~ di antara air hujan aku memelukmu ~

~ diantara air hujan aku memelukmu ~

Cuaca langit begitu cerah, warna yang kebiruan dan hanya sedikit terselimuti mega, karena tadi habis mengguyurkan hujan memenuhi dahaga bumi dan seisinya..
Di pinggiran sudut desa, aku duduk sendiri di bongkahan batu hitam sambil menikmati orang hilir mudik di sore itu.
Berlahan aku hisap rokok ke sukaanku " hemmm " nikmat terasa, apalagi tiupan sepoi angin yang sangat menyejukkan.
Dari kejauhan, aku lihat dua gadis mengayuh sepeda di barengi tawa renyah mereka dalam canda.

" hemmm siapa ya mereka ? " gumamku kala kedua mata ini kembali tersentuh oleh vitamin karena gadis-gadis tersebut.
Kemudian aku mengambil ancang-ancang mempersiapkan diri untuk menyapa mereka bila sampai di dekatku, gumamku lagi.
Benar saja, kedua gadis tersebut kian mendekat di mana aku duduk.
Namun tiba-tiba " hey jo ! , ngalamun saja kamu " suara seseorang dari belakangku sambil menepuk pundak kananku. Sontak saja aku kaget dan pantat pun sampai bergeser dari tempat duduk yang mulai hangat saat aku sentuh.

" woy ! , kamu plin, ngageti aku saja ! " kataku dengan agak ngondok/jengkel.

" hahahahaa, sorry jo.. sorry.. , lagian sedang apa kamu di sini ? " kata temanku yang bernama caplin di sela-sela tertawanya.

" aku lagi menikmati suasana sore plin.. , kamu sendiri mau apa ke sini ? " kataku, lalu aku menghisap rokok yang tadi sempat jatuh karena kaget.

" aku lagi jalan-jalan saja, suntuk di rumah. eh lihat itu jo, ada dua cewek " kata si caplin sambil memasang aksi dengan merapikan rambutnya.

" sudah tau ! " jawabku, dan aku pun tidak mau kalah dengan si caplin yang berdiri di dekatku.


" suit suiiiit, hello cewek.. " tiba-tiba saja suara si caplin kepada kedua gadis tersebut, tapi kedua cewek itu cuek saja sambil terus mengayuh sepedanya.

" ah kamu plin, jangan pakai suit suiiit suara bersiul gitu, norak ! " kataku dengan bibir yang monyong.

" terus gimana jo ?, hehehee " kata si caplin malah cengengesan.

" ya tidak tau, wueeeek " kataku sambil menjulurkan lidah, dan aku pun menjotoskan kepalan tanganku ke lengan atas si caplin namun pelan.

" aduh ! sialan kamu jo, sakit tau ! " suara caplin yang aku lihat sambil meringis seperti kesakitan.

" ah begitu saja sakit bro.. bro " kataku, lantas aku menoleh keujung jalan, rupanya kedua gadis tadi berhenti di sana.

" ya jelas sakit jo..., lihat ini " kata si caplin sambil memperlihatkan benjolan kecil seperti bisul di lengan atasnya.

" huahahahaa maaf plin, aku tidak tau kalau nangkring bisul di situ " kataku pada caplin setelelah aku tertawa lebar.


" lihat itu plin, kenapa cewek-cewek itu, kok pada berhenti di sana " kataku pada caplin.

" tidak tau, aduh... " jawab si caplin yang masih mengaduh.

" kenapa lagi plin ? " tanyaku.

" pulsa ku habis jo, hehee " jawab caplin dengan ringan, kemudian dia memasukkan handphone-nya ke saku celana lagi.



Entah kenapa, hatiku berdebar saat aku melihat salah satu gadis tersebut. Keinginan berkenalan pun kian bergejolak mendorong rasa untuk bersentuhan dengan hatinya.

" wew halah, gerimis jo " suara si caplin mengejutkan lamunanku." iya plin, hehehee " kataku.

" ayo kita pulang saja jo, sepertinya mau hujan lagi ini " kata si caplin dan bersiap ingin melangkah pulang.

" sebentar plin, sepertinya gerimisnya hanya lewat saja, seperti cewek-cewek tadi.. " sahutku dan kembali mencabut sebatang rokok dari bungkusnya.

