~ cerpen: pacarku di renggut miras ~

Selamat Siang Sahabat MWB.


~ cerpen: pacarku di renggut miras ~


Matahari juga belum menampakkan semburatnya, ketika kegaduhan aku dengar di luar rumah.
Suara laki-laki terdengar mengomel tidak jelas. Seketika itu aku langsung meloncat dari tempat tidurku dan bermaksud ingin melihat siapa dan ada apa laki-laki tersebut mengomel di pagi buta ini, begitu kata ku.
Kemudian aku sibakkan tirai jendela berwarna pink kesukaan istriku.
Aku terperanjak sedikit kaget, ketika aku lihat laki-laki itu di baju dan celananya banyak terkena muntahan dari mulutnya. Kemudian aku buka daun pintu yang sedari tadi malam tertutup rapat, dan aku pun keluar mendekati laki-laki yang lagi terbaring di lantai depan rumah. Bau aroma minuman keras atau miras tercium tajam oleh hidungku, hingga aku pun sempat merasakan pening di kepalaku (maklum, karena aku tidak terbiasa dengan aroma-aroma alkohol seperti itu).
Kemudian aku mencoba membangunkan laki-laki tersebut dengan menggerak-gerakkan tubuhnya, namun dia tidak bergeming.

" hemmm, rupanya dia tertidur pulas " begitu kataku lirih. Lalu aku berjalan kesamping rumah untuk mengambil sapu lidi dan pengkinya guna membersihkan muntahan orang tersebut.

" mas.., kamu di mana ? " suara istriku dari dalam rumah.

" aku di sini dik, ini lho ada orang mabuk muntah-muntah di sini " jawabku, lantas aku membersihkan muntahan di lantai depan rumah yang sudah pada retak dan mengelupas semennya.

" siapa dia mas.. ? " tanya istriku dari balik jendela kepadaku.

" siapa lagi kalau bukan si paijo anaknya pak gombloh dan si tono anak mama " jawabku dengan sedikit geram.
Paijo adalah teman dari adik ku yang sukanya mabuk.
Kemudian aku lirik istriku sudah berdiri di dekatku sambil menutup hidungnya dengan telapak tangannya.

" baunya mas.. aku tidak tahan " suara istriku dengan tangan masih menutupi hidung dan mulutnya, kemudian dia masuk lagi ke dalam rumah.

Aku masih membersihkan muntahan tersebut dan melirik ke arah si tono dan paijo yang terbaring pulas. Aku kaget, karena dari mulut si paijo keluar darah. kemudian aku melihat ke arah si tono, dia masih pulas tertidur dengan posisi menghadap ke dinding rumah.
Aku balikkan tubuh si tono dan memeriksanya, aku rasakan denyut nadinya melemah begitu juga dengan denyut jantungnya. Lalu aku periksa si paijo, dia lebih parah keadaannya.
Aku menarik nafas dalam-dalam, lalu aku masuk ke dalam rumah menemui istriku dan menceritakan keadaan mereka berdua, lantas istriku bergegas membangunkan orang tuaku yang saat itu masih tertidur.

Atas kesepakatan bersama, kemudian kami bergegas membawa tono dan si paijo ke rumah sakit terdekat. namun sayang, sebelum dokter dan perawat menangani keduanya, mereka telah tiada.

Orang tuaku seketika itu berteriak histeris, ketika beliau mendapati si tono sudah dingin dan tidak bernyawa lagi. Begitu juga dengan si paijo, badannya sudah kaku dengan sisa darah yang mengental di mulutnya. Mereka pergi untuk selamanya.
Kemudian kami membawa pulang jasad si tono, begitu juga dengan jasad si paijo yang di bawa pulang oleh keluarganya.


Suasana di rumah kami menjadi ramai oleh orang-orang.
Kabar meninggalnya si tono dan paijo karena over minuman keras cepat sekali tersebar. Setelah di selidiki, ternyata minuman keras yang mereka minum telah di campur dengan berbagai bahan berbahaya, seperti apotas, autan, dan entah apalagi namanya.

Sementara itu di sebuah sudut ruangan rumah, aku melihat si ratna tiada henti-hentinya menitikkan air matanya. Ratna adalah pacar si tono yang tengah hamil 1 bulan karena kecelakaan di ranjang.
Si tono dan ratna belum menikah, namun mereka telah terkena bujuk rayu setan hingga perut ratna pun terisi si jabang bayi. Kemudian aku menghampirinya dan mencoba untuk menghiburnya, meski sedih dan getir juga aku rasakan atas kejadian ini.

" sudahlah rat, ikhlaskan saja kepergian si tono, toh kepergiannya yang sekarang ini tidak akan kembali lagi " kataku pada si ratna.

" tapi mas.. dia itu kan pacarku, dan juga calon bapak dari bayi ini " suara ratna agak serak, dan tangan dia mengelus perutnya.

" iya rat, aku tau " kataku.

" tapi bagaimana dengan janin di dalam perutku ini mas.. ? " kata ratna di sela-sela isak tangisnya. Aku pun hanya bisa terdiam, lalu menatap dengan dalam wajah si ratna, ada kegetiran yang teramat sangat yang dia rasakan. Lantas aku menemui istriku agar dia menghibur si ratna meski sebentar.



Cerita di atas adalah fiktif, mohon maaf kalau terdapat persamaan nama tokoh pemeran cerita.
Semoga kita bisa mengambil hikmahnya untuk lebih berhati-hati dalam pergaulan, perilaku ataupun tindakan. Terima kasih, sampai jumpa pada cerpen berikutnya.



tag: cerpen: pacarku di renggut miras

0 Response to "~ cerpen: pacarku di renggut miras ~"

Posting Komentar