Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 6



malam pun bertambah larut , mereka mulai pada pulang ke tempat masing - masing. begitu juga dengan ibu satria , beliau pulang dengan membawa hadiah di malam itu. <<=== (cerita episode 5 yang lalu).


Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 6 (kakinya satria tersiram air panas).



Malam serasa sepi setelah acara tersebut selesai.
suasana yang tadinya hingar bingar , ramai dengan suara sound system dan hilir mudik orang - orang sekarang jadi sepi. Hanya ada beberapa orang saja yang nampak duduk - duduk di lokasi bekas acara .
tidak jauh dari lokasi bekas acara tersebut.. Juga ada beberapa orang anak muda yang lagi nongkrong di perempatan jalan sambil ngobrol sana sini.

" hey man , ayo kita cari makan , perut laper banget ini.. " kata seorang pemuda berkaos hitam mengajak temannya.

" sebentar bray.. , kakiku terasa sakit ini.. Kesemutan.. , heheheheee " jawab pemuda berbaju kotak - kotak.

" ah kalian , makan saja di otak kalian ! Sekali - kali bantu aku kenapa sih bro.. ? " kata seorang pemuda berkaos biru sambil mengeluarkan sebatang rokok dari bungkusnya.

" memang tidak boleh ya.. , kan perut ini lapar bro.. " sahut pemuda berkaos hitam.

" yaaa kamu bro.. , maksut aku ya bantu aku mencari makanan , aku juga lapar bro.. , hahahahaa.. " kata pemuda berkaos biru bercanda.

" huuuuu kirain bantu apa bro.. bro.. , kalau itu sih mari kita cari bersama - sama. " kata pemuda berbaju kotak - kotak sambil bangkit dari tempat duduknya dan berjalan menuju lokasi bekas tempat acara 17-an agustus di dekat mereka.

" wew.. kamu mau kemana bro ? " tanya pemuda berkaos biru.

" aku mau kesana bray , siapa tau ada makanan tersisa.. , kan bisa mengganjal perut ini... " kata pemuda berbaju kotak - kotak.

" aku ikut bro.. " kata pemuda berkaos biru yang di iyakan oleh pemuda satunya lagi.
mereka menuju ke tempat bekas acara tersebut dan ngumpul - ngumpul bersama teman - teman yang lainnya.
mereka asik berbincang - bincang tentang banyak hal sambil menikmati makanan dan minuman yang masih ada dan dalam suasana malam yang sudah terasa dingin.
tiba - tiba saja.. BREEEMMM BREEEMMM BREEEEMMM... BREEEEEMMM , suara sepeda motor di blayer - blayer , di geber - geber , di main - mainkan gasnya dengan kencangnya.
ada dua pemuda di atas sepeda motor itu . Spontan saja orang - orang yang ada di dekat panggung yang sudah kosong itu berteriak. Namun kedua pemuda di atas sepeda motor itu malah seperti menantang mereka yang ada di dekat panggung.
lantas orang - orang yang ada di dekat panggung tersebut pada berhamburan lari ke tempat kedua pemuda di atas motor itu.
pengemudi sepeda motor itu pun langsung cabut dengan tancap gas melaju dengan kencangnya.

akhirnya mereka kembali ketempat semula dengan rasa jengkel dan penasaran.

" huff.. Apa sih maunya mereka itu ? Bikin emosi dan memancing keributan saja ! " kata si jabrik dengan nafas turun naik karena emosinya.

" iya brik , mau mengajak ribut mungkin mereka.. ! " kata pemuda berkaos hitam menambahkan.

malam telah berlalu , dan pagi pun telah menjelang. Mereka pada tertidur di atas panggung yang telah kosong , dan ada juga yang tiduran di kursi dan meja. Rupanya mereka telah mengantuk dan lelah.


Pagi telah datang , mentari telah muncul menyemburatkan sinarnya. aktifitas keseharian pun di mulai lagi setelah semalam terlelap dalam tidur melepas penat.
di rumah ibu satria tampak sepi seperti biasanya. tidak ada aktifitas yang mencolok di sana.
si satria yang biasanya bangun lebih awal , kini dia masih terlelap tidur , mungkin dia kecapaian setelah penampilannya di malam itu.
suara derit roll sumur (roll buat tempat mengerek timba) terdengar mengalunkan nada - nada seperti biasanya , karena roll itu yang kering dan tidak pernah di tetesi oli lagi semenjak bapaknya satria telah tiada.
ibu satria mulai memasak untuk membuat sarapan nanti

" ibu.. " suara si satria memanggil ibunya , rupanya dia sudah terbangun dari tidurnya.

" iya nak.. , ibu di sini nak " jawab ibunya sambil menuangkan beras ke dalam periuk yang airnya sudah mendidih.

" ibu.. , aku mau pipis... " kata si satria.

