju dengan kecepatan pelan - pelan saja.
sementara itu , kang caplin yang duduk membonceng si entus.. lagi asik menghisap rokok yang dari tadi ada di tangannya , sambil tangannya yang satunya memegang dua kantong plastik berisi nasi berkat dari tempat hajatan tadi.


sepeda motor yang si entus dan kang caplin tumpangi.. terus melaju menuju ke rumah mereka.
BREEEET EBREEET EBREEET EBREEET... BREEEEEMMM.. PLUPUK ! , tiba - tiba saja sepeda motor mereka ngadat dan akhirnya mati.

" aduh kang.. kenapa juga ini motor. " kata si entus lalu turun dan memeriksa keadaan sepeda motornya. begitu juga dengan kang caplin , dia ikut turun dan memeriksanya.

" semua baik - baik saja.. , tapi kok mati ya..? " kata si entus.

" coba di lihat tankinya entus.. barangkali bensinnya habis. " kata kang caplin kemudian.
si entus pun membuka tutup lubang pengisian bahan bakar dan melihatnya dengan menggunakan ranting kecil dan memasukkannya.
lantas di periksanya ranting tadi dan memang tabung tankinya sudah kering.. , bahan bakarnya sudah habis.

" wew.. alaaa , ternyata bensinnya habis kang.. " kata si entus pada kang caplin.

" itu kan.. benar kan bensinnya yang habis.. " jawab kang caplin.

" aduh.. mana yang jual bensin ada di depan sana.. jauh lagi. kita harus jalan dan dorong ini sepeda motor kang caplin.. " kata si entus . kemudian mereka pun berjalan kaki dan mendorong sepeda motornya.


KROSAK.. TLEBUK !.
" suara apa itu kang caplin ? seperti ada yang jatuh di sana. " kata si entus sambil menunjuk ke arah suara yang datang dari tempat yang gelap.

" tidak tau ntus , biarkan saja. " jawab kang caplin pada si entus , dan mereka terus melanjutkan jalannya.

KROSAAAK.. TLEBUK ! SRAAAK.. SRAAAK.. SRAAAK.. !.
suara seperti lemparan dan benda jatuh itu pun terdengar lagi , dan kemudian di susul suara yang seperti lagi menyeret sesuatu.
si entus pun jadi merinding di buatnya , apalagi tiba - tiba angin bertiup agak kencang dan sebentar kemudian hilang.

" ayo kang caplin.. cepat.. , aku merinding ini.. " kata si entus.

" iya ayo ntus , aku juga merasakan ada sesuatu yang hadir di sini.. " jawab kang caplin. lalu mereka segera mendorong sepeda motornya lebih cepat lagi.
tapi tiba - tiba mereka menghentikan langkahnya.. , karena di depan mereka seperti ada sosok yang lewat dengan begitu cepatnya.
belum juga mereka tau bayangan apa itu.. , dari belakang mereka kembali ada suara yang di lempar dan jatuh di dekat mereka , setelah mereka tengok sana tengok sini.. mereka tidak menemukan apa - apa.

" kang.. kang caplin , lihat itu kang.. , ada anak kecil berdiri di sana. " kata si entus menunjuk ke arah dekat rumah (samping sebuah rumah).

" wew.. ini kita di dekat rumah kosong yang angker entus... ! " kata kang caplin yang mulai ketakutan.

" ayo kang cepat.. , kita cepat pergi dari dekat sini. " ajak si entus.
kemudian mereka dengan cepat mendorong sepeda motornya sambil berlari kencang.
nafas mereka jadi tersengal - sengal seperti si penjual bakso tadi.


" hupz hupz hupz... , kenapa lari - lari sambil dorong motor sich mas... ? " tanya seorang lelaki pada si entus dan kang caplin sambil menghentikan mereka.

" anu mas.. , tadi kami melihat penampakan di rumah kosong di sebelah sana.. " kata si entus kepada laki - laki tersebut.

" oh.. sudah kalau begitu , daaaaa.. " kata lelaki itu , lalu dia pergi begitu saja dan menuju ke arah berlawanan dari arah si entus dan kang caplin.

" oalaaa dasar orang gendheng/gila , langsung main kabur saja. " kata kang caplin.

" iya kang , sepertinya dia lagi mabok itu.. , ayo kang kita dorong lagi motornya.. " kata si entus , lantas mereka kembali mendorong sepeda motor itu.
sementara itu.. laki - laki tadi terus berjalan sambil bernyanyi - nyanyi , sesekali bergoyang dan memutar - mutarkan tubuhnya.

A..KU TAK MA..U MENJA..DI SETAAAN SEPERTI DIRIMU. , HUAHAHAHAAAA ASIK.. !
lelaki itu asik menyanyi dan terus menyanyi , hingga dia sampai di sebelah rumah kosong yang terkenal angker dan sering ada penampakan tersebut.
dia berhenti dan tengok sana tengok sini seperti mencari sesuatu.
tapi apa yang di cari tidak dia dapatkan. Kemudian dia duduk di sebuah jonggol/bug terbuat dari semen di dekat rumah kosong tersebut.
dia kadang - kadang menyanyi dan terkadang melemparkan kerikil , ranting atau apa saja yang ada di dekatnya.
kemudian lelaki itu merebahkan tubuhnya di tempat itu tanpa rasa takut sama sekali.
lelaki itu kembali bernyanyi dan berdansa di dekat rumah kosong nan angker itu , dia kembali menyanyikan sebuah lirik lagu dari grop musick terkenal , A..KU TAK I..NGIN MENJA..DI SETA..N SEPERTI DI RIMU..

Angin pun kembali datang dengan kencang secara tiba - tiba dan hilang lagi (tenang) seperti biasa.
suara - suara aneh terdengar dari dalam rumah kosong tersebut yang mestinya bisa membuat takut bagi orang - orang biasa seperti si entus , kang caplin , penjual bakso , si tono ataupun si welly.. , tapi tidak demikian bagi lelaki tersebut.

" ah berisik... !! sedang apa sich kalian di dalam sana.. ?! " kata lelaki tersebut dengan keras , kemudian lelaki itu mendekati rumah kosong tersebut , dia memeriksanya dan masuk ke dalam rumah itu yang sangat gelap gulita.
setelah tidak menemukan apa yang di carinya.. dia malah bernyanyi - nyanyi sambil berdansa ria.
kemudian dia keluar lagi dari dalam rumah tersebut dan kembali berbaring di tempat semula.
dia merebahkan badannya , tapi dia kembali bangun saat mendengar suara orang menyanyi kemudian tertawa.
lantas dia mengambil sebuah batu seukuran kepalan tangan orang dewasa , dan batu itu di lemparkannya ke rumah kosong tersebut , GLUDAAAK.. ! batu menghantam dinding rumah yang sudah nampak rapuh dan berjamur , abu tembok pun berterbangan.
kemudian lelaki itu kembali merebahkan tubuhnya sambil bersiul - siul.

siapakah lelaki tersebut ? , dia cuma orang stress... , Hahahaaa.

SEKIAN.



tag:
berdansa di rumah angker berhantu ~

0 Response to "~ berdansa di rumah angker berhantu ~"

Posting Komentar