Cerpen: Kami Gagah Bersama Pramuka

p

"Apakah semuanya sudah siap?!"
"Sudah kak..," Jawab para anggota Pramuka hampir serempak.
Di hari menjelang sore, disebuah pelataran halaman sekolahan. Tampak siswa-siswi dengan berseragam pramuka sibuk mempersiapkan segala sesuatunya. Hari itu, mereka berencana berkemah disebuah lapangan terbuka tidak jauh dari sekolahan.

"Ilham, tolong kamu bawa tenda itu," Suara kakak pembina.
"Siap kak," Ilham dengan cekatan mengambil tenda putih yang tergeletak tidak jauh darinya.
"Andi, jangan lupa tali tenda dan pasaknya.
Rahma, apa peralatan memasaknya sudah siap juga?" Suara kakak pembina yang bernama kak Budi memberi perintah dan menanyakan peralatan memasak pada Rahma. Sementara kak Budi sendiri memeriksa barang-barang yang tadi dimasukkannya ke dalam tas besar, kemudian ia menggantungkan tas tersebut kepundaknya.
"Yang ini dibawa juga apa tidak kak?" Tanyanya Andi.
"Iya, dibawa.
Mari kita berangkat," Kata kak Budi mengajak semua anggota.

Sore itu, mereka terbagi menjadi dua regu dengan masing-masing beranggotakan 13 orang, karena memang kelas mereka berjumlah 26 siswa.
Gerimis yang turun rintik-rintik sedari tadi tidak menyurutkan semangat mereka. Semua tetap semangat dengan senyum yang mengembang.
"Kita dirikan kemahnya disana saja," Kata kakak pembina. Dengan sigap, mereka mendirikan tenda. Hanya sekejap, tenda pun sudah berdiri.
"Ilham, Andi, mana kayu bakar untuk api unggun nanti malam?" Tanyanya kak Budi. Kedua siswa itu tampak mencari keberadaan kayu bakar, tapi tidak ditemukannya.
"Tidak ada kak. Mungkin tadi tidak ikut kebawa," Jawab Ilham.
"Sekarang kalian ambil kayu-kayu itu," Suruh kakak pembina.
"Siap kak," Ilham dan Andi langsung menuju ke sekolahan guna mengambil kayu-kayu yang tertinggal.

"Semuanya berbaris," Suara kak Budi. Para anggota Pramuka bergegas menata diri membentuk barisan.
"Selamat sore semua penegak. Salam Pramuka!
Kita disini bukan untuk bersenang-senang. Kita disini untuk mengasah kemampuan berpikir kita, mental dan juga sikap kita.
Kita disini juga akan belajar. Belajar akan makna hidup, belajar bergotong royong, juga belajar untuk kebersamaan, kekompakan.
Kita disini akan belajar mempertebal mental, juga belajar untuk mendekatkan diri pada sang Khaliq, penguasa alam.
Kita disini juga akan belajar mempertebal jiwa nasionalisme pada bangsa kita, agar kita bisa bertahan, melawan, dan mengalahkan budaya-budaya luar yang mana telah menggerogoti jiwa nasionalisme pada pemuda-pemudi bangsa.
Jadi, perkemahan kita ini bukan untuk bersenang-senang, karena nanti ada kegiatan berat yang harus kita jalankan. Kalian mengerti?!" Kata kak Budi menerangkan.
"Mengerti kak...!" Serempak mereka menjawab.
"Bagus. Jawaban kalian sangat tegas. Kalian memang harus tegas dan gagah dalam menjawab semua pertanyaan. Kalian juga harus tegas dan gagah dalam tindakan. Namun ketegasan dan kegagahan kalian bukan untuk hal anarki, mengerti?!
Tepuk pramu...ka, prok prok prok, prok prok prok," Kakak pembina menyemangati para penegak. Mereka kemudian bernyanyi bersama. Suasanapun tampak riang.

PRAMUKA SIAPA YANG PUNYA

Pramuka siapa yang punya?
Yang punya kita semua……
Pramuka apakah lambangnya?
Lambangnya Tunas kelapa………
Kami pramuka…… Indonesia……………
Pramuka apakah janjinya?
Janjinya lah Tri Satya……
Pramuka apakah dasarnya?
Dasarnya Pancasila………
Kami pramuka...... Indonesia…………….