" wew.. lha ini cocok, bagi rokoknya jo " kemudian tangan caplin pun menyambar bungkus rokok yang berada di tanganku.

" sialan, habis ya rokoknya ?! " kata si caplin dengan mata melotot mau copot, aku pun langsung tertawa.

" he'em plin. ini, kita join bro.. " kataku lantas memberikan rokok yang sudah aku hisap kepada si caplin.


Rupanya gerimis berganti hujan, dan kami langsung berlari dan berteduh di emperan rumah yang tidak jauh dari tempatku dan caplin ngobrol-ngobrol tadi. Sementara itu kedua gadis tadi bergegas mengayuh sepedanya menuju ke arah kami.

" hey plin, kamu kenal dengan cewek-cewek tadi tidak ? " tanyaku pada temanku itu.

" ya kenal dong.. mereka kan anak desa sebelah " kata si caplin dengan gayanya.

" ah yang benar ? memang kamu sudah pernah berkenalan sama mereka ? " tanyaku yang agak mencibir si caplin, maklum.. kami suka beradu argumentasi dan saling menjatuhkan kalau lagi membahas cewek, namun hal itu hanya dalam koridor bercanda tidak sampai marah apalagi sampai marah di dalam hati.

" benar jo.., ah kamu saja yang tidak gaul, jadi tidak ngerti kalau desa sebelah ada cewek cantik, hahahaa " kata si caplin yang di susul dengan tawa.


" hey winda dan tulkiyem, ngiyup/berteduh dulu sini.. " tiba-tiba saja si caplin memanggil kedua cewek yang lagi kami omongkan itu.

" wueeeek " salah seorang cewek tersebut malah sedikit menjulurkan lidahnya pada si caplin. aku hanya terbengong, lalu tertawa sendiri dalam hati.

" wew.. ya jangan seperti itu dong yem tulkiyem.. " kemudian si caplin bangkit dari duduknya dan entah mau apa si caplin ini. Yang jelas, pandanganku tidak mau luput untuk menatap gadis yang satunya lagi, yang di mataku gadis tersebut sangat cantik.

" makanya jangan wuak wuek wuak wuek yem.., hahahaaa " kata si caplin. Dan kedua cewek itu berhenti di dekat kami duduk berteduh, karena aku lihat sepeda yang di naiki si tulkiyem (si caplin memanggilnya) rodanya tersangkut kayu yang tadi sempat jatuh terkena angin kencang.

" winda, berteduh dulu di sini, jangan hujan-hujanan " kata si caplin.

" ya mas, terima kasih. tanggung ini, sudah terlanjur basah.." jawab gadis cantik yang bernama winda. Ternyata si caplin tidak bohong, hehehee.

" ya mbak, berteduh dulu.. nanti masuk angin lho.. " kataku yang tidak mau kalah sama caplin.

" walah, ikut-ikutan saja kamu jo " kata si caplin lalu nyengir, lantas dia menghampiri cewek tersebut dan berhujan-hujanan.

Tidak lama kemudian, kedua cewek tersebut mengayuh sepedanya, dan aku hanya bisa menatap kepergiannya bersama desir di relung jiwaku.



Waktu terus berlalu, semenjak aku jumpa dengan gadis yang bernama winda itu, aku selalu gelisah. Kegelisahan itu sering datang ketika fikiranku mengembara dalam mencari sebuah cinta.

" hey plin, kamu lagi apa ? " kataku pada caplin lewat handphone.

" aku lagi jaga toko punya emak jo, ada apa ? " jawab si caplin.

" oh, tidak bisa di ganggu dong kamu " kataku.

" bisa juga. memang ada apa sih jo ? " kata si caplin penasaran.

" tidak ada apa-apa, cuma mau ngajak kamu main " jawabku di sela batuk ku, karena kesedak tahu goreng yang aku makan.

" tumben kamu ngajak main jo ? ada angin apa ini, hahaa " kata si caplin.

" mau tidak main ? " kataku lagi.

" main apa jo, main kartu, main play station, atau main cewek, hahahaa " kembali terdengar tawa si caplin dari mikrofon hp.

