Satria Lidi Jadi Jutawan . Episode : 9

" kapan - kapan lagi saja mas.. , ada sesuatu yang harus aku kerjakan di rumah. " jawab ibu satria.

" ok , terserah ibu saja dech.. " kata si jabrik dengan nyengir kuda.

si satria pun kembali ke rumahnya dengan membawa 2 ekor ayam pemberian si jabrik itu.
<<=== (cerita episode 8 yang lalu)



Satria Lidi Jadi Jutawan Episode : 9 (cinta lama bersemi lagi)



Hari ini adalah hari ahad/minggu , di mana banyak orang - orang yang pada libur dari sebagian pekerjaannya. Namun tidak begitu buat orang berumah tangga , apalagi bagi seorang ibu rumah tangga.
pekerjaan seperti masih menumpuk saja , padahal tiap hari sudah di kerjakan.
Rupanya hari libur tidak semuanya bisa di nikmati dengan bertamasya atau sekedar ongkang - ongkang kaki alias santai.

" iya yang itu mas dadang , coba mas dadang angkat dan pindah ke sebelah sana. " kata pak RT kepada mas dadang.

" iya pak RT , siap.. , ayo mas jabrik kita pindah kayu - kayu ini. " jawab mas dadang pada pak RT , dan juga mengajak si jabrik.

" ok boss.. Siap.. " jawab si jabrik dengan semangat.
kemudian kayu - kayu itu pun di pindahnya.

" Ughhh... Capek juga ya mas jabrik ? " kata mas dadang pada rekannya.

" iya mas dadang.. , pinggangku terasa terkilir ini.. , mana kayunya berat - berat lagi. " kata si jabrik yang nampak meringis karena pinggangnya terasa ngilu.
kayu - kayu itu pun sudah beres di pindahnya.

" beres pak RT , semua sudah kami pindah ke sana. " kata si jabrik pada pak RT yang lagi duduk dan menyalakan sebatang rokok djarum filter itu .

" iya mas jabrik , mas dadang . kita istirahat dulu.. , silahkan ini rokoknya bagi yang merokok.. " kata pak RT sambil menyodorkan sebungkus rokok djarum filter.

Pagi itu akan ada kegiatan kerja bakti meneruskan pembangunan sebuah MUSHOLA di lingkungan RT setempat.
orang - orang yang di suruh kerja bakti belum pada datang termasuk tukangnya , tapi pak RT , mas dadang , si jabrik sudah datang duluan , karena mereka juga termasuk pengurus pembangunan MUSHOLA tersebut.


Jam sudah menunjukkan pukul 07.46 wib pagi , tukang yang di suruh mengerjakan pembangunan mushola itu sudah datang bersama temannya.

" selamat pagi pak RT , mas dadang dan mas jabrik. " kata tukang yang datang bersama temannya , lalu meletakkan peralatan pertukangannya.

" selamat pagi juga pakde karyo dan mas.. siapa namanya pakde ? " jawab pak RT yang kemudian bertanya siapa nama teman tukang tersebut.

" oh ini namanya saiful pak RT. " jawab tukang itu yang biasa di panggil dengan pakde karyo.

" oh mas saiful.. , oh iya mas jabrik.. tolong kamu pergi ke rumah ibu satria dan ibu sarinem ya.. , bilang pada beliau.. kalau minggu ini mendapat giliran membuatkan air minum dan cemilan/snack buat tukang di sini.

" iya pak RT , siap laksanakan. " kemudian si jabrik mengayuh sepeda kumbangnya ke rumah ibu satria dan ibu sarinem.
si jabrik mengayuh sepedanya dengan semangat , dalam hatinya.. Asyik.. bisa ketemu janda cantik pujaan hati ini.. , heheheee.. !
tapi tidak demikian dengan mas dadang.. , dalam hatinya berkata.. " Sial.. , kenapa bukan aku saja yang di suruh ke sana pak RT.. ? " pada beliau.. kalau minggu ini mendapat giliran membuatkan air minum dan cemilan/snack buat tukang di sini.

" iya pak RT , siap laksanakan. " kemudian si jabrik mengayuh sepeda kumbangnya ke rumah ibu satria dan ibu sarinem.
si jabrik mengayuh sepedanya dengan semangat , dalam hatinya.. Asyik.. bisa ketemu janda cantik pujaan hati ini.. , heheheee.. !
tapi tidak demikian dengan mas dadang.. , dalam hatinya berkata.. " Sial.. , kenapa bukan aku saja yang di suruh ke sana pak RT.. ? " kemudian si mas dadang menghisap rokoknya dalam - dalam.

sementara itu , si jabrik sudah sampai di rumahnya ibu sarinem.
sepeda langsung di parkir di pinggiran rajek/pagar halaman rumah.

