~ Cerita Misteri - Keris Penyebar Maut (KPM) episode 3 ~

a


sementara pak bonggo menatap langkah mereka hingga hilang di tikungan jalan. Klik Di Sini <== (cerita episode 2 yang lalu).



Gundul dan rendi terus menyusuri jalan setapak yang di kanan kirinya tumbuh ilalang. Terkadang si gundul menyabetkan/memukulkan ranting ke ilalang tersebut.

" bagamaina dengan kakimu itu ren, apa masih terasa sakit ? " Suara si gundul.

" sedikit ndul. Sepertinya kita hampir sampai di persimpangan jalan ini ndul " jawab si rendi. Mereka terus melangkah sambil sesekali bercanda.

" iya ren, nanti jangan salah ambil jalan lagi lho.. !
kalau saja kita punya alat komunikasi seperti HP mungkin kita tidak akan seperti ini ya ren " kata si gundul yang tiba-tiba memutar tubuhnya dan menurunkan resleting celananya.

" oh pasti ndul. Oalaaaah ini anak kerjanya kencing melulu.
aku juga mau kencing dulu ah, terasa pegal ini, hehee " si rendi kemudian ikut membalikkan tubuhnya dan menurunkan resleting di antara semak-semak.


Sementara itu di lain tempat, gunawan dan teman-temannya sudah mau melanjutkan perjalanan mereka.

" bagaima ini gun ? Rendi dan gundul tidak kunjung sampai ke sini " kata dari salah seorang teman gunawan.

" iya ini. Hemmm bagaimana menurut kalian semua, Apa kita melanjutkan perjalanan atau menunggu mereka berdua ? " Tanya si gunawan kepada teman-temannya.
Setelah berunding sebentar, mereka pun akhirnya sepakat untuk melanjutkan perjalanan mereka. Mereka meninggalkan jejak berupa tulisan-tulisan di batang pohon dan tanah di pinggiran jalan, agar si gundul dan rendi bisa menyusul teman-teman kalau memang mereka berdua nanti melewati tempat tersebut.


Gunawan dan ke tujuh temannya terus melangkah melewati jalan setapak untuk sampai ke bukit naga di atas sana.

" ayo teman-teman, kita percepat langkah kita.
Kita harus sudah sampai di bukit naga sebelum senja " suara si gunawan di sela-sela nafasnya yang terengah, karena jalan yang mereka lewati lumayan terjal dan mendaki. Kemudian mereka mempercepat langkah mereka.




" kita ke arah mana ini ren ? Aduh kepalaku pusing ren " si gundul kemudian duduk sebentar dan meminum air yang mereka bawa.

" emmm, berarti kita jalan lurus saja ndul, bukankah waktu itu kita mengambil arah ke kiri ? " Kata rendi yang lantas mengambil botol air minum dari tangan si gundul.

" oh, apa kita tidak ambil jalan yang kesana ren, Ke kanan ? " Kata si gundul dengan mengernyitkan dahinya.

" yaaaaa kamu ndul. Kalau kita ambil jalan ke sana.. itu berarti kita mau pulang ke rumah, ah kamu ndul ! " Kemudian mereka melanjutkan langkah mereka dengan mengambil jalan lurus.


" tunggu sebentar ndul. Lihat di batang pohon itu. itu Kan seperti sobekan slayer pemuda oblo seperti punya kita " rendi dan gundul kemudian mendekat ke sebuah batang pohon yang tidak jauh dari mereka berdiri. Mereka mengamati tulisan yang tergores di sebuah pohon " kalian terus ikuti jalan ini ! By Gunawan (pemuda oblo) " begitulah kira-kira bunyi tulisan yang mereka baca.

" berarti kita tidak salah jalan ya ren ? ini kan tulisan teman-teman kita " kata si gundul. Mereka kemudian mengambil sobekan kain milik gunawan. Mereka pun bergegas melanjutkan langkahnya.


Menjelang sore, gunawan dan ke tujuh temannya hampir sampai di puncak bukit naga. Mereka kemudian berhenti sebentar di dekat sungai kecil yang airnya cukup jernih.

" gun, kira-kira masih jauh apa tidak tempatnya ? Capek ini.. " Kata si sarlan yang tampak keletihan.

