~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 8) ~

jembatan-barelang-img.jpg<br
jembatan barelang. (foto google)



Mereka masih berdiri di pinggiran lambung kapal, sesekali terdengar suara tawa mereka diantara riuh suara angin dan orang di sekitar.
" kita duduk di sana yuk lin, wi " kata pemuda tersebut.

" ayo. ayo lin " kata dewi yang juga mengajak lina. mereka pun duduk di lantai kapal dengan beralaskan kertas koran yang di ambilnya dari tas ransel pemuda tersebut.

" lama-lama dingin juga wi ? " kata lina pada dewi.

" he'em lin, dingin.. " jawab dewi yang lantas melirik kearah pemuda di sampingnya. pemuda itu pun tersenyum.

" iya dingin, anginnya kencang sekali. lihat orang-orang itu, apakah mereka pada tidak kedinginan ya ? " kata pemuda itu sambil menunjuk ke arah orang-orang yang tidur ataupun sekedar tiduran di lantai kapal tersebut.

" he'em, kok mereka pada tahan ya tidur di lantai kapal dengan udara yang begini kencangnya " kata dewi.

" itu karena mereka pada tidak kebagian tempat wi.. , seperti halnya diriku yang menempati di dekat tangga tersebut " jawab pemuda tersebut.

" kok bisa begitu mas ?, apa karena di dalam kapal sudah penuh terisi ? " tanya lina kepada sang pemuda di dekatnya.

" aku rasa tidak begitu lin, hehehee itu karena mereka juga diriku hanya mempunyai tiket ekonomi yang murah hingga tidak mendapatkan tempat di kabin " kata pemuda itu.

" oh begitu.., tapi kan lebih baik masuk ke dalam yang tempatnya hangat, tidak dingin seperti ini " kata lina yang menyedekungkan/menekuk lututnya.

" mungkin kalau di dalam terasa sumbek, kalau di sini kan bebas pandangannya langsung tertuju pada alam bebas. maaf ya.. aku merokok dulu " kata pemuda tersebut, lantas menyulut rokok marlboro kesukaannya.

" aduh.. asapnya rokok itu lho mas.., uhuk uhuk " suara si lina sambil mengipas-ngipaskan telapak tangannya di dekat wajahnya, karena asap rokok dari si pemuda tersebut melewati kedua cewek cantik itu.

" iya ini, asap rokoknya mengganggu kita mas.. hehehee " kata dewi lalu tertawa kecil.

" kan tadi aku sudah mintah maaf kalau aku mau merokok, ok ok.. aku matikan rokoknya " kemudian rokok yang baru beberapa kali di hisapnya itu pun di matikan, lantas pemuda tadi membuka tutup air mineral dan langsung meminum airnya.


Tidak terasa, waktu sudah pukul 19.46 wib. Kemudian pemuda itu berpamitan pada kedua cewek di sampingnya.

" emmm, maaf wi, dan lina. sepertinya sudah memasuki waktu sholat isya' ini. aku harus sholat dulu, apa kalian juga mau sholat dulu ? mari.. " kata pemuda itu yang ternyata masih mengingat waktu untuk beribadah dan mendekatkan diri pada sang khaliq, yakni dengan menjalankan sholat (meski tadi waktu maghrib si pemuda tidak menjalankan ibadahnya. hehehee).

" iya mas, silahkan. dan aku juga mau sholat isya' " kata dewi kepada si pemuda.

" kalau aku prei dulu, aku lagi ada halangan. xixixixii " kata lina dan tertawa kecil.

" oh tidak apa-apa lin kalau lagi ada halangan. kita sholat berjama'ah di musholla kapal yuk wi " kata pemuda tersebut pada keduanya.

" memang ada mushollanya ya mas ? " tanya si dewi.

" ada wi, dan kamu ada rukuhnya (mukhena) kan ? " tanya si pemuda.

" ada mas, di dalam tas, tapi tasnya di dalam kamar sana " kata dewi. kemudia dewi dan lina beranjak dari tempat itu menuju kamar kamar. sementara si pemuda itu menunggu di tempat.
Tidak berapa lama kemudian, dewi datang di hadapan si pemuda dengan membawa tas plastik hitam (tas kresek).

" ayo mas " suara dewi yang mengejutkan si pemuda tersebut, karena dia lagi melamun, memikirkan apa yang harus di lakukannya nanti setibanya di pulau batam.

" eh kamu wi ?, ayo. hehehee " kata si pemuda. kemudian keduanya berjalan menuju mushola kapal yang berada agak di belakang badan kapal.