" assalamu'alaikum.. , kulo nuwun.. " kata si jabrik.

" wa'alaikumsalam.. , monggo nak jabrik.. !
ono opo/ada apa nak jabrik.. ? " kata ibu sarinem.
kemudian si jabrik menjelaskan maksut kedatangannya itu kepada ibu sarinem , dan setelah itu.. si jabrik mohon diri dan melanjutkan mengayuh sepedanya ke arah rumah ibu satria.
tidak lama kemudian si jabrik pun sampai di depan rumah ibu satria. Sepedanya di sandarkan di pohon kelapa yang ada di depan rumah tersebut , kemudian dia melangkah ke rumah ibu satria yang kebetulan pintunya tertutup.

" assalamu'alaikum.. , ibu satria.. , tok tok tok tok.. " suara si jabrik sambil mengetuk daun pintu.
namun salam dari si jabrik tidak ada jawaban dari si empunya (yang punya rumah).
si jabrik pun kembali mengetuk pintu dan memberi salam dengan suara yang agak keras lagi , tapi belum juga ada jawaban atau tanda - tanda kalau ibu satria ada di rumah.
si jabrik pun memutar badan dan melangkah ke tempat sepedanya di parkir , lalu dia bermaksut mau mengayuh sepedanya untuk kembali ketempat pak RT dan yang lainnya berada.. , namun dia urungkan karena ada suara yang memanggilnya dari arah belakang.

" mas jabrik.. ada apa.. ? " kata suara itu yang ternyata adalah ibu satria yang baru saja dari kebun belakang rumah. kemudian si jabrik pun membalikkan badan dan kembali ke rumah ibu satria.

" oh bu satria.. , dari mana saja ibu satria.. ? dari tadi aku panggil kok tidak di jawab ? " kata si jabrik.

" maaf mas jabrik.. , saya barusan dari kebun belakang rumah , maaf ya kalau tadi saya tidak mendengarnya..
memangnya ada apa mas jabrik.. ?! " kata ibu satria pada si jabrik. kemudian si jabrik menjelaskan maksut kedatangannya ke rumah ibu satria di pagi itu. kemudian ibu satria pun mengangguk - angguk.
setelah menjelaskan semuanya.. si jabrik perpamitan mau melanjutkan ke tempat kerja bakti pembangunan MUSHOLA yang sudah 80% jadi , tapi tiba - tiba si satria memanggilnya.

" om.. , o'om mau ngasih ayam lagi ya om.. ? " kata si satria dengan lucunya.

" anu dik satria.. , o'om tidak membawa ayam kok.. , nanti saja ya.. kalau kamu ke tempat o'om.. , nanti akan o'om kasih ayam lagi dech.. " jawab si jabrik dengan gemasnya , dan ibunya si satria pun tersenyum.

" oh.. begitu ya om.. !
ibu.. ayo kita ke rumah o'om ini.. biar di kasih ayam lagi bu.. " ajak si satria kepada ibunya.

" iya nak.. , nanti saja kita ke rumah o'om ini yach. " kata ibu satria sambil mengelus kepala anaknya itu.
kemudian si jabrik mohon diri dan bablas mengayuh sepeda tuanya.
sementara itu , ibu satria masuk ke dalam rumahnya dan mempersiapkan apa yang tadi di sampaikan oleh si jabrik.


sementara itu , si jabrik sudah sampai di tempat pengerjaan MUSHOLA , dia sandarkan sepeda tuanya di tempat yang teduh di bawah pohon mangga.
belum juga si jabrik sempat duduk , dia diberondong pertanyaan oleh mas dadang.

" hey brik , bagaimana keadaan ibunya satria , apakah tadi kamu ketemu dengan dia , apakah nanti dia akan mengantarkan minuman kesi juga ?! " begitulah mas dadang memberondong si jabrik.

" weleh weleh.. ada apa ini mas ? kok sepertinya ada sesuatu dengan pertanyaanmu itu ?! heheheee.. apa kamu masih cinta kepada ibunya satria ya.. ?! " jawab si jabrik sambil meletakkan bokong/pantatnya di sebuah kayu yang membujur , lantas dia mengambil sebatang rokok kemudian menyulutnya.

