~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 7) ~

mukakuning2-1.jpg

mereka sudah memasuki ruangan kapal, dan menempati bilik-bilik kelas ekonomi.
pandangan mata dewi tajam memperhatikan sekelilingnya, lantas dia meletakkan tas ranselnya sebelum duduk di pinggir tempat tidur dengan busa tipis di balut kain putih.

" mbak, antar aku ke toilet yuk. aku sudah tidak kuat menahannya ini.. " tiba-tiba saja terdengar suara lina salah seorang temannya dewi.

" ayo, kebetulan aku sendiri juga kebelet pipis " jawab dewi pada lina.

" eh mbak, tasnya kita bawa saja ya, kan kita belum mengenal sekitar kamar ini, takut nanti tasnya di bawa orang, hehehee " kata si lina, kemudian mereka beranjak dari kamar tersebut mencari toilet.
setelah bertanya pada penumpang lain, mereka pun sampai di depan toilet umum di dalam kapal tersebut. kemudian tanpa menunggu lama merekapun langsung masuk ke kamar toilet
" waduh.. parah, parah.. " kata si lina setelah keluar dari toilet.

" kenapa mbak ? kok bilang parah " tanya dewi yang juga sudah selesai buang hajatnya.

" ini mbak, toiletnya parah, kotor sekali, seperti tidak keurus. sampai-sampai aku mau muntah mbak " kata lina.

" iya mbak, namanya juga toilet banyak yang memakainya. itu lihat, banyak orang keluar masuk toilet, hehee. sudah ach, ayo kita balik ke kamar tadi " kata dewi, dan mereka pun melangkah ke kamarnya.

" eh mbak, kita jalan-jalan sebentar yuk " ajak lina pada dewi, dan dewi pun mengiyakannya.
mereka asik berjalan dan memperhatikan suasana sekitar.

hampir 30 menit si lina dan dewi berjalan-jalan di dalam kapal tersebut
" mbak, yuk kita balik ke kamar " kata dewi pada si lina, dan lina pun mengangguk. mereka berjalan menuju kamar mereka, tapi apa yang terjadi ? mereka berjalan mutar-mutar lupa letak kamarnya.

" aduh mbak, kamar kita yang mana ya? dari tadi kita mutar tapi kamar kita tidak ketemu " tanya lina pada si dewi.

" iya ini mbak, kamarnya hampir sama semua. mana banyak orang berlalu lalang di sini dan kepalaku jadi pusing " kata dewi. kemudian mereka berdiri di dekat sebuah tangga ruangan. mereka mengatur nafas sambil memperhatikan di sekelilingnya mencari letak kamarnya.

sementara itu di sudut tangga tersebut, sepasang mata dari seorang pemuda memperhatikan mereka berdua. pemuda tersebut kemudian merogoh sakunya (mengambil permen) dan memakannya sebelum dia berdiri menghampiri si lina dan dewi.

" permisi mbak, apakah ada yang bisa saya bantu ?. saya perhatikan kalau mbak berdua lagi kebingungan seperti mencari sesuatu " kata pemuda tersebut.
dewi dan lina menatap tajam ke arah pemuda itu. di perhatikannya dengan seksama dari atas sampai bawah sebelum mereka menjawab pertanyaan dari pemuda berpenampilan sederhana tersebut.


" maaf, kamu ini siapa ?. iya, kami lagi mencari kamar kami. kami bingung kamarnya di mana, karena semua ruangan kamar di sini hampir sama semua " kata dewi menjelaskan masalahnya pada pemuda itu.

" kok bisa lupa ? " kata pemuda tersebut.

" kan tadi sudah di jelaskan ! " kata si lina dengan nada agak keras.

" hehee, iya iya.. saya tau. coba sekarang mbak tunjukkan tiket kapalnya pada saya " kata pemuda itu, seketika itu si lina dan dewi melongo/bengong dan saling pandang. dan mereka pun mencari tiket mereka di dalam tas bawaannya, kemudian memperlihatkannya kepada si pemuda tersebut.

" boleh saya melihatnya ? " kemudian tiket itu di berikannya oleh dewi. pemuda itu melihatnya sebentar.

" kamar mbak berada di BLOK H nomer 105A ruang melati " kata pemuda itu lantas tersenyum.

" oh.. " kata lina dengan bengong.

" iya mbak, dan blog itu berada tepat di atas tangga ini " kata pemuda tersebut menjelaskan.

" iya mas, iya sekarang aku ingat. terimakasih ya mas " kata dewi kepada pemuda berpenampilan sederhana tersebut.