" iya nak satria.. " lantas ibunya melangkah ke arah satria berada , dan mengantar satria ke tempat untuk pipis/buang air kecing.
setelah si satria membuang hajatnya.. , dia pun menemani sang ibu tercinta yang lagi memasak di dapur.
ibu satria lagi sibuk memetik daun sayur bayam yang buat sayur nanti , sementara satria juga sibuk bermain dekat tungku api yang lagi buat menanak nasi dan merebus air.

" aduh.. ibu.. sakit.. , hu hu hu huuuu " suara satria mengaduh dan menangis.

" kenapa nak ? , ya allah.. satria anakku.. " ibu satria menoleh dan kaget , dia mendapati satria terluka tersiram air panas yang tumpah dan mengenai kaki si satria.
rupanya tadi saat si satria bermain.. dia menyenggol panci yang berada di atas tungku , panci pun jadi oleng dan terbalik , dan airnya tumpah mengenai kakinya.
ibu satria pun panik , di gendongnya anaknya yang masih menangis kesakitan.
di ambilnya pasta gigi oleh ibu satria , lalu di oleskan pasta gigi tersebut di kakinya satria yang terluka.

pagi itu ibu satria sangat panik dan gusar. karena si kecil (satria) terkena musibah.
satria cuma bisa menangis kesakitan ataupun cuma meringis menahan rasa perih di kakiknya.
pagi itu satria di bawa ke PUSKESMAS guna mendapatkan pengobatan.

di puskesmas hari itu belum banyak orang , tapi perawat atau pun pegawai puskesmas belum datang , sehingga ibu satria dan beberapa orang yang ada di sana harus bersabar menunggu pegawai puskesmas datang.

breeemmm.. breeem breeemmm.. breemm breeemmm , suara sepeda motor memasuki halaman puskesmas , lalu di parkirnya kendaraan itu.
seorang wanita muda berpakaian putih - putih membuka helm kepala dan turun dari sepeda motornya , kemudian melangkah masuk ke puskesmas.

" selamat pagi ibu - ibu dan bapak - bapak semua " kata wanita muda itu menyapa kepada orang - orang di situ dengan senyum ramahnya , dan orang - orang yang ada di situ pun menjawabnya dengan ramah juga.
kemudian wanita itu masuk ke sebuah ruangan yang ada di puskesmas tersebut.

" maaf ibu - ibu dan bapak - bapak semua , silahkan ibu dan bapak daftar dulu ya.. " kata wanita muda itu kepada ibu dan bapak yang ada di sana dan hendak berobat tentunya.
mereka pun mulai mendaftar satu persatu , kemudian duduk kembali menunggu panggilan untuk di periksa dan di obati.
tidak lama berselang , datang lagi sepeda motor memasuki halaman puskesmas itu , dan orang itu pun masuk ke dalam ruangan puskesmas dengan menenteng tas berwarna hitam mengkilat.

" kepada ibu wati , silahkan masuk ke ruangan pemeriksaan dan pengobatan.. " panggil wanita muda itu kepada salah seorang pasien yang bernama ibu wati.
ibu wati kemudian bergegas masuk ke ruangan pemeriksaan dan pengobatan.
tidak lama kemudian , ibu wati keluar dari ruangan tersebut dengan membawa resep dari dokter dan selanjutnya mengambil obat di tempat yang telah di tunjuk.

" kepada satria , silahkan masuk keruangan pemeriksaan dan pengobatan " panggil wanita muda itu kepada satria. Kemudian ibu satria pun bergegas menuju ke ruangan tersebut.

" silahkan bu , siapa ini yang sakit ? anaknya apa ibunya ? " tanya pak dokter kepada ibu satria.

" yang sakit anaknya pak dokter.. " jawab ibu satria , kemudian menurunkan satria dari gendongannya dan menempatkannya di tempat yang sudah di sediakan.
kemudian dokter itu memeriksa si satria.

" ini luka kena apa bu ? terbakar atau... ? " dokter itu bertanya pada ibu satria , dan sebelum pertanyaannya selesai.. sudah di jawab dengan sigap oleh ibu satria.

" iya pak , ini luka kena air panas tadi pagi " kata ibu satria.

" oh.. tidak apa - apa kok bu , ini resep obatnya dan silahkan di ambil di ruang sebelah sana ya bu.. " kata dokter itu pada ibu satria.

" iya pak , terimakasih ya pak " jawab ibu satria kemudian beranjak keluar dari ruangan pemeriksaan dan pengobatan tersebut.
setelah ibu satria mengambil resep obat dan membayar administrasinya kemudian beliau pulang ke rumahnya.



waktu sudah menjelang siang , ibu satria pergi ke warung bu tulkiyem untuk membeli mie goreng kesukaan si satri , sekaligus mencicil hutangnya.
" permisi bu tulkiyem.. , maaf.. saya mau beli indomie goreng bu.. " kata ibu satria kepada ibu tulkiyem sambil membetulkan si satria yang dalam gendongannya.

