Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode : 7



" syukur alhamdulillah ya allah.. atas semua pemberianmu ini. " kata ibu satria lirih sambil mendekap tubuh anaknya. kemudian beliau kembali ke warung bu tulkiyem dan membayar lunas hutang - hutangnya. <<=== (cerita episode 6 yang lalu)



Satria Lidi Jadi Jutawan Episode : 7. ( cinta lama bersemi lagi )



Hari sudah siang , matahari sudah tepat di atas kepala.
ibu satria baru saja menyelesaikan cuciannya yang tadi sempat di tinggal ke puskesmas dan belanja ke warung.
pakaian - paikan itu di jemurnya di sebuah tali plastik yang membentang panjang di dekat rumahnya.
sambil menjemur pakaian , ibu satria melirik ke arah jalan di depan rumahnya. ada seseorang yang tidak asing lagi di mata ibu satria.
seseorang itu juga memperhatikan ibu satria sambil berjalan.

" memang cantik kamu dik.. " kata lelaki tersebut dalam hati.

" hemmm , mau kemana ya mas dadang itu ? " kata ibu satria dalam hati juga.
mas dadang adalah seorang lelaki yang pernah singgah di hatinya ibu satria sebelum beliau menikah dan menjadi isterinya bapaknya si satria.
mas dadang juga seorang yang baik , dia juga warga kampung MELATI , Gg. RAMBUTAN , RT 10 / RW 02.
kisah cinta mereka terjalin ketika mereka duduk di bangku 2 SMP.
mereka memang beda sekolahan ketika itu , tapi itu tidak menjadikannya sebuah halangan untuk menjalin percintaan.
hari - hari di laluinya dengan rasa senang , tidak terpikirkan oleh mereka.. kalau biduk cinta yang mereka jalin suatu saat akan kandas di bebatuan karang nan terjal , hingga perahu yang mereka tumpangi pun akan oleng dan terbalik , dan tidak sampai apa yang mereka citakan.

sejenak ibu satria terdiam , menerawang jauh ke masa - masa dia bersama mas dadang.
" oh.. mas dadang , maafkan aku.. , aku yang tidak bisa memberikan yang terbaik buat kita berdua " bisik lirih ibu satria.
ibu satria pun tersadar dari lamunannya , ketika anaknya yang semata wayang memanggilnya.

" ibu.. , satria lapar.. , satria mau ma'em (makan) " kata satria dari dalam rumah.

" iya nak.. , tunggu sebentar.. " lalu ibu satria menyelesaikan jemurannya , selanjutnya beliau masuk ke dalam rumahnya.
di ciumnya si satria penuh kasih sayang.

" ini nak makanannya , ibu suapi ya nak.. " kata ibu satria sambil membawa piring berisi nasi dan ikan pindang sebagai lauknya juga sayur bayam kesukaan ibu satria.
mereka pun makan bersama dengan makanan dan lauk seadanya.

" assalamu'allaikum.. , permisi dik.. " kata seseorang di luar rumah ibu satria.

" wa'alaikumsalam.. , iya.. siapa ya.. ? " kata ibu satria menjawab salam orang tersebut sambil beliau mendongak ke arah luar rumah.
hati ibu satria pun deg - degan , seakan darahnya berhenti mengalir , betapa tidak.. karena orang yang ada di luar sana adalah mas dadang , orang yang dulu sangat di cintainya.
biasanya mas dadang tidak pernah datang atau bertamu ke tempat tinggal ibu satria semenjak beliau menikah dengan bapaknya satria , dan setelah bapaknya satria meninggalpun dia (mas datang) tidak pernah datang ke rumahnya ibu satria , kecuali dulu pada saat dia melayat bapaknya satria.

" oh mas dadang.. , silahkan masuk mas " kata ibu satria kepada mas dadang , mempersilahkan masuk ke rumahnya.. seperti halnya tamu - tamu yang baik selama ini.
mas dadang pun masuk , dan ibu satria mempersilahkan tamunya duduk.
suasana sejenak hening , mereka terdiam , karena masing - masing merasa malu dan tidak tau apa yang harus mereka katakan.

" ibu.. , satria mau main ke tempat tante cipluk.. " kata satria sambil menarik - narik tangan ibunya.

" iya nak.. , sebentar ya nak.. , ini ibu kan lagi ada tamu.. " kata ibu satria sedikit bingung.

" anakmu sudah besar ya dik.. , sudah umur berapa satria ini ? " tanya mas dadang sekaligus membuka percakapan.

" iya mas , sudah umur 3 tahun lebih sedikit. " jawab ibu satria sambil mengusap - ngusap rambut anaknya.