" maaf mas, kalau begitu kami pamit dulu ya, terimakasih lho atas bantuannya " kata dewi, kemudian mereka melangkah menuju ke kamarnya. sementara itu, pemuda tadi menatap langkah mereka dengan senyuman mengembang.



Hari sudah sore, suasana ramai sangat terasa di dalam kapal tersebut.
Sementara itu, terlihat dewi sedang menekan-nekan keypad hanphonnya yang tadi sudah di charge di kamarnya, meski matanya harus rela melotot untuk menjaga keamanan hanphonenya dari tangan-tangan jahil.

" huff.., tidak ada sinyal apa ya ? kok tidak terkirm sms-nya. " kata dewi lirih sambil memperhatikan layar handphone.

" yaaa embak, mana ada sinyal di dalam kapal dan di tengah laut seperti ini " kata si lina sambil berbaring.

" he'em mbak lin, hehehee " kemudian dewi mematikan hanphonenya dan mengantonginya.

" eh mbak, kita lihat suasana luar yuk, lagian ini sudah sore. pasti bagus pemandangan air lautnya " kata lina.

" iya, tapi kita harus bilang dulu pada teman yang lain, agar nanti enak kalau terjadi apa-apa pada kita " kata dewi. setelah mereka menjelaskan pada teman-temannya, mereka pun keluar dari kamar itu.



Di sore itu, dewi dan lina berdiri di pinggiran lambung kapal. tangan mereka berpegangan pada besi putih (stainles) sebagai pagar kapal tersebut.
sesekali senyum mereka mengembang, pandangan mata tajam menyapu birunya air laut.
Mereka terlihat cantik, apalagi saat hembusan angin mempermainkan rambut mereka yang tergerai.

" mbak lina, indah sekali pemandangan laut ini ya mbak ? " kata dewi yang sesekali menyibakkan rambut yang menutupi wajahnya karena tertiup angin yang cukup kencang.

" iya mbak dewi. lihat itu, cahaya matari yang terpantul di air laut, timbul tenggelam sangat indah sekali " kata lina kemudian.

" ehem, permisi mbak.., apakah saya di perbolehkan di sini ? " kata seseorang yang tiba-tiba muncul di belakang dewi dan lina.

" oh silahkan, tempat ini untuk umum kok " jawab dewi spontan dan dia menoleh ke arah suara itu.

" eh kamu mas, silahkan mas " kata lina lalu tersenyum.

" mbak berdua lagi apa di sini ?, nanti masuk angin lho.. kan anginya kencang sekali " kata pemuda yang tadi di jumpainya di dekat tangga dalam kapal.

" kami lagi menikmati suasana mas " kata dewi menjawab pertanyaan pemuda itu.

" iya mas, suasana sore di tengah laut seperti ini ternyata cukup indah juga ya " kata lina kepada pemuda tersebut.

" iya mbak, pemandangannya indah. air laut yang tampak kebiruan dengan tiupan angin yang begitu kencang, sehingga terbentuklah gelombang yang saling berkejaran. hehee seperti halnya diriku yang lagi berkejaran dengan sesuatu " kata pemuda itu.

" yeee.. memangnya kamu berkejaran dengan sesuatu apa mas " tanya lina.

" sesuatu yang semoga membawaku pada perubahan hidup " kata pemuda itu.

" waduh, njimet juga ini orang " kata si lina dalam hati.


" maaf, mbak mau ke batam juga ya ? atau mau ke malaysia, singapore ? " tanya pemuda sederhana itu.

" emm, iya mas. kenapa ? " jawab lina pada pemuda di dekatnya. sementara itu si dewi asik memperhatikan ombak laut yang saat itu lumayan tinggi.

" tidak apa-apa mbak. kalau begitu tujuan kita sama " kata pemuda itu sambil menawarkan permen kepada lina dan dewi.

" terimakasih mas, ini di kantong juga ada permen kok. mas juga mau ke batam ya ?, ikut rekrutan juga ? " kata lina. sementara si pemuda itu tersenyum simpul saja

" saya tidak ikut rekrutan kok. saya orangnya tidak sekolah " kata si pemuda tersebut.

" lha terus ? " tanya lina yang mengernyitkan dahi.

" iya mbak, saya tidak sekolah, jadi tidak bisa ikut rekrutan seperti halnya mbak - mbak ini. lagian jarang sekali cowok di rekrut. hehee " kata pemuda tadi menjelaskan.

" emm begitu, terus mas ini bareng siapa ? kok aku lihat kemana-mana sendirian ? " tanya lina, kemudian dia membuka tutup botol air minum yang di bawanya dan menawarkannya pada pemuda di dekatnya.

