~ perjuangan tukang sapu jalan ~

a


Seperti biasa, hari itu si tono melakukan rutinitasnya, menyapu jalanan dari ujung jalan satu hingga ke ujung jalan yang lain meski hari masih gelap.
Tono adalah seorang yang rajin, gigih penuh semangat. Dia hampir tidak pernah mengeluhkan tentang apa yang ada.
Semua dia terima dengan lapang dada, termasuk pekerjaannya yang tukang sapu jalan.
Baginya, pekerjaan menyapu jalan adalah hal baik dari pada hidup hanya ongkang-ongkang kaki tanpa melakukan sesuatu yang tidak menghasilkan.


" huuuff.., banyak sekali daun berserakan hari ini " ucap si tono di sela-sela menyapunya. Memang hari itu daun-daun berserakan hampir di sepanjang jalan, dan hal itu karena musim kemarau dan tiupan angin kencang hingga dedaunan kering pun banyak berguguran dan berhamburan.

Dia terus melanjutkan pekerjaannya dengan sapu yang menari di aspal dan rumput di sepanjang jalan itu.
Tiba-tiba si tono merasakan kepalanya pusing, pandangannya serasa gelap, lalu dia limbung dan akhirnya duduk bersandar pada sebuah pohon di pinggiran jalan tersebut.

" aduh, badanku tiba-tiba lemas begini " ucap dia yang mulai keluar keringat dingin. Kemudian dia mengambil nafas dan mencoba untuk bangkit dari duduknya dan meneruskan pekerjaannya.
Si tono kembali memainkan sapu lidi di tangannya dengan kaki yang gemetaran, pekerjaannya harus selesai karena sebentar lagi truk pengangkut sampah akan datang.
Dengan semangat, akhirnya selesai juga pekerjaan si tono.


Tolong.. Tolong.. Tolong... ! Suara itu terdengar tidak jauh dari si tono berada. Meski pandangannya masih berkunang-kunang, si tono kemudian bergegas menuju ke arah suara minta tolong tersebut.

" Ada apa mbak ? " tanya si tono.

" itu mas, anu.. tasku di bawa lari orang ke arah sana, dia memakai kaos merah dan jelana jeans warna biru " kata si wanita yang tadi berteriak minta tolong.

" dia naik apa mbak ? " tanya si tono lagi.

" tidak naik apa-apa mas, dia jalan kaki tadi, menarik tas saya dan berlari ke arah sana " kata wanita tersebut. Tanpa bertanya lagi, si tono langsung berlari mengejar pembawa tas si mbak tadi.

" kemana iya penjambret yang di bilang mbak tadi ? " kata si tono di sela nafasnya yang terengah-engah. Dia menoleh ke kanan ke kiri, tapi tidak menemukan apa yang di carinya.
Si tono pun hendak membalikkan tubuh untuk kembali ke tempatnya tadi, tapi.. " woy.. jangan lari.. ! " kata si tono yang melihat kelebatan orang yang di carinya.
Dia terus mengejar orang tersebut yang tadi sempat bersembunyi di balik bangunan warung.

" woy.. berhenti.. ! " kemudian si tono mengambil bongkahan batu hitam sekepalan tangan dan WUZZZ.. !! satu lemparan hampir mengena orang tersebut.
Di ambilnya lagi batu se ukuran kepalan tangan, WUZZZ.. ! dan kali ini telak mengenai punggung orang yang di kejarnya karena memang jarak lemparnya yang tidak terlalu jauh.
Orang tersebut jatuh tersungkur, kemudian dia bangun dan berlari lagi dengan kencang dan tidak memperdulikan tas yang tadi di jambretnya tertinggal.

" Oooo.. dasar jambret ! " kata si tono, kemudian tas itu di ambilnya dan dia pun kembali ketempatnya tadi.


" bagaimana mas dengan tas saya ! " tanya si mbak yang melihat si tono sudah kembali.

" ini mbak tasnya " kata si tono lalu memberikan tas tersebut kepada pemiliknya.

" terima kasih mas.
ini mas buat kamu sebagai rasa terima kasihku " kemudian wanita itu memberikan uang kepada si tono, dengan rasa malu-malu kemudian dia menerima pemberian uang tersebut.
Mereka kemudian berbincang-bincang sebentar sebelum akhirnya wanita itu pamit pergi karena harus berangkat menuju ke tempat kerja. Sementara itu, si tono juga beranjak dari tempat dan melangkah untuk pulang.



Ke esokan harinya, si tono berangkat kerja seperti biasanya. Kali ini dia tidak lupa untuk bersarapan agar tidak lagi terjadi hal seperti kemarin.
Sepeda bututnya dia parkirkan di tempat biasa, lantas si tono memakai seragam dan tutup muka untuk memulai bekerja. Namun, baru saja dia mau memulai memainkan sapu di tangannya, tiba-tiba ada satu tepukan di pundaknya dan di lanjutkan dengan pukulan bertubi-tubi ke tubuh si tono.
Dua orang memukuli si tono, tidak ayal lagi si tono jatuh tersungkur karena pukulan-pukulan dari dua orang yang mengeroyoknya.
Setelah puas memukul si tono, dua orang itu kemudian pergi begitu saja sambil meludahi tubuh yang sudah terkulai.

" aduh.. siapa mereka ? kenapa mereka memukuliku ?.
apa mereka ada hubungannya dengan penjambret kemarin, aduh.. " suara si tono sambil menahan rasa sakit di tubuhnya.
Si tono kemudian bangun dan bersandar pada sebatang pohon sambil mengaduh dan mengusap-ngusap luka memar di wajah dan tubuhnya.
Karena tugas yang di embannya, si tono kemudian bangun dari duduknya dan memulai pekerjaannya. Setelah pekerjaannya selesai kemudian dia bergegas pulang dengan mengayuh sepeda sambil menahan rasa sakit akibat pukulan dua orang yang tidak di kenalnya itu.

Sejak kejadian itu, si tono minta di pindah tugaskan ke area yang lain. Kini si tono sudah bisa membuka warung kecil-kecilan buat orang tuanya, juga si tono lagi merencanakan untuk membina rumah tangga bersama gadis pilihannya.

Masihkah kita menganggap sebelah mata tukang sapu jalan ?!.

Kisah ini saya tulis dari penuturan seorang teman. SEKIAN.


klik ke postingan yang lalu.


tag: perjuangan tukang sapu jalan

0 Response to "~ perjuangan tukang sapu jalan ~"

Posting Komentar