" sebentar lagi kita sampai kok. Baiklah, kita berhenti sebentar di depan sana. Karena di depan sana ada sungai yang jernih airnya dan kita bisa membersihkan badan di sana " kata gunawan kepada teman-temannya. Sesampai di tepian sungai tersebut, mereka kemudian mencuci muka dan mengisi dirgen-dirgen 5 liter yang mereka bawa.

" wuih.. Segar... ! " Kata si parlan sembari membasuh mukanya.
Setelah di rasa cukup, mereka langsung melanjutkan langkahnya ke puncak bukit naga.

" inilah puncak bukit naga itu teman-teman " kata gunawan yang lantas memandangi keadaan sekitar.

" oh.. tapi kok terasa angker sih gun, aku sampai merinding begini " kemudian teman si gunawan tersebut memegangi tengkuknya.

" hehee, kita dirikan tenda di sebelah sana saja " si gunawan lalu melangkah dan di ikuti teman yang lain. Si parlan mengeluarkan peralatan tenda dari tas ransel yang dari tadi di bawanya.


" apa itu ! Hiiiiiii " si parlan langsung berkidik manakala melihat sesosok seram yang belum pernah di lihatnya.

" Kamu kenapa lan ? Kok seperti ketakutan " Tanya si gunawan pada pemuda tinggi kurus bernama parlan.

" a..anu wan, aku melihat makhluk menyeramkan di dekat pohon sana " kata parlan agak terbata sambil menunjuk ke arah pohon besar menjulang.

" anu apa ? Genderuwo ?!. Hahahaa mana ada genderuwo di sore begini " salah seorang teman parlan pun tertawa.

" serius ! Tadi aku melihat makhluk aneh di dekat pohon itu.
Kalau kamu tidak percaya iya sudah " si parlan pun kemudian meneruskan memasang tenda bersama teman yang lain sambil sesekali kedua matanya memperhatikan ke arah pohon besar menjulang yang tampak daunnya tidak lebat.
Sementara itu, si gundul dan rendi terengah-engah. Mereka sudah sampai di dekat sungai kecil yang airnya jernih.


" hey ndul, itu ada sungai, kita cuci muka dulu di sana yuk " kata rendi dan langsung mempercepat langkahnya. Kedua orang itu kemudian mencuci muka dan kakinya sesampai di sungai tersebut.

" ren, sepertinya belum lama ada orang di tempat ini, apakah itu teman-teman kita ya ?
lihat ini, ini seperti tanda dari gunawan buat kita ren " gundul pun memungut kertas yang di tindih batu sekepalan tangan dan bertuliskan ' kalian berjalan terus mengikuti jalan ini. Oblo. ' dengan spidol hitam. Setelah di rasa cukup dan segar, mereka berdua melanjutkan berjalan mengikuti petunjuk yang di dapatnya.
Jarak sungai tadi dengan tempat di mana gunawan dan teman-teman berada memang tidak terlalu jauh, mereka (gundul dan rendi) pun sudah sampai di tempat berdirinya tenda.


" wealaah kalian, sampai juga kalian ke tempat ini " lalu gunawan dan teman-teman menanyakan kenapa gundul dan rendi sampai kesasar. Rendi dan gundul pun menceritakan semuanya, gelak tawa pun kemudian terdengar di bukit tapak naga yang terkenal angker itu.

Tidak terasa, matahari sudah meredup di sisi barat. Kesepuluh anak manusia itu terlihat duduk-duduk sambil menikmati suasana senja di bukit tapak naga.
Mereka berbincang bersama, sesekali terdengar suara tawa-nya.

" Uhu.. Ternyata asik juga pemandangan senja di sini " suara si gundul.

" benar kan apa kata ku ndul, kalau tempat ini tidak kalah menakjubkan dengan tempat lain ?! " sahut si gunawan, lantas dia menumpuk ranting kering yang tadi di kumpulkan-nya.


(bersambung ke episode 4 Klik Di Sini)


klik ke postingan yang lalu.


tag: Cerita Misteri - Keris Penyebar Maut (KPM) episode 3

0 Response to "~ Cerita Misteri - Keris Penyebar Maut (KPM) episode 3 ~"

Posting Komentar