~ Cerita Misteri - Keris Penyebar Maut (KPM) episode 2 ~

a


Mereka, rendi dan gundul lantas merebahkan tubuhnya di atas rumput. keduanya menatap ke langit, menarik nafas dan membuangnya kembali.

" ren, bagaimana menurutmu dengan si lusi ? " kata gundul tiba-tiba.

" lusi siapa ndul ? " jawab rendi yang lantas melirik ke arah si gundul.

" itu lho ren, lusi kelas 2 IPS " si gundul kemudian bangun dari rebahan-nya.

" oh dia, mana aku tau.., kan yang suka kepadanya adalah kamu, hehee " jawab rendi yang kemudian ikut bangun dari tiduran di atas rumput itu.

" ah kamu ren, di tanya kok gitu, hahaa " dan kemudian si gundul mencabut sebatang rumput lalu memainkannya.

" yeee.. namanya juga tidak tau.
tapi ndul, lusi itu memang orangnya manis sih, selebihnya aku tidak tau " rendi pun kemudian tersenyum.

" awas ren, ular ! " seketika itu keduanya meloncat untuk menghindari hewan melata yang lewat begitu cepat di samping mereka.

" wealah, sudah dua kali kita berjumpa ular yang aneh menurutku. ada apa ya ndul ? " tanya si rendi pada gundul.

" entahlah ren. ayo ah kita lanjutkan perjalanan menyusul teman-teman " kata si gundul.

" ok. tapi kemana ndul, terus ke sana atau balik arah ? " tanya si rendi.

" kita balik arah saja ren, lalu kita coba jalan yang satunya " mereka pun melangkah, tapi kemudian...

" aduh ! " suara mengaduh si rendi. anak muda yang bernama rendi itu kemudian memegangi kaki kirinya, di lihatnya ada bekas luka patukan ular.
Wajah rendi mendadak pucat, keringat dingin keluar. Rendi menggigit bibirnya, lalu dia terduduk dengan badan gemetaran.
Sementara itu, si gundul panik melihat apa yang terjadi pada temannya tersebut. Dia (gundul) tidak tau apa yang harus di lakukannya.

" aduh, bahaya ini. apa yang harus aku lakukan ? " kemudian si gundul mengeluarkan sapu tangan dari kantong celananya dan mengikatkan pada atas pergelangan kaki si rendi. Kepanikan gundul semakin terlihat ketika tubuh rendi ambruk.

" tolong.. ! aduh.. ! " suara itu meluncur dari mulut si gundul, dia tengok sana tengok sini, barang kali saja ada orang lain di dekat mereka atau yang melintas di sekitar tempat tersebut.
Benar saja, di lihatnya oleh pemuda yang bernama panggilan gundul, ada seseorang yang menuju ke arah mereka.

" maaf pak, tolongin kami pak. teman saya di gigit ular " kata si gundul ketika seseorang itu tiba di tempat mereka.

" ada apa nak ? " tanya seorang lelaki setengah baya, kemduian orang itu meletakkan kayu bakar yang di panggulnya.
Orang itu kemudian memeriksa luka patukan ular di kaki rendi.

" bagaimana dengan luka itu pak ? " tanya si gundul.

" lukanya parah, gigitan ular ini sangat berbahaya.
mari kita bawa dia ke tempat bapak. itu rumah bapak kelihatan dari sini " tanpa banyak bicara, kemudian si gundul membopong tubuh si rendi menuju ke rumah bapak tersebut.


Tidak berapa lama mereka tiba di rumah orang tersebut.

" ayo masuk nak.
tidurkan dia di situ " Sesampainya di rumah orang tersebut, tubuh rendi langsung di baringkan di dipan (tempat tidur kayu). Gundul menyeka keringatnya yang mengucur di wajahnya. Dia memandang ke sekeliling ruangan rumah tersebut, ada aura ghaib yang sangat kuat yang dia rasakan di dalam rumah tersebut.

" silahkan di minum nak. oh iya, nama kamu siapa dan teman kamu ini ? " kata sang empu rumah.

" nama saya tukiman atau lebih sering di panggil dengan gundul.
kalau dia namanya rendi " gundul menatap tajam ke arah orang itu, ada aura wibawa yang lumayan besar terpancar darinya.

" oh.. tukiman dan rendi..
kalian orang mana ? sepertinya bukan orang dekat sini " kata si empu rumah sambil manggut-manggut.

" iya pak. kami bukan orang dekat sini, kami datang dari jauh, dekat pesisir utara. kalau bapak sendiri siapa namanya ? " si gundul pun kemudian meminum air yang di suguhkan.

