Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 2



" sebentar ya pak RT , saya tinggal sebantar " kata bu satria pada pak RT , lalu dia pergi ke depan sambil menggendong satria pergi ke warung. <==(cerita episode: 1 yang lalu).


Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 2 (ibu satria jatuh pinsan)


" permisi bu tulkiyem.. " kata bu satria pada pemilik warung.

" oh bu satria , ada apa bu ? " jawab bu tulkiyem yang lagi memilih cabai rawit yang busuk dan di buangnya.

" maaf bu.. , saya mau ngutang lagi bu.. " kata bu satria mengutarakan maksutnya pada bu tulkiyem.

" eeee alaaaa bu.. bu ! , hutang - hutang ibu yang kemarin saja belum di bayar eh ini malah mau menghutang lagi.
hutang ibu sudah banyak lho.. , hutang bu satria hampir seratusan ribu. mau di bayar kapan hutang - hutangnya bu ?! " kata bu tulkiyem sambil bersungut - sungut cemberut.

" iya bu.. saya tau. nanti akan saya lunasi. " kata bu satria meyakinkan bu tulkiyem.

" iya.. iya.. , iya kapan ?! , hutang bu satria sudah lama lho.. , sudah hampir sebulan belum di bayar.
hutang ibu menumpuk di sini. " kata bu tulkiyem dengan nada agak keras.

" iya bu saya tau , tolonglah sekali ini saja bu.. , nanti akan saya bayar kok. " kata bu satria dengan memelas.

" tidak ah bu , kemarin - kemarin bu satria ngomong seperti itu , tapi nyatanya mana ? mana bu.. ?!.
sana bu satria ngutang ke tempat lain saja sana !! " kata bu tulkiyem dengan ketus.

akhirnya bu satria pergi dari warung itu dengan perasaan yang malu teramat sangat. dia sudah di tolak menghutang di warungnya bu tulkiyem karena hutangnya di warung itu yang sudah banyak dan belum bisa melunasinya.
bu satria bingung , dia harus kemana lagi mencari tempat yang bisa di hutangi. sementara di rumahnya ada pak RT dan yang lainnya , yang lagi membantu menerapkan/memasang genting atap rumahnya , dan tidak mungkin dia cuma menyuguhkan air putih saja kepada orang - orang yang membantunya.

bu satria berjalan dengan isak tangis yang begitu menggambarkan kesedihan.
sementara si satria anaknya.. merengek - rengek minta di belikan jajan.
bu satria berhenti sejenak , dia menatap jauh.. , menatap ke belakang di mana dulu dia tidak seperti ini di saat suaminya masih ada bersamanya.
" ya allah.. , rasanya saya tidak kuat menjalani hidup ini seorang diri.
rasanya saya tidak kuat ya allah.. , rasanya saya tidak kuat bila harus membesarkan satria seorang diri seperti ini. " lirih suara bu satria mengeluh keluar dari bibirnya.
kemudian dia limbung/linglung dan jatuh tidak sadarkan diri.
sementara itu , satria cuma bisa menangis dan mengguncang - guncangkan tubuh ibunya.

" ibu.. , ibu bangun.. , satria lapar.. , belikan satria jajan bu.. " suara satria merengek pada ibunya yang masih terdiam tidak sadarkan diri.

BREEEMMM.. BREEEMM... BREEEMMM.. , suara kendaraan roda dua seperti mendekat ke arah satria dan ibunya.

" berhenti jhon , itu ada apa dengan satria dan ibunya ? " kata lelaki yang berada di boncengan.

kendaraan roda dua itu pun berhenti di dekat si satria dan ibunya.
lantas mereka turun dan menghampiri keduanya.

" hey dik satria , ada apa dengan ibumu ? " tanya si jhon pada si satria dan cuma di jawab dengan isakan tangis saja.

" wew... kamu ini jhon , ya satria tidak tau dong.. dia kan masih kecil dan tidak tau apa yang terjadi pada ibunya. " kata si jabrik mengomentari si jhon.

" iya juga ya brik , hehehee . terus bagaimana in brik ? " tanya si jhon pada jabrik sambil cengengesan dan nampak jelas giginya yang tonggos.

" begini saja jhon , kita bawa pulang ke rumahnya dia. " kata si jabrik dengan ide cemerlangnya.

" hahahaa tumben otakmu tidak tumpul brik jabrik ! " kata si jhon yang kembali tertawa dan kembali gigi tonggosnya keliahatan.
tubuh ibu satria pun di angkat dan di bawa pulang ke rumahnya oleh si jhon dan jabrik pemuda kampung tersebut.

setibanya di rumahnya bu satria , mereka pun di kerubuti oleh orang - orang yang ada di rumahnya bu satria.

" ada apa ini dengan bu satria dik jhon.. , dik jabrik.. ?! " tanyapak RT kepada mereka.

" tidak tau pak RT , tadi kami menemukan bu satria tergeletak di pinggir jalan dekat jembatan sebelah sana itu pak RT. " jawab si jhon kepada pak RT coba menerangkan.

" iya pak RT , tadi kami mendapati ibunya satria dan satria di sana.. " kata si jabrik yang tidak mau kalah sama si jhon temannya.

" ya sudah , cepat kalian bawa masuk beliau. " kata pak RT.

" iya pak " jawab si jhon dan jabrik.
tubuh bu satria pun di bawa masuk dan di letakkan di dipan/tempat tidur yang berada di ruangan depan.
banyak orang yang berdatangan menengok bu satria karena kabar yang cepat menyebar.

" permisi.. " kata seorang ibu paruh baya.
kemudian dia memeriksa tubuh bu satria dan mengusapkan sedikit minyak angin di hidung bu satria . dia juga memijit - mijit ringan tubuh itu.
ibu paruh baya itu meneteskan air mata.
ibu itu tidak lain adalah bu sariyem (kakaknya bu satria).
bu sariyem rumahnya memang agak jauh dari tempat tinggal bu satria.
bu sariyem tinggal bersama suami dan anaknya.

berlahan - lahan tubuh ibu satria bergerak - gerak.
dia mulai siuman.

" di mana aku ini ? " terdengar lirih suara ibu satria sambil memegangi kepalanya.

" kamu ada di rumahmu dik.. " jawab bu sariyem dengan hati senang karena adik satu - satunya telah sadar dari pingsannya.

" iya bu.. , ibu ada di rumah sendiri kok " kata pak RT menyela.

" apa yang terjadi pada diriku ? , di mana satria anakku ? " suara bu satria masih bingung dan menanyakan keberadaan si satria anaknya yang lagi bermain di luar rumah bersama teman - temannya.

" tadi kami menemukan ibu di pinggir jalan sana dekat jembatan itu . ibu tergeletak dan satria menangis di dekat ibu. " begitu kata si jhon menerangkan pada ibu satria , dan di iyakan oleh si jabrik yang lagi asik menikmati rokok filternya.

" lalu apa yang sebenarnya terjadi pada dirimu dik.? kok bisa seperti ini. " ibu sariyem bertanya pada adiknya.
kemudian bu satria pun menceritakan semuanya hingga dia merasakan pandangannya gelap dan kemudian hilang kendali dan jatuh tidak sadarkan diri.


bersambung ke episode 3.



tag: Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 2. satria. jutawan. lidi. sapu lidi. novel.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 2"

Posting Komentar