" main apa saja bro.. " kataku pada si caplin.

" ok bro, tapi nunggu emak pulang dari kondangan ya " kata si caplin, kemudian kami menutup pembicaraan. Sementara itu aku mengeluarkan sepeda motorku yang butut dan menuju ke tempat si caplin.


Tidak berapa lama, aku sudah sampai di tempatnya caplin.
" weleh weleh.. rapi sekali kamu jo, memang mau kemana sih jo ? " kata si caplin menyambut kedatanganku, hahaa.

" kemana saja bro, yang penting bisa menghilangkan kesuntukan " kataku dan langsung duduk di kursi depan rumahnya caplin. Dan aku lihat emak/ibunya si caplin pulang dari kondangan, pas sekali ini.. gumamku.
Kemudian tanpa menunggu lama, si caplin langsung aku seret ke atas sepeda motor dan kami pun langsung tancap gas mencari tempat yang pas untuk ber-enjoy sebentar dari kesuntukan.


" Kita berhenti di depan sana saja plin " kataku pada caplin yang tadi aku suruh memegang kemudi sepeda motor.

" ok jo " jawabnya, kemudian kami berhenti di pinggiran jembatan, lantas kami duduk-duduk di situ dan menikmati pemandangan orang yang berlalu-lalang.

" enaknya sambil udud in jo " kata si caplin dan dia mengeluarkan rokoknya.

" tau saja kamu plin, kalau aku lagi tidak bawa rokok, hehehee " kataku.

Kemudian aku menceritakan gejolak di hatiku terhadap cewek yang bernama winda kepada si caplin. Caplin menanggapinya dengan tertawa lebar sebelum dia menceritakan siapa si winda itu. Kemudian dia memberikan nomer hpnya winda kepadaku.
Antara caplin dan winda ternyata sudah kenal dekat, namun mereka hanya sebatas kenal dan teman saja.

" kamu suka padanya ya jo ? " tanya caplin padaku.

" begitulah plin, hehee " kataku.

" oh, teruskan jo, dia itu anak yang baik kok " ujar si caplin.

* *


Kami terus berbincang-bincang di pingiran jembatan tersebut sampai sore, kemudian kami memutuskan pulang karena di antara kami masing-masing ada tugas yang harus di selesaikan.

" ok plin, terima kasih ya atas nomer hpnya winda " kataku pada caplin sebelum aku pulang ke rumah.

" ok jo, nanti akan aku bantu untuk mendapatkannya, hahaa " kata si caplin yang entah serius atau hanya berseloroh/bercanda saja.


Malam telah tiba meski belum larut, karena jam baru menunjukkan angka 18.46 wib.
Karena tugasku sudah selesai, maka aku bergegas mengisi pulsa nomerku, kebetulan batterai handphone juga full.
Sambil memutar mp3 lagu kesukaanku, aku kemudian mencoba berkirim SMS ke nomer winda. Satu SMS telah terkirim, namun tidak juga mendapat balasan. kemudian aku kirim lagi, 1 sampai 3 SMS, tapi tidak kunjung mendapat balasan juga.
" huff, benar apa tidak sih ini nomernya winda ? " kataku lirih, kemudian aku sruput/minum coffe mix hangat yang tadi aku bikin, hemmm nikmatnya..
Aku lirik hpku, tapi belum ada balasan dari winda. Mulailah darah tinggiku merayap menggerayangi kepalaku.

"Sialan ! kenapa tidak di balas ya " kataku sedikit geram. Akan tetapi, mendadak aku tersenyum karena balasan yang aku tunggu muncul juga.
Singkat cerita, kami ber-SMSan sampai malam. Ternyata si winda adalah seorang gadis yang baik, pinter juga sopan, itu menurutku. Dan kesemuanya itu semakin membuat aku jatuh hati kepadanya.



Waktu terus berganti, dan cintaku kepada winda semakin hari semakin mendalam saja, begitu juga dengan si winda.
Canda dan tawa hampir tidak pernah lepas dari kami berdua di saat kami berjalan bareng atau pun sekedar ber-SMSan. Kecerian selalu mewarnai kami. Hingga pada suatu hari, di saat aku dan winda lagi jalan bareng di suatu tempat, kami cekcok karena hal yang sepele menurutku.
Kecemburuan winda terhadapku telah membuatnya marah, hingga dia pun ingin pergi jauh dari cintaku kepadanya.

