~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 46) ~

jembatan-barelang-img.jpg<br

"Ya bagaimana lagi, kalau mbak mau tetap setia ya tidak apa-apa," Mereka saling pandang. Dewi kemudian berdiri, pamit pada Lina kalau dirinya mau mandi. Klik Disini. <== (episode 45 yang lalu).

"Kok cepat sekali mandinya mbak," Lina memperhatikan Dewi yang kembali ke ruang depan.

"Males mandi. Aku jadi pusing Lin," Dewi duduk disamping Lina.

"Mandi kok males. Pusing kenapa mbak?" Lina memasukkan kacang kemulutnya.

"Pusing karena Bagus," Dewi menyambar plasting tempat kacang.

"Jangan dibuat pusing mbak. Kalau pacarmu jalan sama cewek lain, ya mbak jalan juga dong sama cowok lain," Kata Lina yang lantas mengunyah kacang.

"Ya, tapi tidak semudah itu kan Lin. Kalau aku jalan sama cowok lain, berarti aku tidak setia dong," Dewi menatap Lina.

"Lha, dianya saja tidak setia. Jadi tidak salah kalau mbak berbuat hal yang sama," Ujar Lina sembari mengupas kulit kacang.

"Entahlah Lin, aku pusing. Kita jalan-jalan di sekitar sini yuk," Ajak Dewi.

"Jalan kemana mbak, nanti malah nyasar-nyasar," Sahut Lina.

"Ke jalan bawah sana. Yuk ah," Dewi menarik tangannya Lina.

"Eits sebentar," Kedua cewek itu kemudian menuruni tangga Dormitori.

Keduanya sampai di depan tempat tinggal mereka. Lina menyenggol Dewi saat seorang lelaki menghampirinya. Dengan tersenyum, lelaki tersebut menyapa Dewi dan Lina. Namun kedua cewek itu hanya diam, kemudian kembali lagi keatas dimana mereka tinggal.

"Kenapa kita kembali lagi mbak? katanya tadi mau main dibawah sana," Tanyanya Lina.

"Aku takut sama orang tadi Lin. Sepertinya dia bukan orang baik-baik," Kata Dewi.

"Darimana mbak tau kalau dia bukan orang baik," Sedikit Lina mengernyitkan kening.

"Dari tatapan matanya Lin. Dari pada nanti kita kenapa-kenapa, mending balik saja," Dewi membuka pintu, kemudian masuk dan duduk di depan televisi.

"Lho, tadi aku lihat kalian ada di bawah, di pinggir jalan," Tanya seorang teman mereka saat melihat Dewi dan Lina duduk didekatnya.

"Anu mbak, kami takut karena waktu sampai di jalan itu langsung di datangi seorang laki-laki," kata Dewi.

"Makanya, kalian harus hati-hati. Kejahatan bisa terjadi dimana saja. Apalagi disini termasuk kota metropolitan. Angka kejahatan di Batam ini juga tidak rendah.
Banyak telah terjadi kejahatan menimpa pada pekerja disini. Jadi sikap berhati-hati harus diutamakan," kata seorang wanita penghuni rumah itu.

Memang, di Batam sana sangat ramai, tidak kalah dengan kota-kota besar di Indonesia. Angka tindak kriminalnya juga tinggi. Terbukti, berbagai surat kabar yang terbit disana memberitakan kejahatan hampir setiap hari terjadi. Belum lagi modus-modus yang mengarah ke tindakan kejahatan. Pokoknya kita mesti berhati-hati disana. Sebenarnya sikap hati-hati tidak hanya disana saja sih, tapi dimanapun kita berada.

Dewi nampak terdiam. Keningnya berkerut. Dia sepertinya lagi memikirkan sesuatu yang lumayan membebani.
Dihempaskannya tubuhnya ke tempat tidur. Dia menerawang jauh, seakan lagi ingin menembus satu ruang yang selama ini sering dia masuki, yakni ruang cinta. Yach, ruang cintanya yang dirasa mulai meredup cahaya penerangan.
Ditariknya nafas dalam-dalam. Dihembuskannya kuat-kuat, seakan ingin meruntuhkan langit-langit kamar tersebut.
Sebentar kemudian tampak linangan bening menetes dari sudut matanya. Dewi menangis. Menangis untuk sesuatu yang dirasanya mulai memudar dan menjauh darinya.
Bibirnya tampak bergetar. Lirih sebuah nama keluar dari mulut gadis hitam manis itu.

