Satria Lidi Jadi Jutawan . Episode: 1



Satria Lidi Jadi Jutawan . Episode: 1 (hujan lebat di malam hari)


cerita ini mengisahkan perjuangan seorang bocah dan keluarganya dari keterpurukan hidup hingga dia menjadi seorang jutawan yang dermawan.
mari ikuti kisahnya.



di sebuah pesisir pantai utara laut jawa , hiduplah seorang ibu dan seorang anak laki - laki.
ibu tersebut hidup seorang diri , hanya di temani seorang bocah yang berusia 3 tahun.
suami atau bapak dari bocah itu sudah lama meninggalkan mereka (meninggal dunia).
mereka tinggal di sebuah rumah yang jauh dari sebutan rumah yang sederhana. karena keaadan rumah tersebut seperti tidak layak lagi di huni (di tempati) karena di sana sini keadaan bangunan rumah itu sudah pada lapuk , rapuh dan rawan roboh.

pada suatu hari , malam juga belum larut , jam menunjukkan pukul 8 malam.
tiba - tiba cuaca langit mendung hitam , dan angin berhembus kencang.
tak ayal lagi , rumah itu pun tergoyang . emperan/atap samping rumah banyak getingnya yang melorot dan hancur terkena angin tersebut.
bukan cuma itu , atap genting di atas pun banyak yang melorot .
ibu itu hanya bisa mengelus dada sambil berdo'a. sementara anaknya menangis karena ketakutan.

sini nak satria.. , dekat ibu sini . " suara ibu tadi kepada anak semata wayangnya yang bernama satria.

si satria pun di rengkuhnya , di dekap dalam pelukan sang ibu.

" hu hu huuu , satria takut bu.. . " kata si satria sambil menangis karena rasa takut.

" tidak apa - apa nak.. , ibu ada di sini kok . " kata ibu tadi yang mencoba menenangkan anaknya.


suara guntur tiba - tiba menggelegar di luar sana . angin semakin bertiup kencang , dan hujan deras pun turun dengan lebatnya.
SRAAAAAAK.. PYAAAR.. , lagi - lagi suara genting melorot jatuh terhempas angin yang lewat.
di sana sini atap terlihat porak poranda , air hujan pun masuk ke dalam rumah , karena hampir semua genting rumah ibu itu tidak menempel lagi , dan atap pun terbuka.
sejurus kemudian.. , ibu itu berlari kecil dengan mendekap si satria anaknya , dan kemudian berlindung di bawah meja yang juga sudah rapuh kaki - kakinya.

DUEEEEER.. !! KRAAAAK.. BLUK !! , terdengar suara petir menghantam sesuatu dan ada yang roboh.
rupanya petir menghantam sebuah pohon di dekat rumah ibu itu , dan pohon itu tumbang.
ibu itu pun ketakutan , terlebih si satria , dia menjerit histeris lalu menangis dengan keras.
agi - lagi sang ibu hanya bisa menenangkan si anak , juga hanya bisa berdo'a , semoga hujan yang di sertai angin kencang dan petir ini akan cepat reda.

kilatan - kilatan petir nampak jelas menari - nari dari atap rumah yang sudah di sana sini bolong.
malam itu terasa mencekam dan menakutkan bagi warga di kampung itu dan sekitarnya.

ibu satria menarik nafas dalam - dalam , dia menengok jam di dinding yang kelihatan bergoyang - goyang karena hembusan angin.
jam dinding menunjukkanpukul 21.06 wib (jam 9.6 malam). tubuhnya sudah mulai basah terkena percikan - percikan air hujan yang masuk dari atap yang sudah pada terbuka.
hawa dingin pun sangat di rasakannya.

" tunggu di sini sebentar ya nak.. , ibu mau mengambil selimut dulu . " kata ibu satria dan melepaskan dekapannya pada si satria anaknya lantas dia berlari kecil menuju ke kamarnya.

SRAAAAAK... ! GLUDAK PYAAAR.. ! " aduh ya allah ya robbi.. , innalillahi.. " suara ibu satria sambil memegangi kepalanya.
rupanya ada genting yang jatuh dan menimpa ibu tadi.
ibu satria kembali bergegas ke tempat di mana si satria berada sambil menenteng sebuah kain untuk berselimut.
lalu selimut itu di lilitkannya ke tubuh si satria dan dia.

" bu.. , satria lapar.. " kata si satria kepada ibu tercintanya.