*

Malam telah tiba. Di bawah langit di atas tanah mereka harus menginap.
Hawa dingin pun telah menyergap mereka para penegak yang berkemah.
"Saatnya kita membuat api unggun..," Suara kak Budi membuat para penegak sumringah, semangat.
Terlihat Ilham menuangkan minyak tanah ke tumpukan kayu yang sudah tertata. Korek api dinyalakannya, dan 'Whug' api tampak berkobar menyala, menjilat-jilat ke angkasa.
Mereka kemudian bernyanyi-nyanyi dengan lagu pramuka. Bertepuk tangan hingga suasana kian meriah.
Di seberang jalan, tampak beberapa orang melihat ke arah para penegak dan kakak pembina. Mereka tersenyum, karena mereka tau bahwa yang dilihatnya adalah hal baik untuk membina anak-anak tunas bangsa.
Di ujung jalan, aku dan anakku bergegas mendekat.
"Bapak, itu apa?" Tanyanya anakku yang lucu dengan suara nan lugu.
"Itu namanya api unggun nak. Mereka para kakak-kakak sedang pramuka, berkemah," Jawabku menjelaskan.
"Pramuka itu apa bapak?" Anakku pun ingin mengetahuinya.
"Pramuka itu adalah..., emmm, Praja Muda Karana, rakyat muda yang senang bekerja atau berkarya," Jawabku yang lupa-lupa ingat tentang maksud dari Pramuka.
"Wuih... Om Zacky pinter..," Suara orang yang tiba-tiba berdiri disampingku.
"Eh om Caplin, bisa saja sampeyan ini, hehee,"
"Tapi benar kok om apa kata sampeyan tadi tentang Pramuka.
Eh om Zacky, kalau yang melopori Pramuka itu siapa?" Tanyanya Caplin. Sepertinya ia hanya mau mengetesku, pikirku.
"Tidak tau, aku lupa Plin,"
"Lupa apa lupa om, hikhikhik," Caplin malah terkikik.
"Yang mempelopori Pramuka adalah Lord Robert Badden Powell of Gilwell, pak dhe ku, hahaa," Kami pun tertawa pelan.
"Terus, pelopor Pramuka itu lahir dimana sih om?" Caplin tampak senyum-senyum.
"Kalau tidak salah nih, Badden Pawell lahir di London, Inggris, pada tanggal 22 Februari 1857. Sudah ah Plin kalau meledekku, hahaa," Kami memperhatikan para penegak dan pembina di tengah lapangan. Kami kemudian berlari mencari tempat berteduh karena hujan tiba-tiba turun dengan deras.
Dari tempat kami berteduh, tatapan kami terus terjuju ke tengah lapangan. Tampak tenda mereka bergoyang-goyang terkena hembusan angin kencang dan derasnya hujan.
"Lihat Plin, mereka begitu gagah. Mereka tidak beranjak dari tenda itu meskipun hujan deras dan kencangnya angin,"
"Iya ya, mereka tetap bertahan disana dan tidak berteduh di rumah warga," Kata Caplin.
"Itulah salah satu kegagahan mereka Plin. Mereka juga kan telah ditempa dengan mental pantang menyerah," Kataku.
Hujan turun kian deras. Caplin malah tertawa saat melihat salah satu tenda ambruk, mungkin tidak kuat menahan curah hujan dan terpaan angin yang sangat kencang.
"Allahu Akbar!!!," Suara Ilham, dengan gerakan cepat ia berlari keluar dari dalam tenda, meski kakinya tersangkut tali. Mereka yang berada dalam tenda itu pun berhamburan keluar untuk kemudian masuk ke dalam tenda yang satunya. (*)

6 Responses to "Cerpen: Kami Gagah Bersama Pramuka"

  1. мαdυмσє вlσg19 September 2015 pukul 19.39

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/cerpen-kami-gagah-bersama-pramuka.xhtml

    BalasHapus
  2. ;) Sudut pandang yg dipakai, kyknya campuran nih ... Haha..
    Jadi org ktga, maha tahu ....

    Btw, ceritanya sendiri sangat menarik :) hanya saja, endingnya yg menurut saya kurang terasa..
    :roll: Saya sendiri jg sering kesulitn menata ending yg baik, ha ....

    Salam aj buat adminnya :grin:

    BalasHapus
  3. Wehehee, ceritanya menarik, cocok untuk anak-anak muda yang mentalnya mulai dan sudah rusak, agar mereka cinta bangsa.

    BalasHapus
  4. Pramuka, bisa juga disebut dengan tempat untuk membina orang menjadi kuat kan gan?

    BalasHapus
  5. jadi kangen pramuka nih, kangen kebersamaannya.

    BalasHapus
  6. Salam gan.
    Bagus cerpennya. Berisi tentang pramula, lalu ada penhelasannya beserta anak-anak pramuka.

    BalasHapus