" oh.. bu satria , ada apa bu ? , tumben bilang beli , biasanya bilangnya hutang begitu ! , sudah banyak duit/uang ya.. ?! " kata ibu tulkiyem dengan sinisnya.

" iya bu.. , saya mau beli indomie goreng kalau boleh.. , sekalian ini mau menyicil hutang saya " sahut ibu satria yang sedikit sinis juga.

" mana dulu uang yang buat beli dan buat menyicil ?! , aku tidak percaya kalau bu satria sudah punya duit/ uang ! " kata ibu tulkiyem sambil membalikkan badannya dan melayani pembeli yang lainnya , karena memang saat itu juga ada pembeli yang lain selain ibu satria.

" ini bu uangnya " kata ibu satria kepada ibu tulkiyem sambil menyodorkan uang 20.000,- pemberian ibu salma waktu mengurut/memijat si wati kemarin.
uang pun di terima ibu tulkiyem.

" kok cuma segini bu ? , uang segini tidak cukup membayar hutangmu yang jumlahnya ada 126.000,- bu..
huff.. , jadi sekarang hutang bu satria masih 106.000,- " kata bu tulkiyem pemilik warung itu.

" iya bu , nanti saya akan mengusahakan untuk melunasi sisanya bu.. " jawab ibu satria dan terdiam.
setelah beberapa saat lamanya.. ibu satria pun bingung dengan ibu tulkiyem , dan dia pun bertanya pada bu tulkiyem yang acuh tak acuh terhadap ibu satria.

" maaf bu , mana indomie goreng yang saya beli ? kok tidak juga di ambilkan sih bu..?! " kata ibu satria penasaran dan heran.

" lho.. kenapa bu satria ? bukankah uang tadi buat menyicil hutang ibu ? , kalau ibu mau beli di tempat saya.. ya ibu harus melunasi hutangnya dulu.. " kata ibu tulkiyem agak sewot dan sengaja dia menyenggol kepala timbangan duduk (tempat menimbang beras dan lain - lain red) sehingga timbangan itu jatuh dan menimbulkan bunyi GLONTAAAANG dan cukup membuat ibu satria terkejut dan akhirnya ibu satria pun tau apa maksut dari ibu tulkiyem barusan.
selanjutnya ibu satria pamit mohon diri pada ibu tulkiyem , sementara ibu tulkiyem cuma diam sambil cemberut tidak menjawab dan menoleh ibu satria.

kembali perasaan ibu satria jadi perih , sakit , dan rasanya pingin mengata - ngatai ibu tulkiyem , tapi karena di gendongannya ada si satria.. maka beliau tidak jadi membalas tanggapannya ibu tulkiyem tadi terhadapnya. karena beliau tidak mau kalau anaknya mendengar pertengkaran yang mana tidak baik buat anaknya ke depan kelak.
sesampainya beliau di rumah , beliau cuma bisa meneteskan air mata kepedihan.
di lihatnya.. , si satria lagi asik bermain dengan kotak hadiah semalam (kotak bungkusan hadiah lomba 17-an).

" bu.. ibu.. , ini di buka ya bu.. " kata si satria kepada ibunya.

" iya nak.. , mari sini ibu buka kan nak " kata ibu satria dengan nada suara yang lemas..
kemudian ke dua kotak bungkusan itu pun di bukanya. 1 hadiah buat satria dan 1 lagi hadiah buat dirinya.
dengan perlahan , bungkusan itu di buka , di lihatnya ada baju dan sebuah amplop berwarna putih di dalam kotak tersebut.
baju yang terbungkus platik putih pun di keluarkan dan di amatinya , lalu di letakkan , dan di ambilnya amplop tadi selanjutnya di buka.. , betapa senangnya hati ibu satria , tetesan air mata bahagia pun keluar dari sudut - sudut kedua matanya yang indah dan bening itu.
150.000,- tertata rapi di dalam amplop tersebut. kemudian beliau memeriksa kotak bungkusan hadiah yang buat si satria.
di bukanya bungkusan tersebut secara berlahan , ada sepasang sandal buat anak kecil terbungkus plastik dan juga sebuah amplop warna putih.
amplop pun di ambil dan di bukanya.. di lihatnya ada lembaran uang pecahan 50.000,- dua lembar. ibu satria pun bahagia dan bersyukur , karena ada rezeki berupa uang yang bisa buat membayar hutangnya di warung ibu tulkiyem.

" syukur alhamdulillah ya allah.. atas semua pemberianmu ini. " kata ibu satria lirih sambil mendekap tubuh anaknya.
kemudian beliau kembali ke warung bu tulkiyem dan membayar lunas hutang - hutangnya.


bersambung ke episode 7.



tag: Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 6 . satria. jutawan. lidi. sapu lidi. novel. satria lidi.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode: 6"

Posting Komentar