~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 9) ~

p




Mereka berdua masih berdiri di dekat caffe sambil mengamati suasana tempat tersebut.

" kita mau kemana lagi ini wi ? " tanya pemuda di dekat dewi.

" emmm, kemana ya mas ?, terserah kamu saja dech mas " kata dewi.

" emmm, kita balik ke tempat saja ya ?!, kita istirahat saja " suara pemuda tersebut.

" ok mas. yuk " kata si dewi. kemudian mereka kembali ke tempat masing-masing untuk beristirahat karena waktu sudah malam.

" ok wi.., sampai jumpa besuk.. " kata pemuda itu.

" ya mas. bye bye.. " kata dewi dengan tersenyum.



Pemuda yang sederhana itu terlihat duduk bersandar di dinding ruangan kapal dengan beralaskan koran. kedua pasang matanya melihat ke sekitarnya.

" emmm, apa yang harus aku lakukan untuk melupakan retno selamanya ya ? " kata pemuda itu dalam hati. kemudian dia menghempaskan nafasnya pada dinding-dinding kapal yang terasa dingin.
Sementara itu, si dewi menatap jauh menerawang ke pulau seberang (pulau jawa) di mana keluarga dan pacarnya tinggal di sana.
" bapak, ibu, dan adik ku. lagi apa ya kalian malam ini ? , juga bagus, lagi apa ya dia di sana ? " katanya dalam hati.

" lagi apa mbak, kok melamun ? " suara lina dari balik selimut tidurnya.

" oh, kirain kamu sudah bermimpi lin ? " jawab dewi.

" belum kok. mbak lagi mikirkan apa ? " tanya si lina, lalu dia bangkit dari tempat tidurnya dan duduk di dekat dewi.

" ini lin, aku kangen sama keluarga di rumah " jawab si dewi, sambil memeluk bantal yang ada di pangkuannya.

" hehee, kalau itu aku juga kangen mbak.. " lina pun tertawa ringan.

" he'em lin. uuugh.. hoaaam " kemudian dewi menguap, mungkin dia sudah merasa mengantuk.

" eh mbak, kamu sudah punya pacar ya ? " tanya si lina.

" ya lin. kenapa lin ? " jawab dewi.

" tidak kenapa-kenapa mbak. pacarmu pasti ganteng ya mbak ? " tanya si lina.

" biasa saja kok lin. kamu juga sudah punya pacar kan ? " kata dewi yang tersenyum pada si lina.

" dulu punya mbak, tapi sudah 2 bulan ini kami bubaran " jawab gadis yang bernama lina.

" lho, kok bubaran lin ? " suara dewi, lalu dia meraih cemilan/snack di dekatnya.

" kami bubaran karena selalu cekcok tiapa hari mbak " kata si lina yang kemudian menggigit biskuit di tangannya.

" kok bisa lin.. cekcok tiap hari ? memangnya ada masalah apa yang membuat kalian cekcok ?! " tanya si dewi yang ingin tau.

" biasa mbak.., kalau cowok sudah merasa paling ganteng dan gagah, dan sudah menganggap kekasihnya sudah tidak cantik di matanya " jawab si lina mengalir begitu saja.

" maksudnya lin ?! " wajah dewi penuh serius.

" yeee.. mbak dewi ini, kala cowok sudah merasa begitu tanpa di landasi oleh iman dan kesetian juga cinta yang hakiki.. maka dia akan mencari banyak cewek sebagai koleksinya. hahahaa " kata si lina.

" hust.. tertawanya jangan keras-keras !. oh.. begitu.. ? " dewi pun manggut-manggut.

" he'em mbak. aku sudah di duakan dengan cewek lain, dan yang paling menyakitkan lagi ternyata dia banyak ceweknya. selama ini dia telah membohongi aku habis-habisan. tiap aku tanya hal itu, dia tidak mau jujur, dan terjadilah cekcok terus. makanya aku memutuskan hubungan sebelum terlalu jauh " kata si lina menjelaskan panjang lebar.

" emmm " suara si dewi.

" am em am em terus, coba aku lihat fotonya pacarmu mbak " kata lina.

" buat apa lihat foto pacarku ? hehee " lalu dewi menunjukkan foto pacarnya yang tersimpan dalam memory handphonenya.