" wew.. tidak apa - apa brik.. , kan cuma bertanya saja.. " kata mas dadang dengan sedikit cemberut.

" iya mas.. , dia baik - baik saja dan mungkin dia akan mengantar minuman & cemilan/snack ke sini.
emmmm.. sepertinya kamu masih cinta sama ibunya satria ya mas... ? " kata si jabrik.

" kalau iya kenapa brik ? dan kalau tidak juga kenapa ? " jawab mas dadang.

" iya tidak apa - apa mas.. " kata sijabrik , lantas dia bangun dari duduknya.. karena pekerjaan (kerja bakti) sudah di mulai.


Hari sudah siang , kira - kira sudah pukul 09.07 wib.
di tempat kerja bakti , tempat pembangunan MUSHOLA , para pekerja pada meletakkan peralatan kerja guna beristirahat , pak tukang (pakde karyo) dan yang lainnya beristirahat sambil ngobrol seputaran pembangunan mushola itu.
asap dari rokok membumbung dan tersapu angin yang memang saat itu bertiup agak kencang.
suasana pun jadi ramai , tatkala si jabrik mulai membanyol/ngelawak.
mereka saling tertawa dengan sesekali menyeka keringat yang mengalir di wajah dan tubuh mereka.
nampak dari kejauhan terlihat ibu satria menuju ke tempat mereka dengan menenteng/membawa air minum dan cemilan/snack dalam kantong plastik berwarna hitam.
sementara si satria berjalan agak tertatih di depan ibunya.

" jalannya hati - hati nak.. jangan cepat - cepat. " kata ibu satria , dan si satria pun menanggapinya dengan cengengesan menggemaskan.
akhirnya mereka sampai di tempat pembangunan mushola tersebut dengan keringat menetes di tubuh si satria karena kepanasan.

" assalamu'alaikum.. , permisi.. , ini air minum dan sedikit cemilan/snacknya pak RT . Maaf agak telat.. karena tadi satria rewel . " kata ibu satria lalu meletakkan air minum dan snack itu di dekat para pekerja tadi.

" iya bu.. , terimakasih banyak ya.. " kata pak RT mengucapkan terimakasihnya.

" aha.. ada satria nich.. , godain ach.. " kata si jabrik , lalu mendekat ke satria dan menggodanya.
sementara itu.. ibu satria beradu pandang dengan mas dadang , orang yang pernah bermadu kasih dengannya beberapa tahun yang lalu.
tidak dapat di pungkiri.. kalau masih ada desir - desir cinta di hatinya.
mas dadang pun demikian , masih merasakan kalau masih ada cinta yang teramat sangat pada ibu satria.

" ehemmmm , rupanya ada sepasang burung merpati yang lagi hinggap di pohon cinta nich ye... " tiba - tiba saja si jabrik nyelonong dan membuyarkan mas dadang dan ibu satria yang lagi bermain mata dan rasa.

" eh mana burungnya mas jabrik ? " tanya pak RT tengak tengok mencari burung yang di katakan oleh si jabrik tadi.

" yaaaa.. burungnya sudah terbang lagi pak RT... " jawab si jabrik sambil menahan ketawanya.

" ah.. mas jabrik ada - ada saja " kata mas dadang menyela.

" maaf bapak - bapak dan semuanya.. , saya pamit dulu mau pulang ya.. , ayo nak.. , assalamu'alaikum.. " kata ibu satria pada orang - orang yang ada di tempat itu .

" lho.. kok buru - buru sih bu.. , ya sudah.. terimakasih banyak ya bu , nanti tempat air minumnya biar mas jabrik yang mengembalikan ke tempat ibu. " kata pak RT pada ibu satria.
lalu ibu satria melangkah pulang dengan menggendong si satria.



Cuaca agak mendung di sore itu, para pekerja pembangunan mushola pun sudah bersiap pulang , tidak terkecuali mereka yang tadi menyumbangkan tenaganya (kerja bakti) juga pada siap mau pulan ke tempat masing - masing.

" mas jabrik, jangan lupa itu tempat air minum punyanya ibu satria dan ibu sarinem.. tolong sekalian di bawa dan di kembalikan ya mas jabrik.. " kata pak RT pada si jabrik yang lagi mencuci tangannya.

