Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 4

" maaf bu , pak , dan semuanya. saya mohon pamit dulu ya.. , karena ada sesuatu hal . " kata bu satria dan beranjak dari tempat duduknya. <<== (cerita episode 3 yang lalu).



Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 4 (lomba 17-an agustus bagian 2)



ibu satria dan anaknya terus berjalan menyusuri jalan pinggir desa.
mereka menuju ke rumahnya bu sariyem (kakaknya bu satria).
belum juga bu satria sampai di rumahnya kakaknya , beliau di panggil oleh seseorang.

" bu satria.. , bu satria mau kemana ? " panggil seseorang yang lagi duduk di depan rumah.
bu satria pun menoleh dan menghentikan langkahnya sejenak.

" oh bu salma , ini bu.. saya mau ke tempatnya kakak saya. " jawab bu satria.

" mampir dulu bu.. , kebetulan saya juga mau ke rumah bu satria , saya mau mengurutkan/memijatkan si wati yang tadi siang keseleo jatuh dari sepeda. " kata bu salma menjelaskan.

" oh begitu ya bu ? , baiklah bu. " jawab bu satria , lalu beliau menuju ke rumah bu salma.

" silahkan masuk dulu bu satria.. " bu salma mempersilahkan bu satria untuk masuk dan selanjutnya duduk di kursi ruang tamu yang terbilang lumayan lebar.
bu salma adalah seorang yang cukup di pandang di desa itu.
bu salma adalah seorang yang cukup kaya karena usahanya sebagai pedagang.
bu satria memandangi ruangan sekeliling , cukup mewah memang untuk rumah ukuran di sebuah pedesaan.
dan sebagai wanita.. dia juga terbersit di hatinya. dan muncullah salah satu sifat rasa INGIN-nya.
dalam hatinya , kapan ya.. aku bisa mempunyai rumah seperti ini ? dan mungkinkah ?!.
dan lamunan bu satria itu mendadak terbuyarkan saat bu salma muncul dari dalam dan membawa minuman beserta makanan kecil.

" silahkan bu satria. eh.. si satria memang cakep ya bu ? mirip bapaknya. " kata bu salma pada bu salma sambil mengelus pipi si satria.

" iya bu salma . iya bu.. si satria memang mirip sekali dengan bapaknya.
eh lah mbak wati-nya di mana bu ? " jawab bu satria lalu menanyakan mbak wati anaknya bu salama.

" wati.. , kesini nak , ini ada bu satria , biar di urut/pijat kakimu. " kata bu salma memanggil wati.
kemudian mbak wati muncul dari balik pintu kamarnya dengan sedikit terpincang - pincang jalannya.
lantas si wati duduk di kursi dekat bu salma.

" eh.. duduknya sana dekat bu satria nak.. , kan bu satria yang mau mengurut.. bukan ibu ini. hehehee. " kata bu salma dengan sedikit bercanda dan mendorong pantat anaknya.


si wati pun mulai di urut/pijat oleh ibu satria.
dia meringis kesakitan , kare pergelangan kakinya (engkel) yang membengkak.
kurang lebih 15 menit ibu satria mengurut/memijat kaki mbak wati. dan beliau pun berpamitan mau melanjutkan ke tempat kakaknya.

" maaf bu salma.. , saya pamit dulu ya , saya mau melanjutkan ke rumah kakak sariyem , tadi kata anaknya.. kakak sariyem minta di urut/pijat. " kata ibu satria berpamitan pada ibu salma.

" baikla bu satria , kalau itu sudah menjadi maksut ibu satria. dan maaf bu.. , itu air minumnya di habiskan dulu.
ini buat jajan satria ya bu.. " kata ibu salma sambil memberikan lembaran uang 20.000-,

" maaf bu , tidak usah bu.. " kata ibu satria menampik/menolak pemberian uang dari ibu salma tadi.

" ah ibu satria ini.. , ini buat jajan satria kok , terimalah bu.. " kata ibu salma dengan tersenyum.

" baiklah bu , terimakasih banyak lho bu salma , dan saya mau ke rumah kakak dulu ya bu.. " kata ibu satria. dan kemudian beliau pun melangkah keluar , dan menuju ke rumahnya kakaknya dengan menggendong si satria yang lagi tertidur lelap.


" assalamu'alaikum.. , ibu mu ada tidak dik frendy ? " tanya ibu satria kepada frendy anaknya ibu sariyem yang lagi duduk di depan rumah.