" oh.. " kata mas dadang yang masih agak kikuk. kikuk karena dia merasa tidak nyaman, karena dia bertamu seorang diri ke tempat ibu satria yang dulu pernah di cintainya , dan takut bila nanti ada omongan - omongan miring dari tetangga.
bagaimanapun.. ibu satria adalah seorang janda , dan dia sendiri belum menikah.

" maaf mas , ada apakah gerangan kok tumben mas dadang datang ke rumahku ? , biasanya kan cuma lewat saja ?! " tanya ibu satria kepada tamunya itu.

" tidak ada apa - apa kok dik , aku cuma mau mampir saja.. , kan sudah lama sekali kita tidak saling bertemu seperti ini , iya kan ? " jawab mas dadang menjelaskan.

" oh.. begitu ya mas ? , maaf tunggu sebentar ya mas.. aku buatkan minum dulu " kata ibu satria , kemudian beliau pergi ke ruangan belakang membuat teh manis. sementara dia (mas dadang) cuma mengangguk sambil mengajak ciluba si satria.

teh manis pun sudah jadi , ibu satria kembali ke ruangan depan.
" ini mas teh manisnya , silahkan di minum dulu , tapi maaf.. tidak ada kue-nya.. " kata ibu satria dengan tersenyum manis dan mempersilahkan mas dadang untuk meminum teh manis itu.

" iya dik terimakasih " kemudian mas dadang pun meminum teh manis tersebut.


sudah satu jam mereka ngobrol di ruangan depan rumah ibu satria. mereka mengobrol tentang masa lalu mereka dan perasaan mereka masing - masing hingga kini.
masih ada benih - benih cinta di hatinya mas dadang terhadap ibunya satria. namun tidak demikian yang ada pada diri ibu satria , dia telah mengubur dalam - dalam perasaan cintanya kepada mas dadang-nya itu.
karena ibu satria tau betul bagaimana sifat mas dadang kalau dia lagi marah , dan itu tidak mau terjadi lagi terhadapnya , apalagi di hadapan anaknya yang lagi di didiknya dengan sifat lemah lembut tapi tegas.



matahari sudah condong ke barat , hari sudah sore. mas dadang berpamitan pada ibu satria untuk pulang.

" dik , aku pamit dulu ya , kapan - kapan aku boleh main ke rumahmu lagi kan dik ?. " kata mas dadang.

" kenapa buru - buru mas ? , iya boleh saja mas.. " jawab ibu satria dengan tersenyum.

" terimakasih dik , permisi.. , assalamu'alaikum.. " kata mas dadang berpamitan diri.

" iya mas.. , silahkan.. , wa'alaikumsalam.. " jawab ibu satria mengiringi mas dadang dengan senyum manisnya lagi.

kedatangan dan kepulangan mas dadang tadi ternyata telah menimbulkan tanda tanya buat ibu satria.
" hemmm apa ya kira - kira maksut dari semua ini ? " kata ibu satria lirih.

malam pun telah tiba , ibu satria duduk berdua bersama anaknya tercinta menikmati acara televisi.
sebuah sinitron anak - anak lagi di nikmatinya , senyum dan tawa kecil nan renyah sering keluar dari ibu satria.
si satria pun tertawa dengan riangnya.

TOK TOK TOK.. " Assalamu'alaikum.. , bu satria.. " panggil seseorang dari luar rumah.

" iya.. , wa'alaikumsalam.. , siapa ya.. ? " jawab ibu satria , kemudian beliau melangkah dan membuka pintu depan.

" oh.. om juned.. , ada ya om ? " tanya ibu satria pada om juned.

" ini bu saya di suruh pak RT untuk mengantarkan ini. " kata om juned sambil menunjukkan dan memberikan bungkusan tas kresek warna hitam.

" ini apa'an om.. " tanya ibu satria pada om juned.

" ini berkat (nasi kenduren/nasi selamatan) dari pak RT bu. " jawab om juned.

" oh terimakasih ya om.. , mari masuk dulu om.. " kata ibu satria.

" terimaksih bu.. , saya mau lanjut saja , ini masih ada yang harus saya antar ke ke tempatnya mbok sargiyem.
assalamu'alaikum.. " kata om juned , kemudian melangkah menuju tempat mbok sargiyem di ujung jalan sana.

" iya om , sama - sama om.. , wa'alaikumsalam.. " jawab ibu satria.
kemudian ibu satria kembali menikmati acara televisi dan menikmati nasi kenduren tersebut bersama si satria anak tercinta tentunya.


(besambung ke episode 8)



tag: Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode : 7. satria. jutawan. lidi. sapu lidi. novel. satria lidi.

0 Response to "Satria Lidi Jadi Jutawan. Episode : 7"

Posting Komentar