" ìya pak RT " jawab si jabrik.
kemudian mereka pun mulai beranjak dari tempat tadi dan pulang.
begitu juga dengan si jabrik, dia mengayuh sepeda tuanya ke tempat ibu satria dan ibu sarinem, kemudian pulang ke rumahnya.


Adzan maghrib baru saja berkumandang , malam pun belum begitu larut , di rumahnya ibu satria terasa sepi..
si satria yang biasanya masih melek menemani ibunya.. dengan tingkah lucu dan tawa yang menggemaskan juga rengekan yang terkadang membuat jengkel sang ibu.. di malam itu dia tidur lebih awal.
ibu satria kelihatan sedikit bingung, beliau mondar mandir di dalam rumahnya.. Sebelum akhirnya.. di nyalakannya televesi yang berada di atas meja kecil itu.

" permisi.. " suara dari luar rumah ibu satria.

" iya.. " jawab ibu satria , lalu beliau menghampiri suara itu, di sibaknya kain korden penutup jendela rumah.. , beliau pun agak kaget , karena suara itu adalah dari mas dadang yang berdiri di depan pintu.
ibu satria pun bingung.. apa yang harus di lakukannya..?. Sejenak beliau mengatur nafas , lalu berlahan beliau membuka daun pintu.
NGEEEEEK.. , derit suara engsel dari pintu tersebut..

" iya mas , ada apa ya ? " tanya ibu satria kepada mas dadang yang berdiri di balik pintu dan memasang senyum manisnya.

" maaf dik.. , bolehkah aku masuk sebentar ? ada sesuatu hal yang akan aku katakan kepadamu.. " kata mas dadang pada ibu satria.

" tapì.. " kata ibu satria dengan sedikit bingung.. karena hari kan sudah malam.

" tapi kenapa dik ? , cuma sebentar saja kok.. " Kata mas dadang dengan penuh harap.

" baiklah mas , silahkan masuk , tapi sebentar saja ya.. karena aku tidak biasa menerima tamu di malam hari.. apalagi tamu seorang lelakì.. " Kata ibu satria.
kemudian mas dadang pun masuk ke dalam rumah dan selanjutnya duduk di kursi yang sudah pada rapuh di sana sini.

" ada apa mas , tumben ke sini.. " tanya ibu satria membuka percakapan.

" tidak ada apa - apa kok dik , aku cuma kangen kepadamu.. " kata mas dadang kepada ibu satria.

" oh begitu ya mas , tapi kalau tidak apa - apa.. kenapa mas datang ke sini.. " kata ibu satria yang sesekali melihat ke arah luar (jalan di depan rumah) karena memang pintu rumah tidak di tutup dan di biarkannya terbuka.

" iya dik , aku kangen kamu.. , aku selalu kangen saat - saat di mana kita saling berbagi.. " Kata mas dadang.

" berbagi apa mas ? , berbagi duit ya.. ? huuu mana pernah kamu berbagi duit kepadaku mas.. ?! " kata ibu satria yang langsung menyela perkataan mas dadang tadi.

" emmm.. maksut aku ya berbagi.. , ah tentunya kamu sudah tau sendiri dik. " Kata mas dadang dengan sedikit bingung menjelaskannya pada ibu satria.

karena dari kamar ada sauara satria yang memanggil ibu.. , lalu ibu satria pergi ke kamar sebentar menengok anaknya.
dan di lihatnya.. Satria cuma mengigau saja.
lalu ibu satria pergi ke dapur membuat teh manis dan selanjutnya kembali ke ruangan tamu.

beberapa menit kemudian.. Ibu satria kembali ke ruangan depan di mana mas dadang lagi duduk sambil melihat keadaan di luar rumah.

" ini mas , silahkan di minum , tapi maaf.. temannya ini yang tidak ada. " kata ibu satria mempersilahkan mas dadang untuk meminum teh manis hangat yang baru saja di buatnya.

" oh kenapa repot - repot dik.. , aku di sini cuma sebentar kok. " kata mas dadang. kemudian tanpa sungkan lagi.. dia minum air teh manis hangat buatan ibu satria tersebut.
SRUPUT... , ACH.. SEGAR.. ! , begitulah kira - kira yang mas dadang rasakan saat meminum teh manis itu , hahahaa.

" teh manis buatanmu tetap seperti dulu dik.. " kata mas dadang sambil tersenyum.

" ah mas dadang bisa saja. " jawab ibu satria.