" wa'alaikum salam bu lek , ibu ada di dalam bu lek . silahkan masuk bu lek. " jawab si frendy.
kemudian ibu satria pun masuk ke dalam rumah kakaknya.

" assalamu'alaikum mbak.. , kulo nuwun.. " kata ibu satria memberi salam kepada kakak tercintanya itu.

" wa'alaikumsallam.. , monggo dik.. " jawab ibu sariyem yang lagi menjahit baju.

" kok sepi mbak , yang lain pada kemana ? " tanya bu satria pada kakaknya.

" iya dik , yang lain pada melihat panggung 17an agustus di sana. " kata bu sariyem sambil menunjuk ke arah jauh.

" oh.. begitu ya mbak. " kata bu satria sambil menurunkan tubuh si satria untuk di tidurkan di balai - balai ruangan depan rumah kakaknya.

" anu dik , kalau mau minum atau makan.. ambil sendiri di tempat biasanya ya dik. " kata bu sariyem menawari bu satria.

" sampun/sudah kok mbak , tadi aku di ampirkan oleh ibu salma , dan di suruh mengurut/memijat itu si wati yang kakinya keseleo jatuh dari sepeda katanya. dan di tempat bu salma.. aku di suguhi makanan dan minuman. " kata ibu satria menerangkan pada kakaknya.

" oh begitu ya dik ? ya wis.. ya sudah.. " kata bu sariyem lagi.

" oh iya mbak , ada apa mbak memanggil aku datang ke sini ? ada hal penting ya mbak ?. " tanya ibu satria pada kakaknya.

" tidak ada yang penting kok dik , cuma ini.. kakiku minta di urut/pijat.. kakiku juga keseleo ini. " jawab bu sariyem sambil menunjuk kaki kirinya yang terasa sakit.

" oh begitu ya mbak ? , ya sudah.. sini aku urut/pijit dulu mbak.. nanti keburu satria bangun lho.. " kata ibu satria , dan memulai mengurut/memijit kaki kakak tercinta.


hari sudah mulai gelap , dan malam pun telah tiba.
ibu satria berpamitan pulang ke rumahnya.
" mbak , mas , dan semuanya. aku mau pulang dulu ya.. " kata ibu satria ke pada keluarga kakaknya.

" apa tidak menginap di sini saja dik.. , kan sudah lama sekali kamu tidak tidur di sini ? " kata bu sariyem kakaknya bu satria.

" tidak mbak , lain kali saja , lagian di rumah jemuran kan tidak ada yang mengangkati. " kata bu satria.

" baiklah kalau begitu maumu dik .
frendy.. , sana kamu antar pulang bu lek/tante mu ya. " kata bu sariyem kepada frendy , dan si frendy pun mengantarkan bu sariyem ke rumahnya dengan menaiki sepeda motornya.


mereka pun sudah sampai di depan rumah ibu satria.
" silahkan masuk dulu frend.. " ajak bu satria pada si frendy.

" terimakasih bu lek/tante , lain kali saja bu lek.. , maaf ya bu lek.. " kata si frendy sambil memutar sepeda motornya.

" ya sudah frend , hati - hati di jalan.. " kata ibu satria , lalu beliau melangkah menuju rumahnya , sementara si frendy bablas menggeber sepeda motornya.



jam sudah menunjukkan pukul 19.05 wib (jam 7 malam).
si satria terbangun dari tidurnya.
" eh.. anak ibu sudah bangun.. , mandi ayo nak. " kemudian ibu satria membopong si satria ke tempat mandi.
byur.. byur.. byur.. , air hangat pun membasahi tubuh satria dan ibu-nya.
setelah mandinya selesai.. mereka pun menuju ke kamar untuk mengganti baju.
belum juga ganti bajunya selesai , tiba - tiba di depan rumah ada yang ketuk - ketuk pintu.

tok tok tok tok.. , assalamu'alaikum.. , bu satria.. jadi tidak malam ini ikut lomba 17-an agustus ? " tanya seseorang dari luar rumah.

" iya.. , wa'alaikumsalam.. , siapa ya.. ? " jawab dan tanya ibu satria dari dalam kamarnya.

" ini aku bu satria.. mbak cipluk. " jawab orang itu yang ternyata namanya mbak cipluk.

" oh.. mbak cipluk.. , sebentar ya mbak. " kata ibu satria , lantas beliau keluar kamar dan menemui mbak cipluk karena sudah selesai ganti bajunya.


" iya mbak cipluk , ada apa ya.. ? " kata ibu satria.