" iya nak.. , sebentar ya ibu ambilkan makanan. " suara ibu satria sambil mengusap kepala si satria dengan perasaan kasih sayang.
ibu si satria pun beranjak menuju ruang dapur.
di bukanya penutup makan yang ada di meja.
hatinya sangat teiris , sedih.. , karena cuma nasi putih saja yang ada di meja makan tersebut , itupun tidak banyak.
dia ambilnya sebuah piring dan gelas tempat air minum.
nasi yang cuma tinggal sekepalan tangan itu pun di taruhnya dia atas piring tadi , dan nasi tersebut di taburi sedikit garam lembut.
air dalam ceret/teko di tuangkannya dalam gelas tadi , selanjutnya ibu satria melangkah ke ruangan depan (ke tempat si satria berada).

" ini nak nasinya " kata ibu satria kepada anaknya , (maafkan ibu ya nak , karena nasi ini tidak ada lauknya , kata ibu satria di dalam hati yang terasa perih).

" lauknya mana bu ? kok tidak ada lauknya ?! " kata si satria bertanya pada sang ibu dengan mulut sedikit cemberut.

" sementara ini dulu nak.. , kan lauknya sudah habis di makan satria juga tadi. nanti kalau hujannya sudah reda dan tidak ada petir lagi.. , nanti ibu akan ke warung buat belikan kamu mie goreng kesukaanmu.
maafkan ibu ya nak.. , sekarang kamu makan saja ini dulu. " jawab sang ibu penuh bijaksana.
si satria pun menyantap nasi tersebut , sementara sang ibu menatap dengan mengelus dada.


hujan pun sudah mereda , dan angin bertiup tidak sekencang tadi.
di luar rumah nampak gerimis dan terkadang kilatan - kilatan cahaya petir tampak menghiasi langit di malam itu.
ibu satria beranjak dari tempat bawah meja tempat berlindungnya tadi.
sejenak dia memeriksa ruang sekelilingnya , dan begitu amburadul seluruh isi rumah , terlebih atap rumahnya banyak yang melorot dan hancur.
sambil memegangi kepalanya yang terasa sakit karena tadi sempat kejatuhan genting yang jatuh , dia melongok/melihat keadaan di luar.
dia melihat , genting rumah tetangganya juga banyak yang melorot dan hancur.
pohon pisang di samping rumahnya banyak yang roboh.
pohon mangga milik tetangganya juga tumbang.
sementara itu si satria anaknya lagi asik main boneka pemberian saudaranya yang bertempat tinggal jauh.

pagi itu banyak orang - orang sibuk dengan membetulkan atap rumah. begitu juga di rumahnya ibu satria.
ibu satria membersihkan pecahan - pecahan genting yang berserakan. dia bingung , atap gentingnya mau di ganti dengan apa ? , uangnya dari mana buat beli genting sebanyak ini ?. begitulah pikir ibu satria.

" assalamu'alaikum.. , permisi bu satria " terdengar suara orang dari luar rumah.

" wa'alaikumsalam.. , oh pak RT , silahkan masuk pak , ada apa ya pak RT ? " jawab ibu satria kepada orang tersebut yang ternyata adalah pak RT setempat dan 2 warga yang lain.

" maaf bu satria.. , kami kesini bermaksud ingin membantu ibu.
ini ada mas bejo dan pak de caplin. mereka saya ajak ke sini untuk membantu bu satria membetulkan atap rumah bu satria. " begitu kata pak RT yang di iyakan sama mas bejo dan pakde caplin.

" oh terimakasih pak RT , pakde caplin juga mas bejo , tapi maaf lho pak RT , saya tidak punya genting yang buat mengganti atap tersebut , dan saya juga tidak punya uang buat membelinya. " kata bu satria menjelaskan.

" oh tidak apa - apa bu , semuanya sudah kami pikirkan kok. ibu tenang saja..
itu lihat , gentingnya sudah datang. " kata pak RT sambil menunjuk ke arah jalan . ada seorang yang datang dengan membawa gerobak berisi genting baru.

" oh.. terimakasih pak RT , saya jadi malu " kata bu satria. dan dia bersyukur sekali.. karena ada yang membantu , dan RTnya begitu peduli pada warganya begitu pun dengan yang lainnya.

" iya turunkan di situ saja gentingnya om agus " kata pak RT kepada om agus yang membawa genting itu.

" sebentar ya pak RT , saya tinggal sebantar " kata bu satria pada pak RT , lalu dia pergi ke depan sambil menggendong satria pergi ke warung.


bersambung ke episode 2.

Penulis Novel: zαcку мαdυмσє




tag: Satria Lidi Jadi Jutawan . Episode: 1. satria. jutawan. lidi. sapu lidi. novel.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan . Episode: 1"

Posting Komentar