" emmm begitu, panggil saja aku dengan pak bonggo.
sebentar ya " lalu orang di hadapan si gundul itu memeriksa kakinya si rendi. Dia terdiam sejenak, lalu terlihat menempelkan sesuatu (benda seperti isi asam) pada luka patukan ular tersebut, lalu membalurkan ramuan.

" semoga dia cepat sadar dan sembuh. silahkan airnya di minum lagi nak " kata orang itu (pak bonggo).


" uhuk uhuk, di mana aku ? " suara dari rendi sambil memegangi kepalanya.

" oh, dia sudah sadar rupanya " kata pak bonggo yang kemudian memegang kaki si rendi.

" kamu sudah siuman ren ? baguslah " si gundul pun kemudian mendekat ke tempat di mana tubuh rendi tadi berbaring.

" di mana kita ndul, rumah siapa ini ? " rendi bangun dan duduk di atas dipan yang beralas tikar pandan. matanya memandang si gundul temannya, lalu kesekeliling rumah tersebut.

" kamu berada di rumahnya pak bonggo ren.
tadi sewaktu kita mau melanjutkan menyusul gunawan dan yang lainnya.. tiba-tiba kamu mengaduh dan jatuh pingsan karena di gigit ular di jalan setapak itu " kata si gundul mencoba menerangkan ingatan rendi.

" di patuk/gigit ular ? oh " kata si rendi.

" iya nak, untuk kamu masih bisa di selamatkan. terlambat sedikit saja nyawamu bisa melayang.
silahkan ini di mimum nak " pak bongo kemudian memberikan air minum kepada rendi.

" kira-kira ular jenis apa ya pak yang menggit rendi ? kok bahaya sekali " si gundul bertanya kepada si empu rumah.

" sepertinya ular weling yang mematuk dia. ularnya berwarna hitam dan warna kuning melingkar kan ? " kata pak bonggo.

" iya pak " jawab rendi.

" sebenarnya kalian ini mau kemana kok sampai di daerah ini ? " tanya pak bonggo kepada kedua anak muda di depannya.

" kami mau berkemah di bukit tapak naga, kenapa pak ? " jawab si gundul.

" berkemah di bukit tapak naga ?, apa kalian tidak takut ?! " kata pak bonggo yang langsung melotot mendengar maksud si gundul yang akan berkemah di bukit tapak naga.

" memangnya kenapa pak ? " tanya si gundul yang penasaran.

" bukit tapak naga itu angker tempatnya. jarang orang-orang yang berani kesana.
bukit tapak naga, di sana banyak ular berbisa, belum lagi makhluk-makhluk halus yang sering mengganggu manusia.
untuk pergi kesana tidak cukup mengandalkan keberanian saja nak " pak bonggo pun memberikan penjelasan panjang lebar tentang bukit tapak naga yang menjadi tujuan si gundul dan teman-teman dalam berkemah.

" terus bagaimana dengan teman-teman kami yang mungkin sudah sampai di sana pak ? " si gundul pun mulai gelisah. Pak bonggo terdiam sebelum dia mengatakan sesuatu kepada ke dua anak muda tersebut. Kemudian pak bonggo masuk ke dalam kamarnya, sebentar kemudian lelaki berperawakan kekar itu keluar dari kamar dan memberikan sesuatu kepada si gundul dan rendi.

" bawalah ini nak. mungkin ini berguna saat kalian di bukit sana " kata pak bonggo yang memberikan barang terbungkus kain putih kecil.

" apa ini pak ? " tanya si rendi yang sudah tidak pucat lagi wajahnya, dan sepertinya aliran darahnya mulai normal kembali.

" itu buat jaga-jaga dari gangguan makhluk halus nanti, dan ini garam buat mengusir ular yang barangkali nanti mendekati tempat kalian saat istirahat.
sebarkan garam ini di sekitar kalian ya " ke dua anak muda itu pun mengangguk-angguk. karena di rasa cukup, rendi dan gundul berpamitan pada pak bonggo untuk melanjutkan perjalanan menyusul teman-temannya.

" terima kasih iya pak. kami pamit dulu. permisi " kata si gundul.

" iya nak, silahkan.
hati-hati, dan jangan sungkan untuk ke tempat bapak lagi " rendi dan gundul kemudian melangkah meninggalkan tempat tersebut, sementara pak bonggo menatap langkah mereka hingga hilang di tikungan jalan.


(bersambung ke episode 3 Klik Di Sini)


klik ke postingan yang lalu.


tag: Cerita Misteri - Keris Penyebar Maut (KPM) episode 2

0 Response to "~ Cerita Misteri - Keris Penyebar Maut (KPM) episode 2 ~"

Posting Komentar