" lho.. kan bu satria mau ikut lomba 17-an agustus kan ? , kan malam ini lombanya di mulai di depan rumahnya pak RT bu.. " kata mbak cipluk menjelaskan.

" oh iya mbak , aku lupa , tapi nanti lombanya apaan ya mbak ? karena aku belum mempersiapkan diri.. " kata ibu satria sedikit bingung.

" katanya sih lomba menyanyi bu.. , karaokean begitu.. " mbak cipluk menjawab.

" oh begitu ya mbak , kalau yang anak - anak seperti satria ? nanti lombanya apa mbak ? " kembali ibu satria bertanya pada mbak cipluk.

" yang buat anak - anak juga ada kok lomba menyanyi karaokean dan yang lainnya.
ayo bu.. nanti keburu malam lho.. " ajak mbak cipluk dengan sedikit tidak sabar.
lalu mereka pergi ke tempat di mana acara lomba tersebut.
setelah beberapa menit berjalan.. akhirnya mereka sampai di tempat lomba.
nampak di sana ada panggung dengan ukuran yang tidak terlalu besar.
di sana cukup meriah suasananya dengan panggung yang begitu sederhana namun semangat warga begitu antusias mengikuti perlombaan ataupun sekedar menonton saja.

rupanya perlombaan sudah di mulai dari tadi.
beberapa orang sudah naik da turun panggung menampilkan yang terbaik bagi mereka , tepuk tangan pun ramai terdengar. sementara itu baru peserta anak - anak yang di tampilkan di atas panggung sana.

" sekarang tiba pada peserta nomer 11 yaitu satria mahardhika.. , silahkan naik ke panggung. " kata pembawa acara tersebut dari atas panggung.
satria mahardhika adalah nama satria anaknya ibu satria.

" aduh.. bagaimana ini ? " kata ibu satria sedikit bingung dan panik , karena anaknya pun belum siap untuk menyanyi , karena tidak tau lagu apa yang satria bisa dan hafal.
suasana sementara hening , lalu tiba - tiba terdengar ramai suara para hadirin memberi support pada satria dan ibunya.
AYO , AYO , AYO... AYO SATRIA.. ! , begitulah suara dari orang - orang yang hadir di acara itu.
ibu satria pun tengok kanan tengok kiri , lalu beliau tersenyum dan bilang pada satria kalau dia mau tidak untuk menyanyi di atas panggung sana.

" kamu mau tidak nak untuk menyanyi di atas sana ? " tanya ibu satria kepada anaknya , dan anaknya pun mengangguk mau.

" satria mau kok bu.. " kata si satria menunjukkan wajah kegirangan/senang.

" lalu kamu mau menyanyi lagu apa nak ? " kembali ibunya bertanya.

" lagu burung kutilang saja ya bu.. " jawab si satria.
ibu satria pun mengiyakannya , dan selanjutnya ibu satria menggandeng satria menaiki panggung dan menyanyi lagu burung kutilang.

tepuk tangan pun bergemuruh , lalu mereka diam manakala pembawa acara bicara lagi.

" para hadirin sekalian , inilah dia.. satria mahardhika , dia akan membawakan sebuah lagu anak - anak tentunya , yaitu dengan judul.. burung kutilang.. " begitulah kata pembawa acara dan tepuk tangan pun kembali terdengar.
kemudian musik intrument pun di putar , dan si satria mulai membawakan lagu burung kutilang dengan gaya khas anak - anak.


~ burung kutilang ~

di pucuk pohon cempaka
burung kutilang berbunyi
bersiul, siul sepanjang hari
dengan tak jemu jemu
mengangguk angguk sambil berseru
trilili lili lilili

sambil berlompat lompatan
paruhnya slalu terbuka
digeleng gelengkan kepalanya
menentang langit biru
tandanya ia suka berseru
trilili lili lilili

aku hendak kepekan mau beli ikan kumasak dengan santan untuk ayah makan
ini ikan tengiri siapa yang punya
aku hendak memberi murahkan harganya
ini uang setali jangan ikat lagi
hari sudah tinggi
bunga didalam tamanku
merah putih kuning ungu
setiap hari ku .........


tepuk tangan meriah pun kembali terdengar manakala si satria sudah selesai menyanyi dan kemudian turun dari atas panggung dengan di gendong sang ibu tercinta.


bersambung ke episode 5.



tag: Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 4 . satria. jutawan. lidi. sapu lidi. novel.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 4"

Posting Komentar