"Bagus. Benarkah kamu bersama cewek lain?" dia merapatkan ujung kelopak matanya. Tampak kepedihan terpancar dari rona wajah Dewi.
Dewi mengusap air mata itu saat dirasakan ada tangan yang menyentuh pahanya.

"Mbak, kamu kenapa..?" tanya seorang yang menyentuh pahanya Dewi, dia tidak lain ialah Lina.

"Tidak apa-apa Lin,"

"Tapi kenapa menangis kalau tidak apa-apa. Ceritakan pada Lina, siapa tau saya bisa membantu permasalahanmu mbak," Lina kemudian duduk di dekat Dewi. Dewi yang tadinya tiduran pun kemudian bangkit dan duduk.
Dewi menatap wajah Lina, kedua tangannya tampak melingkar di bawah lutut yang disedekungkan itu. Berlahan dia mengembangkan senyum meski masih terasa berat.

"Lin, aku lapar. Kamu masih ada mie tidak?" suara Dewi.

"Hahaa, kok malah tanya mie sih. Jadi tadi mbak menangis karena menahan lapar ya?! Ada itu di laci lemari," Lina pun tertawa.

"Bukan Lin. Aku minta mienya ya. Kamu sekalian tidak? Yah, mienya tinggal satu," kata Dewi.

*

"Maaf mbak Dewi. Tadi kamu menangis itu apa karena memikirkan pacarmu, Bagus?," tanyanya Lina yang tampak tersenyum-senyum.

"He'em. Eh kenapa kamu senyum-senyum Lin,"

"Hikhik, itu saosnya kebanyakan kaleee...," Lina terkikik melihat Dewi kebanyakan menuangkan saos ke dalam mangkuk.

"Biar Lin, biar pedas,"

"Sepedas dianya kepadamu ya mbak. Itu hpmu berdering," Dewi bergegas mengambil hpnya. Ternyata sebuah sms dari Zacky.

"Mas Zacky?" Dewi bergegas melongok ke luar rumah. Dilihatnya seorang pemuda mengenakan topi warna cream berjalan ke tempatnya.

"Siapa mbak? Mas Zacky katamu?" tanyanya Lina.

"Iya Lin. Mas Zacky kesini sendiri. Dia berada di bawah dan lagi menuju kesini,"

"Itu kan..., sedihmu ada obatnya, hikhikhiik,"

"Ah kamu Lin. Mungkin bisa saja dia datang untukmu. Iya kan?" kata Dewi.

"Mana ada. Kalaupun mas Zacky datang kesini itu karena mencarimu mbak.., Itu mungkin mas Zacky," kedua cewek itu kemudian diam saat pintu rumah di ketuk. Sebentar kemudian Dewi membuka pintu tersebut.

"Hei Wi, Lina. Apa kabarnya," kataku menyapa keduanya. Dewi dan Lina kemudian keluar rumah. Mereka duduk di bangku panjang depan rumah.

"Baik mas. Sama siapa datangnya, mana mas Jhon temanmu," kata Dewi.

"Si Jhon ada di rumah. Aku sengaja datang sendiri kesini.
Kenapa denganmu Lin? Kok senyum-senyum,"

"Tidak kenapa-kenapa. Memangnya tidak boleh tersenyum pada orang ganteng? Eh maaf, nanti ada yang marah, hehee," kata Lina.

"Wuih, begini jelek kok dibilang ganteng. Lagian siapa yang berani marah kepadamu sih Lin?" Aku menatap Lina, lantas melirik kearah Dewi.