" wow, pacarmu ganteng dan keren mbak. siapa namanya ? " suara si lina setelah melihat foto dalam hp tersebut.

" namanya bagus. dia teman sekelasku dulu. sudah ya lin, kita tidur yuk, ngantuk " kata si dewi, lantas dia merebahkan tubuhnya di tempat tidur yang di susul oleh si lina.



Perjalanan mereka menuju pulau batam sudah memasuki hari ke 2 di dalam kapal tersebut. Perasaan pemuda itu kian berdebar-debar. Kemudian dia memeriksa isi bawaannya di dalam tas ranselnya, sejumlah kartu identitas diri sudah dia persiapkan.
Menurut rencana, bahwa nanti temannya akan menjemputnya di pelabuhan kapal yang bernama " PELABUHAN SEKUPANG ". Kemudian dia menyandarkan punggungnya pada besi tangga kapal, pikirannya mencoba menerka-nerka seperti apakah batam itu ?, kenapa untuk masuk kesana begitu sangat ketat peraturannya ? Sampai-sampai harus mengeluarkan uang dan memberikannya pada sejumlah oknum untuk bisa melewati pintu keluar dari pelabuhan tersebut ?!. Seperti itulah pikiran dari si pemuda tersebut sambil sesekali dia menatap ke arah orang-orang di sekitarnya.

" permisi mas, saya numpang duduk ya.. " suara seorang cowok kepada pemuda tadi.

" oh silahkan mas dan mbak, silahkan " jawab pemuda itu.

" terima kasih.. " kata kedua orang yang baru datang tadi.

" emmm maaf, mbak ini siapa ya ? apakah aku pernah mengenal mbak sebelumnya ? " kata pemuda tersebut.

" aku bukan siapa-siapa mas. tidak tau ya, hehee " jawab si cewek dengan tertawa ringan. Kemudian pemuda itu mengernyitkan kening, mencoba mengingat sesuatu, namun dia tidak menemukan apa-apa dalam memori ingatannya.

" ah sudahlah, mungkin dia cuma mirip saja " kata pemuda tersebut dalam hati. Kemudian mereka mengobrol dengan akrabnya di sudut tangga kapal tersebut.



Sementara itu jauh dari ruangan kapal KM.KELUD yang masih berlayar di lautan lepas, si bagus telah kembali dari pemakaman anaknya pak dhe slamet. Si bagus terlihat sedang berbincang-bincang dengan seorang cewek yang telah di kenalnya. Cewek tersebut tidak lain adalah silvy.
Entah kebetulan atau bukan, kata silvy rumah dia tidak jauh dari tempatnya pak dhe slamet.

" memang rumahmu di mana vi ? " bagus pun bertanya pada silvy.

" ya gus, rumah ku dekat sini. di ujung gang jalan ini " jawab si silvy.

" o ya ? " kata bagus.

" ya gus. nanti kamu mampir ke tempatku ya " kata silvy.

" emmm, insya allah. Eh, sepertinya tidak bisa vi, karena aku bersama ibu ku " si bagus pun kemudian mengupas bungkus perment yang ada di piring yang dari tadi di sediakan oleh tuan rumah yakni pak dhe slamet.

" oh.. sayang sekali ya, tapi tidak apa-apa deh, lain waktu kamu kan bisa.
maaf ya gus, aku tinggal sebentar, itu si wati memanggilku " kata si silvy, kemudian silvy meninggalkan bagus sendirian.

" hemmm, cantik juga si silvy. hehee " kata bagus lirih. kemudian bagus terdiam dan teringat akan si dewi yang saat ini lagi tertidur bersama teman-temannya.


" wi, lagi apa kamu saat ini ? aku kangen kamu wi " suara hati si bagus yang mulai di rundung kegalauan. Dia kemudian menimang-nimang hanphone kesayangannya, dia tidak tau harus bagaimana untuk menghubungi si dewi kekasihnya itu, karena sudah beberapa kali dia menelfon dewi tapi selalu saja gagal, " nomer yang anda panggil sedang tidak aktif atau di luar jangkauan " begitu jawaban dari operator. SMS yang dia kirimkan pun belum terkirim.

(bersambung ke episode 10)

tag: novel bersambung: cintaku merintih di pulau batam (episode 9)

0 Response to "~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 9) ~"

Posting Komentar