" sudah jo, kita akhiri saja hubungan kita ini " meluncur kata itu dari bibir manis si winda.

" kok begitu win ? memangnya ada apa ? " kataku yang tidak mengerti dengan maksudnya dia.

" jangan pura-pura tidak tau jo, bukankah kamu telah selingkuh sama cewek lain kan ? " kata winda dengan raut wajah yang begitu dingin.

" apa win ? apa aku tidak salah dengar, memangnya aku selingkuh sama cewek mana dan kamu tau dari mana ? " suara agak parau, karena tiba-tiba saja dadaku sesak mendengar pernyataan winda tersebut.

" kamu tidak perlu tau, karena aku sudah tau jo " kata winda dengan bersungut-sungut.

" benar win, aku tidak pernah menduakan cintaku kepadamu, apalagi sampai berselingkuh segala " kemudian aku diam, menatap wajah winda dengan tajam.

" kamu jahat jo " kata winda, yang kemudian aku lihat dia menekuk wajahnya.

" jahat bagaimana win ?, ya sudah kalau kamu tidak percaya kepadaku. sekarang kita pulang saja yuk, tenangkan diri dulu di rumah " kataku padanya.

" tidak mau, kalau kamu mau pulang ya sana pulang duluan, aku mau pulang sendiri " kata winda agak keras kepala.

" jangan begitu dong sayang..! lihat ke langit, mungkin sebentar lagi akan turun hujan " kataku sedikit merayunya.

" biar saja hujan " katanya dengan enteng/ringan.

" bener.. kamu mau pulang sendiri.. ? ya sudah.." kemudian aku mendekati sepeda motor butut ku dan menyalakan mesin sepeda motornya.

" ayolah win.., kita pulang bareng, sudah gerimis ini.. " namun winda tidak menjawab ajakanku, dia diam dengan wajah menempel di lutut sambil tangannya memainkan ranting yang tadi ada di dekatnya.

" waduh, hujan beneran ini " kataku, lalu aku mengambil jas hujan yang aku simpan di jok sepeda motor. aku lihat si winda tidak bergeming dari tempat duduknya meski hujan turun agak deras.

" apa sih maunya dia ? " kemudian aku mendekati winda yang tubuhnya sudah basah kuyup.

" win...da.., winda sa..ya..ng, ayo dong kita pulang bareng. maafkan aku kalau kamu menganggap aku bersalah " kataku pada dia, dan aku tarik tangannya yang mulai dingin karena air hujan.

" kenapa kamu masih peduli denganku jo ? tinggalkan saja aku sendiri " ucap winda yang aku lihat dia mulai kedinginan.

" win.., karena aku sayang dan cinta kepadamu. percayalah win, kalau aku tidak pernah selingkuh dengan siapapun " kataku meyakinkan si winda.

" tapi.., yang kemarin berboncengan denganmu itu siapa ? " kata dia.

" kapan win ? " kataku.

" kemarin aku melihatmu berboncengan dengan cewek lewat dekat penggilingan padi " kata winda sambil menahan dingin.

" oh.. itu. itu kakak ku yang baru pulang dari jakarta. kemarin kami mau mencari mie ayam. " kataku, yang kemudian aku merasa geli di buatnya.

" yang benar? benar itu kakak mu ? kamu tidak bohong kan ?! " suara winda yang masih belum percaya.

" benar sayang, aku tidak berbohong " kataku padanya. winda pun terdiam.
Kemudian aku pegang tangan winda, dan aku memeluknya di antara air hujan yang membasahi tubuh kami. Aku coba memberikan kehangatan pada rasa kami. SEKIAN.

Cerita ini hanya fiktif, mohon maaf kalau terdapat kesamaan nama.



tag: diantara air hujan aku memelukmu

1 Response to "~ di antara air hujan aku memelukmu ~"

  1. zαcку мαdυмσє1 Mei 2015 pukul 13.06

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/di-antara-air-hujan-aku-memelukmu.xhtml

    BalasHapus