"Itu tu..., hahaa. Ya sudah mas Zacky, aku tinggal sebentar," Lina kembali masuk ke dalam. Aku memandang wajah Dewi, lalu menundukkan wajahku ke lantai sebentar. Jujur, aku bingung mau ngomong apa sama dia. Kata-kata yang sudah kurangkai dari rumah mendadak hilang begitu saja saat diri ini sudah berada di dekatnya.

"Emm, kenapa diam mas," suara Dewi mengagetkanku.

"Emm anu, tidak apa-apa," kata-kataku terputus. Aku cuma bisa menatapnya.

"Kok anu. Ada apa mas Zacky kesini,"

"Aku mau mengajakmu jalan-jalan," jawabku sekenanya. Melihat hal itu, Dewi malah nyengir.

"Ngajak jalan-jalan? Gak salah itu. Apa mas Zacky sudah hafal jalan di daerah sini?"

"Belum. Maksudku jalan-jalan pada perasaan kita, hehee," kataku dengan asal cuap.

"Ah mas ini ada-ada saja. Memang ada apa dengan perasaannya kita?" Dewi memandangku tidak berkedip. Seketika desir rasa deras mengalir keseluruh persendianku. Rasanya aku ingin terus berlama-lama memandang binar matanya yang sangat mempesona. Namun kemudian dia tertunduk, mungkin karena untuk menjaga batasan-batasan norma agama saat berhadapan dengan pria.

(bersambung ke episode 47).

Klik ini dong kang mas, diajeng!

11 Responses to "~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 46) ~"

  1. мαdυмσє вlσg11 Agustus 2015 pukul 09.40

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/novel-cintaku-merintih-di-pulau-batam-e-19.xhtml

    BalasHapus
  2. Kasian si dewi di duakan :D
    n0vel yang bagus bray, bermanfaat di kemudian waktu nih. . .

    BalasHapus
  3. Ijin baca sob :D

    BalasHapus
  4. мαdυмσє вlσg11 Agustus 2015 pukul 14.01

    @JONI4NSY4H,
    Iya gan. Padahal cintanya Dewi terhadap pacarnya sangat tulus. Insya Allah gan.

    BalasHapus
  5. мαdυмσє вlσg11 Agustus 2015 pukul 14.03

    @CyberPedia 蒹垓,
    Silahkan gan. Namun mungkin kurang bagus penulisannya, hehee.

    BalasHapus
  6. putuadimarta rachman11 Agustus 2015 pukul 17.34

    Disaat seorang wanita disakiti dia terlalu pandai menyembunyikan perasaan seprti itu tapi sebaliknya kalau laki laki selalu menunjukan dengan sikap dan perbuatan nyata, hmmm..kasihan sekali ya si dewi rupanya dia lagi memendam perasaan luka dalam hatinya..
    Oia maaf ya sob tempo hari link download postingan saya error tapi saya berterima kasih buat ralat dan koreksinya sekarang link tersbut sudah saya perbaiki
    terim kasih

    BalasHapus
  7. Mungkin jika karena benar2 cinta mangkanya antara si mas zacky dgn dewi ini udah cukup sangat akrab, sekalipun masih ada rasa segan buat si zackynya agar tidak mudah melakukan sesuatu hal yg negaitif ya mas..

    BalasHapus
  8. мαdυмσє вlσg11 Agustus 2015 pukul 17.45

    @Shiefa Agustinna,
    Iya itu gan. Zacky masih segan untuk melakukan tindakan lebih pada Dewi, karena si Zacky tau kalau Dewi masih ada hubungan sama pacarnya, meskipun Zacky sangat mencintai Dewi.

    BalasHapus
  9. мαdυмσє вlσg11 Agustus 2015 pukul 17.48

    @putuadimarta rachman,
    Iya gan. Kebanyakan wanita sangat pandai menyembunyikan perasaannya sesakit apapun yang dia rasa.
    Sama-sama ya gan.

    BalasHapus
  10. wah tu wanita sering tersakiti yah :( kaciaaann

    BalasHapus
  11. мαdυмσє вlσg20 Agustus 2015 pukul 13.58

    @Nofriansyah,
    Begitulah gan. Tersakiti oleh perapsaan cinta, hehee.

    BalasHapus