" iya kok dik.. , tehnya tidak terlalu manis juga tidak terlalu sepet rasanya. " kata mas dadang memuji.

" hehehee.. kan aku tau seleramu mas.. " kata ibu satria , lalu pergi sebentar menengok si satria yang lagi tidur di dalam kamar , dan setelah itu kembali lagi ke ruangan tamu di mana ada mas dadang di situ.

" maaf mas , sebenarnya ada perlu apa kok kamu datang ke rumah malam hari ? Jujur saja.. Aku kan tidak enak sama tetangga. " kata ibu satria bertanya tentang kedatangannya mas dadang ke rumahnya.

" maaf dik.. , tidak ada perlu apa - apa kok , aku cuma ingin melihatmu.. karena jujur saja aku masih cinta padamu dik , aku ke sini karena aku selalu kangen ingin berduaan lagi denganmu , dan rasa itu tidak bisa aku tahan lagi.. " kata mas dadang menerangkan maksut kedatangannya pada ibu satria.

" iya mas.. tapi kan... " kata ibu satria , dan kata - katanya terputus ketika sebuah tangan memegang tangannya (ibu satria).

" dik.. , sudah lama aku tidak merasakan kehangatan cintamu dik , semenjak kamu marah kepadaku , dan aku putuskan hubungan kita.. dan kamu menikah dengan si gunawan ayahnya anakmu itu. " bisik mas dadang di teling ibu satria , sambil tangannya meremas - remas jemari tangannya ibu satria.. dan satu ciuman pun mendarat di pipinya ibu satria.
sontak saja ibu satria kaget dan tersadar dari buaian mas dadang , lalu beliau menarik tangannya dari genggaman dan remasan tangan mas dadang itu.

" maaf mas , kita sudah tidak boleh seperti ini lagi.. " kata ibu satria pada mas dadang yang berada di sampingnya.
tapi mas dadangnya tidak memperdulikan hal itu , dia kembali dengan remasan - remasannya.. , namun ibu satria langsung bangkit dari tempat duduknya dan melangkah meninggalkan mas dadang.

" maaf mas , aku tinggal dulu.. " lalu belia melangkah kembali ke kamar di mana anaknya yang lagi tidur.
sesampainya di dalam kamar.. , beliau duduk dan termenung sebentar , memikirkan apa yang barusan di lakukan oleh mas dadang terhadapnya.
sejenak beliau menarik nafas dalam - dalam , lalu membuangnya dengan sekuat - kuatnya.
sementara itu di ruang tamu , mas dadang menyandarkarkan tubuhnya di kursi , dia berfikir sejenak.. lalu dia berpamitan pulang pada ibu satria yang masih berada di dalam kamarnya.

" dik novi.. , kamu di mana ? maafkan aku ya.. , aku mau pulang dulu ya dik.. " suara mas dadang mencari novi yang tidak lain adalah nama ibunya satria.
kemudian ibu satria nampak muncul dari balik pintu kamar dan melangkah ke ruang tamu.

" iya mas.. " kata ibu satria yang sudah berada di hadapan mas dadang.

" aku mau pulang dulu dik.. , maafkan aku atas kejadian tadi ya dik.. " kata mas dadang dengan tatapan matanya agak menunduk.

" iya mas , tidak apa - apa " kata ibu satria sambil menatap tajam ke arah mas dadang.
kemudian mas dadang pun melangkah keluar dari rumah ibu satria setelah berpamitan dengan beliau.
ibu satria cuma menatap langkah - langkah mas dadang yang akhirnya hilang di tikungan gang jalan rumahnya.

malam itu , ibu satria mulai di permainkan oleh perasaan lamanya terhadap mas dadang , orang yang dulu pernah bersama dalam bingkai asmara yang cukup lama sebelum akhirnya terputus oleh perkawinan dia (ibu satria) dengan gunawan ayahnya si satria.
pintu rumahnya pun di tutup rapat - rapat , selanjutnya beliau menghempaskan tubuhnya yang kelihatan sintal padat berisi itu ke atas tempat tidur.
di liriknya si satria yang lagi tertidur pulas , di raihnya tubuh anak kecil itu.. , lalu di peluk dan di ciuminya dengan kasih sayang.
lalu ibu satria pun tertidur sambil memeluk anaknya.


(besambung ke episode 10)



tag: Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode : 9. Satria. Jutawan. Lidi. Sapu Lidi. Novel. Satria Lidi.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan . Episode : 9"

Posting Komentar