" aku sendirian mbak. oh iya terimakasih. ngomong-ngomong mbak berdua ini berasal dari mana ? " tanya sang pemuda pada lina dan dewi.

" kalau aku berasal dari jogja, dan sudah 5 tahun tinggal di daerah kendal - jawa tengah. kalau temanku ini asli kendal. kamu sendiri dari mana mas ? " jawab dewi.

" wow.. podho dong (sama dong). aku juga dari daerah kendal " kata si pemuda tersebut. kemudian mereka saling memperkenalkan diri dalam keakraban.



Sementara itu di sebuah tempat yang jauh dari tengah lautan, terlihat pemuda gagah sedang merenung sendiri di beranda rumahnya yang terlihat sederhana.
Dia adalah si bagus anggara (pacarnya dewi). Dia duduk sendirian sambil sesekali menekan-nekan keypad hanphone.

" huff.., kapan ya dewi sampai di batamnya ? hemmm " kata bagus lirih. kemudian dia memandangi handphonenya, lantas beranjak dari tempat duduknya karena dari dalam rumah suara ibunya memanggil.

" iya bu, sebentar.., ada apa bu ? " kata bagus.

" antarkan ibu ke tempat pak dhe slamet ya gus " kata ibunya bagus.

" sekarang bu ? " tanya bagus.

" iya nak, sekarang " kata ibunya bagus. kemudian bagus mengeluarkan sepeda motornya dan memanaskan mesinnya.

" sampun/sudah siap ini bu.. " kata si bagus. kemudian mereka melaju, menuju rumah pak dhe slamet.


Tidak berapa lama kemudian, bagus dan ibunya sudah sampai di rumah pak dhe slamet.
Suasana di rumah tersebut sudah ramai di penuhi saudara pak dhe slamet dan tetangganya.

" ada apa ini bu ? kok rumah pak dhe slamet ramai dengan orang-orang " tanya si bagus pada ibunya.

" anaknya pak dhe meninggal di luar negeri gus " jawab ibunya bagus.

" innalillahi wa innaillahi rojj'un.. " ucap bagus dengan nada yang kurang fasih dalam bahasa arab.
kemudian bagus dan ibunya segera masuk ke dalam rumah tersebut. di lihatnya sebuah peti mati berwarna kecokelatan di tengah ruangan depan.

" eh bu lek wati, mas bagus. silahkan bu lek, mas bagus " kata seorang lelaki remaja kepada mereka berdua.

" iya wan. pak dhe dan bu dhe di mana ? " kata ibunya bagus.

" tadi ada di sini kok bu lek " kata remaja tadi yang bernama wanto sambil matanya mencari orang tuanya.
kemudian terlihat pak dhe slamet terlihat muncul dari balik pintu tengah.

" eh wati, silahkan wat. sama siapa kamu ? " kata pak dhe slamet.

" sama bagus dhe " jawab bu wati (ibunya bagus).

" oh.., bagusnya mana ? " kembali pak dhe slamet bertanya pada keponakannya itu.

" lho.. kemana ini anak ? " kata bu wati yang celingukan mencari si bagus yang tadi ada di dekatnya.

" assalamu'allaikum pak dhe " suara bagus tiba-tiba.

" wa'alaikumsalam.., dari mana gus ? " jawab dan tanya pak dhenya si bagus.

" dari sana pak dhe. membantu mas wanto mencari tikar " jawab bagus cengengesan. Kemudian bagus meraba celananya, karena handphone di saku celananya bergetar dan berbunyi.
di ambilnya handphone tersebut dari saku celananya.

" hemmm, silvy " gumam bagus yang ternyata mendapat kiriman SMS dari cewek yang di kenalnya di sebuah pantai indah (pantai sendang si kucing - rowosari - kendal - jawa tengah). Kemudian bagus membalas sms dari cewek yang bernama silvy tersebut.




Hari sudah malam, angin bertiup begitu kencang, dan ombak laut pun bergulung-gulung cukup besar.

" lihat itu di sana, cahaya lampu berkelap-kelip timbul tenggelam di antara ombak yang berkejaran " kata pemuda sederhana kepada dewi dan lina yang masih berdiri di tepian badan kapal, menikmati suasana laut dan tidak memperdulikan angin dingin yang sejak tadi menampar mereka.

(bersambung ke episode 8)



tag: novel bersambung: cintaku merintih di pulau batam (episode 7)

1 Response to "~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 7) ~"

  1. zαcку мαdυмσє2 Mei 2015 pukul 18.37

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/novel-bersambung-cintaku-merintih-di-pul-4.xhtml

    BalasHapus