" itu tempat wudhu untuk wanita-nya wi. silahkan, dan nanti tunggu aku di sini ya setelah kamu selesai sholat. awas lho.. kamu jangan pergi duluan, entar malah nyasar-nyasar " kata si pemuda tersebut, lalu dia memejamkan matanya setelah berkata begitu.

" iya mas " jawab dewi, kemudian dia mengambil air wudhu.


Setelah mereka selesai menjalankan ibadah sholat-nya, lantas mereka berjalan-jalan melihat suasana dalam kapal.

" ini ruangan apa ya mas ? " tanya si dewi pada pemuda itu.

" oh, ini ruangan bioskop wi, lihat itu tulisan di atas pintu masuk " jawab si pemuda dan tersenyum.

" hehee aku tidak melihatnya mas. film yang di putar apa ya ? " kata dewi lalu tertawa kecil.

" tidak tau judulnya apa, yuk kita lihat gambar film yang di putar nanti " kata si pemuda tadi, lalu mereka mendekat ke dinding di mana di tempelkannya gambar dari film di bioskop tersebut.

" oh.. film barat. kok harga tanda masuknya mahal sekali ya mas ? 20.000,- " suara dewi menanggapi film dan harga tiket masuknya.

" hehee iya wi, apa-apa mahal di dalam kapal ini. kemarin aku beli 1 gelas kopi panas saja harganya 5.000,- itu pun rasa kopinya tidak manis juga tidak pahit, dan juga sedikit sekali isinya.. " kata si pemuda menjelaskan.

" oh begitu ya mas ?, terus mas sendiri makannya bagaimana ? maksudku makan pagi, siang, sore, begitu mas " kemudian dewi menanyakan tentang makan kepada pemuda di sampingnya yang berperawakan tidak terlalu ganteng juga tidak jelek. namun cukup manis dan tidak membosankan untuk di pandang.

" sebenarnya bagi penumpang kelas ekonomi ada jatah makan, hehee yang jelas-jelas dalam tiketnya tertera NO KABIN saja bisa dapat makan, tapi ya itu.. aku malas mengambil jatah makannya karena antriannya panjang, dan juga aku tidak cocok dengan masakan di sini " kata pemuda tersebut menjelaskan panjang lebar.

" terus ? kamu tidak makan begitu ?! " tanya dewi.

" bukan begitu wi, aku makannya cukup roti dan mie yang aku bawa dari rumah. kan di sebelah sana ada air panas untuk membuat mie jadi masak. hehehee " kata si pemuda.

" oh.. " suara dewi yang mendengarkan penjelasan si pemuda dengan serius.

" he'em, yuk wi kita jalan lagi " kata pemuda tersebut mengajak cewek cantik tersebut.

Tangan pemuda tersebut tanpa di sadarinya memegang telapak tangan si dewi (menggandengnya) dan mengajak dewi untuk melanjutkan berkeliling di dalam kapal.
Sejenak dewi terdiam dan memandang tangannya yang di pegang oleh si pemuda tersebut.

" maaf mas, sebaiknya kita tidak bergandengan tangan seperti ini " kata dewi dengan suara yang lembut.

" oh maaf, maaf ya wi. aku terbawa suasana berjalan dengan pacarku dulu " kata si pemuda agak gugup.

" iya mas " jawab dewi dengan singkat.




Keduanya terus menelusuri lorong-lorong ruangan kapal, hingga mereka tiba di sebuah kaffe kecil yang cahaya lampunya agak remang-remang.

" tempat apa ini mas ? sepertinya kok romantis suasananya " tanya dewi dengan menoleh ke arah wajah sang pemuda di sampingnya.
Si pemuda tidak langsung menjawab pertanyaan gadis cantik tersebut, dia kemudian menarik nafas dalam-dalam sambil memejamkan kedua matanya. Hembusan hangat nafas dari dewi ternyata telah membuat si pemuda teringat akan cintanya, di mana kelembutan yang sering di terima saat dia lagi bersama pacarnya.

" kenapa mas ? " suara dewi dengan menatap penuh tanya karena si pemuda tersebut tidak menjawab pertanyaannya.

" tidak apa-apa wi. iya suasana di sini cukup romantis " jawab si pemuda dengan pelan.


(bersambung ke episode 9)



tag: novel bersambung: cintaku merintih di pulau batam (episode 8)

1 Response to "~ novel: cintaku merintih di pulau batam (episode 8) ~"

  1. zαcку мαdυмσє2 Mei 2015 pukul 19.32

    http://zackymadumoe.mywapblog.com/novel-bersambung-cintaku-merintih-di-pul-6.xhtml

    BalasHapus